Tok tok!
"Misi, pakeet!"
Joana mengerutkan dahi.
Tak lama seorang lelaki dengan rambut hitam menyembulkan kepala. "Sore mbak," sapanya dengan ramah. Orang itu lalu menyelonong masuk, dan berdiri menjulang di samping ranjang. "Atas nama Joana Mahardhika, ini ada paket dari Kak Adamnya Anna."
Joana menatap speechless orang di depannya. Tangannya terangkat mengambil sodoran plastik dari orang---yang tak lain adalah Saddam sendiri. "Kak Adam lagi cosplay jadi akang kurir, ya?" sambil menahan tawanya.
Saddam mengusap ujung hidungnya sambil terkekeh pelan. "Iya. Akang kurirnya Anna."
"Dih, apaan sih Kak?" ucap Joana salah tingkah.
"Haha."
Joana dibuat tak habis pikir dengan tingkah Saddam yang tiba-tiba menjadi absurd. Apa kakak sepupunya itu sudah tertular virus Javier---salah satu kakaknya yang suka bertingkah absurd?
Saddam mendudukkan diri di kursi samping ranjang dengan sisa tawanya.
Air muka Joana langsung berubah setelah melihat isi dari bungkusan yang dibawa Saddam. "Dimsum?" dia beralih menatap lelaki itu yang sedang menatapnya juga dengan senyum tipis.
"Suka gak?"
"Eiyy, masa udah dibawain gak suka?" Tangan Joana terulur, bersiap mengambil sumpit dan memasukan dimsum ke dalam mulutnya.
Jika dilihat dari ekspresinya, terlebih matanya yang berbinar kala mencicipi rasa dari dimsum tersebut, Saddam menjadi senang.
"Sekarang gimana keadaan kamu? Udah mendingan?"
"Udah lumayan, gak kayak tadi," jawab Joana sembari memasukkan dimsum ke dalam mulutnya.
"Syukur deh kalo begitu." Saddam kembali menonton gadis bersurai panjang itu yang sedang asik memakan dimsum pemberiannya.
Sudah dua hari Joana berada di ruang inap. Kondisinya sekarang sudah lumayan membaik, tidak seperti beberapa hari lalu yang begitu panas dan badan yang lemah.
Sebelum Saddam datang, Joana hanya seorang diri di kamar yang luas ini. Tv menjadi temannya disela keheningan melanda. Padahal Joana hanya demam, tapi Jeffrey sampai memfasilitasikan kamar VIP agar dirinya bisa nyaman.
Karena Jeffrey tau, gadis kesayangannya itu tidak menyukai keramaian, jadi dia memilih ruang VIP agar tidak ada yang mengganggu.
Hari ini adalah terakhir dirinya di rumah sakit. Karena besok, Joana sudah diperbolehkan pulang dan masuk sekolah oleh Jeffrey dan yang lainnya. Walau begitu, dengan syarat tidak boleh banyak melakukan aktivitas dan kecapekan.
Dalam waktu lima menit saja, sekotak dimsum itu sudah habis dimakan oleh Joana. Hanya seorang diri.
"Laper banget kayaknya," celetuk Saddam sambil terkekeh.
Joana menampilkan senyum malu. "Anna kan lagi dalam masa pertumbuhan, Kak. Jadi harus makan yang banyak."
"Alasan aja," balas Saddam dengan mengacak rambutnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahar's Sibling
FanfictionMemiliki kakak kembar berparas tampan dan digandrungi kaum hawa sering membuat Joana elus dada dan merasa tertekan. Yang satu memiliki sifat posesif dan satunya lagi protektif, sangat cocok bukan? __________ "Kalo lo mau pacaran harus lapor ke gue...