Keributan canda tawa parents burden terdengar saut-sautan . Adnan yang sedari tadi hanya terduduk terkulai tanpa suara seketika bangkit dari duduk dan beranjak pergi . Bahkan panggilan dari Isan dan yang lainnya tak dihiraukannya .
Hari ini ia tanpak begitu lelah . Sejak kejadian beberapa hari lalu , entah kenapa hatinya begitu gundah . Kacau balau layaknya siap diterpa badai puting beliung . Senyuman pun tak hadir diwajahnya . Hari-hari iya lalui dengan muram .
Entah kenapa semenjak satu tahun lalu kenal dengan Bianka , hingga saat ini ia tak mampu jauh dari gadis itu . Tak pernah terbesit dipikirannya untuk memiliki . Tapi ia sakit jika gadis itu terluka dan bersedih .
" Hah , " gerutunya menendang batu kerikil kecil dihalaman markas parents burden .
" Lo kenapa sih Nan ? " Tanya Zandi tak kalah serius . Namun hanya dibalas tatapan oleh Adnan . Lalu ia pergi dan hanya meninggalkan Zandi dengan sedikit asap motor bercampur rasa aneh .
Isan yang memperhatikan dari tadi , langsung menghampiri Zandi . " Lo lagi berantem sama si Adnan ? "
" Gue ? Yakali berantem sama si Adnan ! Lo pikir gue masih bocah kayak dulu ? Gue udh kelas 2 SMA coy , heheh . "
" Iya yak ? Perasaan masih tahun kemarin lu masuk SMA ! "
" Isan... Isan... Dasar kecebong Lo sih jadi rada susah ngomong sama keturunan katak gini ! " Ledek Zandi dan berlalu pergi .
" Mau kemana Lo Zan ? " Teriak Isan .
" Mantau jalanan ! Ikut ngk Lo dari pada nongkrong disini . Buang waktu , tenaga , sedangkan ketuanya aja ngk ada ! "
" Hm , ikut deh . Trus yang lain siapa jaga ? " Tanya Isan .
" Kan ada si Abian ! "
Lalu Isan dan Zandi pergi memantau jalanan yang sudah tak lama mereka pantau . Biasanya sering sekali terjadi kegaduhan jika mereka tak memantau . Tapi belakangan ini malah tak terdengar kabar keributan sedikitpun !
Memang bagus jika tidak ada keributan lagi . Tapi Isan merasa ada sesuatu yang terjadi . Ia sudah tahu betul keadaan jalanan . Dengan teliti ia pantau dari kejauhan terlihat aman tanpa keributan .
Tiba-tiba ...
" Ehh , mana uang pajak kau ? Sini ! Atau mau ku obrak-abrik ni lapak kau ! " Hardik seorang pria paruh baya dengan wajah seram . Tak lupa iya mengantongi satu buah pisau lipat pada bagian belakang sakunya .
" Maaf bang , jualan saya belum ada yang beli bang . Nanti kalau sudah ada pembeli saya setor bang . " Ujar pedagang itu gugup .
" Awas kau bohong ya . Dan satu lagi , awas kau lapor ! Kalau kau berani lapor sama siapapun , ingat aja nyawa kau taruhannya . " Ancam pria itu dengan logat Batak .
" I...i...iiyaa... Bang . " Balas pedagang itu gugup .
Lalu pria itu pergi dan menghampiri setiap pedagang . Bukan hanya pedagang tapi juga para pengendara mobil dan motor . Pantas saja tidak ada terdengar laporan . Para pedagang takut akan ancaman pria itu .
Isan dan Zandi yang sedari tadi memperhatikan hanya diam sembari mematikan kameranya . Dengan perlahan iya dorong motornya menjauh dari jalanan itu lalu menggas tancap motornya .
Tok... Tok... Tok...
" Bentar ... Isan , Zandi ! Tumben kalian pada kesini ada apa nih ? " Tanya Dena tersenyum .
" Ni bang . " Sahut Isan sembari memperlihatkan rekamannya yang sudah ia ambil bersama Zandi dijalanan tadi .
" Kalian dapat dari mana ? " Tanya Dena tegas .
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehendak Takdir
Romance⚠️ WARNING ⚠️ Baca yuk 🤗 Berawal dari iseng .... Lama-lama jadi suka ... Masukkan perpusnya .... Ikutin jejaknya ... # 1 Bianka ( 16 Juni 2022) Gimana rasanya dibuat nyaman dan jatuh cinta sama orang yang berbeda ?? Mau tau Jawabannya, baca terus...