16. SARAN YANG SAMA

312 48 3
                                    

Joy melongo beberapa saat lamanya ketika Leander menolak, tidak ada yang salah sebenarnya. Namun, kenapa dia merasa seperti wanita yang tertolak cintanya?

"Yang sopan sedikit, J8!" Ucapan Adam memecah kesunyian. Entah berapa detik tangan Joy menggantung di udara sampai akhirnya Adam meraih lantas membawa kembali ke meja. Pria itu berdeham diikuti senyuman.

"Jangan dipikirkan, bukankan saya sudah bilang kalau J8 ini sepertinya ...."

"Tidak apa-apa, Pak Adam." Joy mengulas senyum palsu lantas mengambil serbet setelah menandaskan minuman. Dia melirik jam tangan di pergelangan lalu bangkit dari kursi.

Adam ikut tertawa saat menegakkan punggung. "Baiklah, maafkan saya sudah menyita waktumu."

"Tidak apa-apa, Pak Adam. Sekali lagi terima kasih atas sarapannya." Pandangan Joy tertuju pada dua paper bag tak bertuan. "Boleh saya berikan ini pada Lia?"

"Tentu saja," ucap Adam kembali tertawa, "Apa pun akan saya berikan kalau kamu yang minta, Joy."

Gombal! Joy malas berhitung, entah dia adalah wanita yang keberapa yang menerima ucapan manis pria itu. Alih-alih menimpali, Joy memilih mengusir Adam, dengan cara halus tentunya.

"Lia, nanti ini diberesin, ya," panggil Joy. "Masih ada kebab tuh buat kamu." Wanita yang dimaksud mengangguk sembari tersenyum lantas menunjukkan jempol. Joy menunjuk jam bertali keemasan di pergelangan tangan. "Sudah waktunya saya bekerja, Pak Adam juga siap-siap. Jam segini sudah pasti macet."

"Tidak masalah, Wijaya Tama Steel itu perusahaan saya." Sependek ingatan Joy, Adam selalu saja pongah seperti yang Josephira selalu ceritakan padanya.

"JAWS Guard juga perusahaan saya. But see ..." Joy merentangkan tangan, lantas mengembuskan napas lelah. "... saya sudah ada di kantor bahkan lebih cepat dari lima puluh persen karyawan."

Adam mendelik lucu, Joy terlalu imut di matanya saat sedang berdebat begini. Ingin membantah, tetapi terlanjur sayang. Joy dalam mode serius teramat seksi, seperti perpaduan Josephira dan Felicia yang terperangkap di dalam satu tubuh. Adam memilih mengalah.

"Baiklah, saya tidak ingin berdebat."

"Papa saya selalu mengingatkan kami untuk selalu disiplin," ucap Joy di antara langkah gegasnya meninggalkan kantin. Hanya butuh selangkah untuk Adam menyejajari dan menyimak semua ucapan wanita itu. "Bagaimana mungkin kita para atasan meminta tanggung jawab para karyawan jika tidak dimulai dari kita sendiri."

Leander membenarkan setiap ucapan Joy, JAWS Guard memang sangat ketat jika berkaitan dengan kehadiran. Bahkan dalam sambutan Direktur Utama pada laman daring perusahaan, Juan Felix Wiyono menegaskan kedisiplinan sebagai poin pertama dalam memulai suatu pekerjaan.

Seiring waktu, kedisiplinan setiap karyawan JAWS Guard dinilai dengan tambahan tunjangan dan reward, tetapi bersedia kehilangan jatah transport dan uang makan saat melakukan pelanggaran.

Joy akhirnya bisa mengembuskan napas lega setelah Mercedes Benz Adam menghilang di balik tembok tinggi JAWS Guard.

"Sabar, Joy. Semua ini demi menjaga hubungan baik dengan klien kita," ucap Joy pelan lantas berbalik badan menuju ruangannya. Beberapa karyawan dan karyawati menyapa sopan saat dia melintasi ruang kendali, satu-satunya ruangan tersibuk di gedung JAWS Guard.

Mendekati akhir tahun, Joy terbiasa sibuk. Laporan keuangan dari Divisi Finance dan Accounting baru sempat dia buka hari ini. Dari Dari neraca yang ditampilkan, arus kas perusahaan dinilai sehat, posisi laba dan keuntungan cukup signifikan dengan bertambahnya klien. Pengeluaran dan biaya operasional dapat ditekan beberapa persen dibandingkan tahun sebelumnya.

The J8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang