64

114 18 3
                                    

"Haruskah aku mengucapkan selamat karena kakakmu sebentar lagi akan menikah dan kau secara otomatis akan bisa melamar gadis yang kau sukai tanpa beban?"

Saat Jay sampai di departemen penyidikan dan salah seorang penjaga yang bertugas di sana mengatakan bila Marquess Choi telah menunggunya. Jay rasa dia ingin memutar matanya malas. Bukan perkara si Marquess terkenal sebagai salah seorang penyidik yang paling sulit untuk diatasi, tetapi karena Yeonjun adalah temannya.

Sebenarnya cukup merasa bosan juga kalau harus bertatap muka dengan wajah yang hampir setiap hari dia temui mengingat sejak akhir musim gugur tahun ini Yeonjun mendapatkan tugas untuk menjadi perwakilan di Furstin. Membuat si pemuda harus menyiapkan dana esktra untuk anggaran pulang pergi ke Boyar tiap akhir pekan. Berat untuk meninggalkan rumah alasannya, padahal yang sebenarnya hanya untuk menyampaikan perkembangan atas apa yang dia awasi pada Choi yang lainnya.

Ini bukan prasangka buruk semat. Yeonjun sendiri yang mengatakan hal itu pada Jay.

Suasana santai yang ada di dalam ruangan khusus yang kedap suara ini agaknya sangat berlawanan dengan sensasi saling tatap yang sengit antara Jay dan Yeonjun di depan tadi.

"Ingatlah bila aku lebih tua darimu, Park," ucap Yeonjun yang sebenarnya tidak pernah dipatuhi oleh Jay. "Kau justru membuatku dan Kak Yujin merasa tidak tenang semalaman. Kau dengan tenang memasuki aula dan entah kemana perginya Johnny Seo—"

"Kak Johnny menemani Youngeun semalam," potong Jay.

"—ya atau apalah itu. Sedangkan aku dan Kak Yujin tidak bisa berhenti memikirkan apa yang sebenarnya tengah terjadi."

"Kak Johnny hanya melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan segera setelah lulus dari perguruan tinggi. Apa salahnya?"

"Kau pasti melakukannya!" Yeonjun menuduh dengan keras dan sedikit menggebrak meja. Cukup mengejutkan Jay yang menurut pandangannya sendiri dia tidak pernah melakukan sesuatu pada si saudara sepupu. "Kau memanipulasinya."

"Aku tidak memanipulasinya."

"Kau selalu melakukan hal itu."

"Aku tidak pernah melakukannya."

"Kau selalu seperti itu bila ada yang tidak sependapat denganmu." Yeonjun pastinya sangat bersyukur karena semalam Jay sepertinya tidak menggunakan bakat yang sebenarnya cukup bermanfaat itu. "Jangan mengelak atau justru terdengar lebih lucu kalau kau melakukan itu semua secara tidak sengaja."

Menahan napas sebelum menghembuskannya dengan berat. "Baiklah, aku akan jujur," ucapnya. "Aku tidak pernah memanipulasi seseorang."

Hening.

Ditambah raut wajah malas Yeonjun yang semakin menegaskan bila ucapan Jay terdengar seperti omong kosong.

"Youngeun yang melakukannya untukku, tanyakan saja pada Kak Yujin seberapa manipulatifnya gadis itu." Jay melanjutkan ucapannya, tidak bercanda bila percakapan mereka memang seperti dua orang lawan lama. Ksatria Yang pasti akan merasa sangat kesal dan seketika saja melunturkan senyumannya kala tahu kebenaran bila Marquess Choi tahu apa yang tengah dilakukan si Duke dari Furstin. Bahkan mungkin pada beberapa titik Yeonjun sebenarnya menjadi yang paling mengetahui seluk-beluk tentang permasalahan Jay, lebih dari Sunghoon.

"Aku lupa memberitahumu tapi semalam, bersamaan dengan keberangkatan rahasia Soobin Choi, aku juga memerintahkan Sunghoon untuk ikut mengawasi dari kejauhan. Marquess Ezaki mulai membaca pergerakanku sejak awal debut." Yeonjun juga tidak akan benar-benar menyeledikinya, beberapa lembar kertas pelaporan yang seharusnya diisi dibiarkan begitu saja. Sedikit keyakinan dari Jay bila Yeonjun pastinya telah mengisi lembaran itu sebelum kedatangannya.

I Love How I'm CalledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang