5 | Tamu Tak Diundang

501 71 22
                                    

"Selamat da—" Seorang perempuan berkuncir cepol menganga cukup lebar saat melihat pengunjung datang. Ia berdiri gugup dengan kedua mata berkedip cepat menatap tubuh tinggi David yang dikawal dua pria berjas hitam. Ia segera mendekat sambil mengusapkan tangan ke apron merah marunnya. "A-ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya.

"Aku mau pesan Dak Kimchi Tteokbokki," ujar David, mengamati sekeliling ruangan minimalis itu. Ia cukup sering mengantar-jemput Sehun kuliah, dan restoran yang tengah ia datangi bisa dipastikan selalu ia lewati. Namun, baru pertama kali ini ia datang ke tempat itu.

"Ba-baik, Tuan. Silakan duduk dulu."

Keberadaan David cukup mengundang perhatian pengunjung lain. Empat meja yang terisi tengah memusatkan pandangan ke arah pria itu. Sesekali mereka akan mengangkat ponsel, mencuri beberapa bidikan foto, lalu mengunggahnya di internet. David berusaha menyapa mereka dengan segaris senyum tipis.

"Apa istriku dan Sehunnie sering ke sini?" tanya David kepada pengawalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa istriku dan Sehunnie sering ke sini?" tanya David kepada pengawalnya.

"Benar, Tuan. Biasanya Nyonya Park dan Tuan Muda akan makan siang di sini."

"Benarkah?" Kedua alis David terangkat naik. Ia mengusap dagunya pelan. "Kenapa aku tidak tahu, ya?"

"Sejujurnya saya dilarang mengatakan ini ...." Pengawal berdasi hitam pekat itu sedikit membungkuk. "Nyonya pernah bilang bahwa ini menjadi tempat rahasia seorang ibu dan anak untuk berbagi rahasia."

David tertawa pelan. "Maksudmu adalah seperti time zone di mal?" tanyanya yang diangguki oleh si pengawal. "Sehunnie benar-benar sesuatu," ucapnya kemudian.

Sama seperti Haneul yang memiliki tempat rahasia, David pun memilikinya. Ia dan Sehun kerap bermain bersama di time zone sebagai cara mereka mendekatkan diri. Meskipun terbilang cukup tua untuk bermain, David berusaha menyeimbangkan usianya agar Sehun menjadikannya teman bicara. Sepertinya setiap orang tua begitu. Memiliki tempat spesial masing-masing bersama si buah hati.

"Oh, Tuan Park, selamat datang di kedai kami." Seorang pria berkemeja kotak-kotak datang dari dapur. Ia membungkuk sopan seraya berkata, "Saya turut berduka cita atas meninggalnya Nyonya Park," ujarnya.

"Terima kasih." David berdiri membalas sambutan. "Saya dengar, istri dan putra saya sering datang ke sini. Maaf karena baru bisa ke sini sekarang."

"Tidak apa-apa, Tuan. Suatu kehormatan untuk melayani Anda di sini."

Di sela obrolan itu, pelayan perempuan yang tadi menyambut David, muncul membawa dua kotak besar pesanan. "Ini Dak Kimchi Tteokbokki dan Haemul Kimchi Tteokbokki," ujarnya, menyerahkan kotak itu kepada David. "Saya menambahkan kimchi terpisah," tambahnya.

David tersenyum menerima kotak itu lalu diberikan kepada pengawal. "Saya akan datang lagi bersama Sehunnie nanti," katanya. Ia merogoh saku dalam jasnya ketika pria beruban itu mundur dengan kedua tangan terangkat ke udara.

I am so Lucky to Have You [OSH] Complete | Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang