Happy Reading (~‾▿‾)~
Faktanya, good looking selalu menang atas attitude.
- Sabrina Anggraini
________________________________
•••
Sosok laki-laki tangguh yang menjadi cinta pertama setiap anak perempuan. Walaupun, banyak di luaran sana yang tidak seberuntung itu. Namun, percayalah. Ayah adalah orang terkuat yang pernah dikenal setiap perempuan.
Setiap ayah pasti memiliki watak yang berbeda. Kasar, lembut, penyayang, ambisius, dan lain sebagainya. Ia memiliki cara tersendiri untuk mendidik sang anak.
Ia punya cara tersendiri untuk memimpin rumah tangganya.
Ya, begitupun yang terjadi padaku.
Sosok pria tangguh yang kupanggil Papa. Dia terus bekerja tak kenal lelah demi aku dan Mama.
"Papa kecelakaan, Nak."
Tak ada firasat aneh sebelum aku mendengar kabar ini dari Mama.Tubuhku terasa lemas, kami sama-sama kehilangan kontrol diri.
"Terus sekarang Papa di mana, Ma?" Tanyaku setelah cukup lama tergugu. Otak benar-benar blank.
"Di rumah sakit Harapan."
"Oke, sekarang Mama yang tenang. Kita sekarang ke RS, ya." Wanita lemah itu hanya mengangguk, aku segera kembali ke kamar untuk mengambil sling bag. Pun menyiapkan tas Mama dan memasukkan beberapa keperluannya.
Setelah kembali ke dapur, aku memapah tubuh Mama, hingga depan rumah, meminta tolong seorang satpam untuk menyiapkan mobil.
Sementara aku, mengunci rumah.Kami pun melesat ke RS Harapan yang memerlukan waktu perjalanan sekitar tiga puluh menit, dengan kecepatan sedang.
Aku dan Mama terus mengucapkan do'a, semoga Papa baik-baik saja. Mengingat penyakit jantung yang dideritanya.
Waktu terus bergulir, tak terasa kami sudah sampai di tempat tujuan. Segera aku dan Mama menuju bagian administrasi, lalu bertanya tentang ruangan Papa dirawat.
"Atas nama Bapak Argawinata, berada di ruangan Mawar. Dari sini Anda lurus lalu belok kanan." terang seorang perawat dengan ramahnya."Baik, Sus. Terima kasih."
"Sama-sama."
Aku segera mencari ruangan yang dimaksud. Mama tak henti-hentinya menangis. Aku berusaha menyalurkan ketenangan dengan mengelus bahunya. Walaupun sebenarnya, perasaanku juga kalut.
Ketemu.
Akhirnya kami sampai di ruangan itu, aku membukanya perlahan. Tampak Papa tengah terbaring lemas di brankar rumah sakit.
Kami mendekat dan berbisik,"assalamu'alaikum, Pa."
Matanya perlahan terbuka,"wa'alaikumussalam." Suara yang sangat lirih itu akhirnya keluar.
"Papa kenapa bisa kek gini?" tanya Mama sembari duduk di kursi samping brankar, wajah yang menyiratkan kekhawatiran itu semakin kentara saat melihat kondisi suaminya.
"Awalnya Papa juga nyetir hati-hati kayak biasanya. Tetapi, pas lagi di pertigaan jalan, ada truk yang remnya blong. Dan nabrak orang-orang sekitar termasuk Papa. Beruntung, Papa gak terlalu parah, cuman luka-luka ringan aja. Besok Papa juga udah diperbolehkan pulang. Kalian gak perlu khawatir." Ia menjelaskan panjang lebar dengan tatapan sendu yang mengarah padaku dan Mama.
Kami sama-sama menghela napas lega, mengucapkan syukur sebanyak-banyaknya.
"Papa udah makan?" tanyaku setelah kami terdiam dibeberapa menit kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Lonely
ChickLitSendiri itu ketenangan. Walau terkadang kesepian turut menghampiri, tapi nyatanya sendirian tetaplah memiliki arti kenyamanan yang tak pernah lepas dari diri seseorang. -Sabrina Anggraini. • • • Cobalah mencintai keramaian. Bergaul dengan banyaknya...