BIANCA || 28

351 15 4
                                    

Happy Reading!

***

Hari ini Bianca berangkat sekolah sendiri dengan membawa mobil kesayangannya. Beckham menghubunginya bahwa ia tidak bisa menjemput karena tidak akan masuk hari ini dengan alasan urusan keluarga.

Sampai disekolah, Bianca langsung pergi ke kelas. Namun saat di koridor, ia dihadang oleh seorang lelaki.

"Lo Bianca?" tanya lelaki itu.

"Iya," jawab Bianca datar.

"Gue Diaz, ketua OSIS disini. Boleh ikut gue sebentar?"

"Kemana?"

"Ruang OSIS."

"Ngapain?"

"Ada yang perlu gue omongin,"

"Yaudah disini aja."

"Disini rame, kurang enak ngomong nya."

"Tapi gue gak bisa lama-lama,"

"Gak apa-apa, ayo."

Keduanya berjalan menuju ruang OSIS. Sesampainya disana, Bianca duduk di sofa panjang.

"Cepet, mau ngomong apa?!"

"Lo pacaran sama Beckham?" tanya Diaz.

Bianca menautkan kedua alisnya. "Lo ngajak gue kesini cuma mau nanya itu?" datar Bianca.

"Jawab aja!"

"Lo tau jawabannya,"

"Jadi bener?"

"Ya,"

Diaz beralih duduk di samping Bianca yang membuat gadis itu risih.

"Mending lo putusin aja, dia gak sebaik itu." Diaz mencondongkan tubuhnya hingga wajah mereka terlihat sangat dekat.

"Jauh-jauh dari gue, sialan!" ujar Bianca dingin.

Diaz menarik sudut bibirnya. Ia semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Bianca.

"Putusin Beckham, dan jadi pacar gue." kata Diaz.

Bianca terkekeh kecil. "Lo tau gue siapa?"

"Hm, anak Pak Hanif,"

"Itu lo tau, jadi jangan macam-macam!"

"Enggak, kok. Cuma satu macam doang," ujarnya.

"Maks—,"

Ucapan Bianca terhenti saat tiba-tiba Diaz mencium bibirnya. Matanya membulat karena terkejut. Tubuhnya menegang sempurna. Sialan! Kekasihnya saja belum pernah mencium bibirnya seperti ini.

Dengan sekali dorongan, Bianca berhasil keluar dari kukungan lelaki itu.

"Sialan! Gue pastiin setelah ini, hidup lo gak akan aman!" Bianca melenggang pergi. Keluar dari ruangan terkutuk itu.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang