49

77 16 0
                                    

"Aroma parfum yang digunakan di ruangan Ksatria Sihir Lee berasal dari bunga terompet. Sebenarnya bukan hal yang baru bila ada seseorang yang salah sangka karena bunga itu memang cantik, beruntung bagi keluarga bangsawan yang bekerja sama dengan keluarga Hwang dalam mengatur rumah kaca ataupun tanaman hias lainnya. Keluarga itu terkenal mengetahui berbagai tanaman beracun."

Hikaru tidak habis pikir. Bisa-bisanya, dalam kondisi dimana ada lebih dari dua puluh pelayan yang menyelinap dari Furstin, ada sebuah kejadian bunuh diri. Sebagai salah seorang bangsawan Furstin yang terjebak dalam perkara politik musim debut, gadis itu kini ikut duduk dalam sebuah topik pembicaraan yang tidak pernah dia bayangkan.

Sunghoon baru saja duduk setelah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sekaligus salah satu saksi dalam perkara.

Mashiro yang duduk di samping Hikaru meminta izin untuk menyampaikan pendapat. "Kecurigaan untuk saat ini berkumpul dan terarah pada Furstin, akan mudah untuk menarik kesimpulan seperti tujuan utama dari memasukkan banyak pelayanan ke dua rumah debutan adalah untuk membunuh perwakilan dari Riena dan kembali mencetuskan perang." Hikaru sebenarnya ingin mendengarkan, tapi dia tidak paham sama sekali tentang politik atau sebagainya. "Apakah tidak ada yang menaruh kecurigaan pada keluarga Hwang mengingat mereka adalah yang paling mengetahui perkara tanaman berbahaya?"

Duduk di ujung selayaknya pemimpin dalam perkumpulan bangsawan usia menengah ini, Duke Jay Park mengangkat tangan kanannya. "Youngeun Seo yang menjadi korban dalam pengungkapan ini memiliki hubungan dengan keluarga Hwang lewat jalur keibuan," ucapnya. "Itu alasan lain mengapa reaksinya terhadap bunga ini tidak dipertanyakan."

"Bukankah itu justru lebih menegaskan lagi bila ini ulah keluarga Hwang?" celetuk Hikaru yang jujur pada apa yang kini dapat disimpulkan oleh otaknya.

Si pelaku bisa saja sengaja membuat skenario dimana mengorbankan Youngeun Seo untuk membuat nama keluarga itu jadi bersih dan tidak dicurigai.

Sayangnya Jay tidak sependapat atas hal itu. "Itu tidak mungkin."

"Aku setuju dengan Duke Park," ucap Niki yang duduk di samping Sunghoon. "Melihat riwayat keluarga Seo, Nona Youngeun bisa dikatakan sebagai saudari sepupu tersayang oleh keluarga Hwang. Meskipun mereka ingin mencetuskan api peperangan, mereka tentu tidak akan mau mengikutsertakan Nona Youngeun.

Itu mungkin masuk akal. Tapi kenapa Hikaru justru semakin berpikiran buruk terhadap keluarga Hwang?

Terlebih yang selama ini menjadi musuh keluarga Hwang adalah keluarga Park. Dan dalam kasus ini yang paling dirugikan sudah pasti Duke Park, keluarga Hwang dan para kerabatnya pasti tengah tertawa untuk saat ini.

"Cukup masuk akal memang." Hikaru tidak berpikir Mashiro juga akan menyetujui pendapat aneh Jay. "Lagi pula keluarga Hwang bermaksud untuk melakukannya, dia pasti bekerjasama atau paling tidak memiliki dukungan yang kuat."

"Jika keluarga Hwang itu licik, maka sedari lama mereka akan membunuhku dengan cara yang lebih menyakitkan."

Untuk masalah pribadi yang satu ini, sebenarnya Hikaru cukup kasihan dengan Youngeun.

Seingatnya dulu sosok itu adalah gadis manis nan ramah yang murah senyum. Hikaru sempat ingin berteman dengan sosok itu, kala kunjungan keluarga Seo ke kediaman keluarga Park sebagai keluarga asal Mrs. Seo, bilamana tidak dilarang oleh banyak pihak. Terlebih lagi, Jay sendiri. "Jangan berteman dengan dia. Dia akan merebut apa yang seharusnya dimiliki oleh Kak Johnny. Dan dengan cara yang sama dia akan merebut apa yang kau miliki." Kalau diingat-ingat Jay memang memiliki bakat dalam hal menggiring opini publik sedari kecil.

Berlatarkan tumpukan salju yang selalu menyelimuti ibu kota wilayah Furstin, Hikaru masih ingat bagaimana anak-anak sepantaran dirinya meninggalkan Youngeun hanya karena ucapan Jay. Hikaru sendiri kala itu melakukannya dengan sedikit terpaksa karena berpikir kalau Youngeun akan merebut boneka rajut miliknya.

I Love How I'm CalledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang