Sejak awal aku sudah tahu jika Hamka mencintaimu, Julia.
Sejak awal aku juga sadar jika hanya ada namamu di hati Hamka.
Sayangnya aku kalah dengan rasa egoisku yang ingin memilikinya dengan segala cara.
Mengabaikan perasaanmu yang hancur, dan kamu yang tenggelam dalam kecewamu, aku menari-nari bahagia seolah buta dengan segala sakit yang kamu rasakan saat akhirnya aku bisa bersama Hamka.
Sayangnya Tuhan tidak pernah tidur, Julia.
Sesuatu yang di awali dengan kecurangan tidak akan bertahan lama.
Aku merebutnya darimu, dan sekarang Tuhan mengambil semua kebahagiaan yang aku miliki.
Aku sekarat, Julia.
Dan saat akhirnya aku tiada, aku kembalikan Hamka kepadamu, kepada pemilik hatinya yang sebenarnya, aku mohon maafkan aku dan semua kesalahanku dan Hamka, Julia.
Aku mohon kembalilah pada Hamka, dan bahagialah bersamanya dan juga Alia, putri kecil kami.
Aku memang kakak yang buruk.
Tapi aku masih lancang memintamu untuk memaafkanku.
Sekali lagi, maafkan kami dan berbahagialah dengan cintamu yang kembali, Julia.Desisan sinis yang meluncur dari bibir Julia bersaing dengan suara keras tangisan bayi perempuan berusia satu tahun yang membuat seluruh ruang keluarga Halim, Wakasad, yang tengah berkabung karena kehilangan putri sulung mereka karena sakit meningitis yang di derita.
Tentu saja sikap tidak sopan dari Julia ini memancing perhatian dari mereka yang tengah berkumpul, menanti Julia memberitahukan apa isi surat yang di titipkan Maya pada pengacara keluarga Halim kepada semua yang tengah menunggu, tapi reaksi gadis berusia 26 tahun tersebut justru di luar dugaan.
Berbeda dengan semua wajah di sini yang menggambarkan duka kehilangan Maya yang meninggalkan bayi berusia hampir satu tahun, wajah Julia justru dingin tanpa ekspresi bahkan cenderung sinis.
"Apa yang Kakakmu wasiatkan sampai harus melalui pengacara kita, Li?"
Julia dengan malas memberikan surat tersebut kepada Bundanya, pertanyaan Bundanya tersebut sepertinya mewakili tanya dari semua orang yang ada di sini, termasuk seorang pria yang amat di benci oleh Julia, Hamka Sanjaya.
"Kakakku tercinta memintaku mengambil mainan yang sebelumnya sudah dia rebut, Bun. Baik sekali bukan Kakakku itu, selalu memberikan barang bekasnya untukku, bahkan sampai pasangan pun aku di berikan bekasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Belahan Hati Julia
AdventureJika ada dua orang yang di benci oleh Julia, orang itu adalah Maya dan juga Hamka, Kakak dan juga Kakak Iparnya. Julia membenci Hamka karena Letnan Satu anggota Ayahnya tersebut memanfaatkannya untuk mendekati Maya. Hamka mendekatinya dengan penuh...