07 : restu mama

28 6 0
                                    

-mark

Setelah diriku berkecimpung di dapur untuk mencari bahan-bahan yang tersedia di kulkasnya, aku pun langsung memasak seadanya. Aku tidak memasak bubur atau makanan yang seperti di rumah sakit karena menurut ku kondisi ka Reyhan baik-baik saja selain perutnya yang kosong. Mungkin karena itu dirinya sakit. Tapi saat ku rasakan detakan jantungnya, terdengar suara yang tidak seperti biasanya. Detakan jantungnya semakin cepat yang aku asumsikan karena dia sedang berbohong tentang sakitnya. Namun aku menepis buruk sangka itu karena aku yakin mana ada orang yang mau sakit.

"Nih ka makanannya." Ucapku menyodorkan makanan ke dirinya.

"Suapin." Suaranya datar namun tidak matanya.

Hah?

"Tangan Kaka sakit?"

"Iya, tangan gue lemes."

Baiklah, hitung-hitung masa co-as. Aku ambil piringnya dan ku ambil sesendok makanan dari piring tersebut kemudian ku arahkan tanganku ke mulut ka Reyhan yang kini terbuka lebar. Melihatnya seperti itu membuatku sedikit terkekeh.

"Kenapa?" Tanyanya dingin.

"Eh nggak kenapa-kenapa ka. Yuk ka buka lagi mulutnya."

Aku menyuapinya hingga satu sendok terakhir. Perlahan ku masukkan sendok itu ke mulutnya dan hap! Makanan pun sudah habis. Tapi, ada nasi di dekat bibir bawahnya. Spontan aku langsung mengambil nasi tersebut. Saat aku sudah mengambilnya dan hendak menyingkirkan nasi tersebut, tanganku di tahan olehnya.

'Eh kenapa ni?!'

Tatapan kami saling bertemu. Tatapannya kali ini benar-benar tidak bisa diartikan. Jarak yang tidak terlalu jauh kini semakin dekat. Semakin dekat. Semakin dekat yang membuatku menutup kedua mataku karena takut. Tak lama kemudian aku merasakan hangat dan sedikit lembab pada jariku. Aku membuka mataku dan ternyata ka Reyhan sedang makan sisa nasi yang ku ambil dari bibirnya.

"Mubazir." Ucapnya sambil tersenyum?

"Jangan pikir yang aneh-aneh ya perawat kecil."

Aliran darah dan detak jantungku tiba-tiba semakin cepat, wajahku seketika panas. Bukan hanya karena perkataannya saja tetapi juga karena senyum tampannya dan tangannya kini mengusap lembut Surai rambutku.

• • •

-author

Dua insan dalam satu kamar tersebut berekspresi yang saling bertolakbelakang. Mark dengan wajah dan badan yang membelakangi Reyhan untuk menyembunyikan rasa malu dan kebodohannya sedangkan Reyhan dengan senyum bangganya dan tangannya meninju bebas udara tanda keberhasilan membuat pujaan hatinya malu-malu gemesin.

Mark menetralkan kondisi tubuhnya dan segera menghadap sang pemilik rumah.

"Aku balik dulu ya ka."  Tanpa ba-bi-bu dia langsung to the point.

"Temenin gue dulu. Seenggaknya sampe nyokap gue pulang."

Mark dengan berat hati menuruti kemauan tuan rumah untuk menemaninya.

Hening kembali menerpa mereka, kesal akan kondisi ini Mark berinisiatif mengajukan pertanyaan.

"Kaka beneran sakit?"

Ditanya seperti itu membuat Reyhan mengangkat satu alisnya.

"Iya, kenapa?"

Introvert (?) [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang