87

82 14 1
                                    

"Ini hari ketiga sejak Beomgyu Choi menghilang."

"Bukannya sudah empat hari? Ada yang bilang dia sudah menghilang sedari sebelum hari pemeriksaan."

"Benarkah?"

"Aku tidak tahu. Dia tidak begitu sering terlihat."

"Aku pikir dia justru Choi yang paling sering kita lihat wajahnya, tapi mengapa kini rasanya dia menjadi seperti tidak dapat diraih?"

Jika ada yang mengatakan ekspektasi yang terlewat tinggi itu mengerikan, maka memberikan ekspektasi yang terlalu rendah adalah suatu hal yang kejam. "Kau sendiri yang membuat hidupmu terlihat mengenaskan, Choi!" Dayeon yang berdiri di belakang Beomgyu mendesis tidak suka. Menyilangkan kedua tangannya sambil bersandar pada sisi lorong rahasia yang hanya muat untuk dilewati dua orang dewasa dengan sisi bagian atas yang melengkung. "Sejak kapan kau melamun di sini?"

Hal terbaik yang menjadikan Dayeon selalu menjadikan para penyamun sebagai orang-orang kepercayaannya adalah karena mereka sudah pasti lihai dalam tugas mereka. Biasanya Dayeon akan bertindak masa bodoh dengan apakah akan ada barang atau harta yang dirampas secara paksa, selama kepala yang bersangkutan bisa dia pegang, dia tidak peduli. Tapi kali ini, sesuai anjuran Taehyun dia harus bermain dengan hati-hati.

"Aku hanya akan mengatakan ini sekali." Seperti Ja'far yang memperkerjakan Aladdin, namun Dayeon tidak menginginkan harta apapun, hanya sebuah salinan denah yang ada di ruangan kerja mendiang suami Lady Freifrau. "Tidak ada karpet ajaib yang akan mengeluarkan kalian hidup-hidup bila sampai tertangkap oleh Lady Freifrau, dan jangan mengharapkan belas kasihku bila hal itu sampai terjadi."

Itu baru kontrak yang benar.

Dan ya, tanpa ada keributan maupun lecet. Bahkan cukup mulus karena tidak perlu sampai-sampai membunuh pelayan yang ada, hanya melalui obat tidur dosis tinggi yang diresepkan dokter untuk Dayeon. Sebuah denah rancangan pembangunan kedua kastil telah berada di tangan Dayeon. "Hal yang menyedihkan adalah kita harus mengalahkan Lady Freifrau di tempat yang mana dibangun oleh mendiang suaminya agar dia tidak dapat terluka di sana."

"Jika kau merasa ini mustahil kembali saja bersama kakakmu ke permukaan," cemooh Dayeon berapa hari lalu.

Sesuatu yang tidak dipatuhi oleh Beomgyu, terlihat sekali bila menghilangnya sang pemuda dan Dayeon saling terkait. Tapi apakah ada yang tahu bila mereka berdua sebenarnya tengah meniti jalanan yang ada di balik dinding-dinding kedua kastil sambil sembari mendengarkan apa yang menjadi topik pembicaraan di luar sana. Terhitung empat hari keduanya menjauhi cahaya matahari, hanya sesekali dari celah-celah dinding yang mulai tergerus oleh usia, meniti tiap ruangan bencana yang ada di dalam denah.

Mirip seperti ruangan evakuasi milik keluarga Choi yang menghubungkan kamar keempat anaknya dengan kamar orang tua mereka. Tapi di tempat ini semuanya tersebar seperti koloni semut dengan ruangan bencana yang berada di dekat tempat-tempat strategis seperti dapur dan ruangan kesehatan. Ada sekitar empat dan tiga ruangan kesehatan di sekitar dua tempat itu dan segera pula sudah keduanya periksa. Namun apa yang mereka cari tidak ada di sana.

"Kita naik ke lantai dua sekarang?" tanya Beomgyu pada Dayeon yang terlihat telah selesai bersiap. "Aku melihat bayangan adikmu beberapa kali pagi ini, tapi tidak dengan Yeseo Kang."

"Gadis itu sudah berangkat."

"Aku tidak percaya Viscount Kang mau melepaskan adiknya."

"Aku semalam menyelipkan secarik kertas di kamarnya, si anonim telah menjamin kehidupan Yeseo dan bayi yang dia kandung." Dayeon membenarkan posisi sabuk yang dia kenakan, tidur singkat semalam sedikit membuat ikat pinggang dari bahan kulit tempat beberapa belati itu berpindah posisi. Beomgyu masih bertahan pada posisi duduknya, sedikit mendongak seakan tengah menunggu kelanjutan ucapan Dayeon. "Dan kita menjaminkan kepala Viscount Seo."

I Love How I'm CalledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang