Chapter 5

17 9 24
                                    

Happy Reading 🌻

Ketika dunia semakin gencar melakukan 'senda guraunya'. Aku juga berusaha semakin kuat agar tak tergoyahkan oleh terpaan yang datang. Walaupun, tanpa sosok penyemangat.

- Sabrina Anggraini.

______________________________

Ada alasan di balik pribadi seseorang yang tiba-tiba berubah. Termasuk diriku.

Bayang-bayang masa lalu masih membekas begitu erat sekalipun berusaha kuenyahkan dari benak dan hati.

Bisingnya lorong kala itu, hanya terdengar samar. Terserap oleh pikiran yang selalu semrawut, dan lebih semrawut lagi di hari-hari tertentu.

"Sabrina, Ika gak masukkah hari ini?" tanya seorang gadis cantik dan selalu rapi itu begitu aku memasuki kelas, ia memang sudah biasa menanyakannya jika Ika tak bersamaku.

"Iya, izin ada keperluan keluarga," jawabku seadanya, padahal sejak tadi malam Ika tak kunjung membalas pesanku.

Meskipun demikian, aku yakin Ika pasti sudah mengabari Wali Kelas bahwa ia izin beberapa kali, hanya saja belum tersampaikan ke gadis yang tiga tahun berturut-turut menjabat sebagai sekretaris itu.

Sekretaris kelas bernama Wulan itu mengangguk dan kembali fokus pada jurnal dan buku absennya.

Aku menuju bangku saat urusan singkat itu selesai. Bangku kosong yang biasa ditempati olehku dan Ika.

Sepi rasanya tanpa gadis berkacamata yang selalu berceloteh itu.

Aku duduk dan membuka buku paket yang akan diajarkan pada jam pelajaran pertama. Berusaha fokus padahal aku sangat merasa kesepian.

Suasana kelas memang cukup ramai, banyak siswa siswi yang bersenda gurau ria, tapi mereka selalu tak bisa jika berinteraksi denganku yang monoton dan tidak asyik ini.

Merasa jenuh, seperti biasa aku akan menulis sesuatu di buku kecil yang selalu kubawa ke mana pun.

Hidup itu dinamis, bukan statis yang hanya diam tak bergerak. Jadi wajar jika setiap sesuatu berubah secara tiba-tiba, realita yang melenceng jauh dari ekspektasi.

- Aksara Sunyi;-)

Beberapa detik setelah menulis, bunyi notifikasi ponselku berdering.

Sultan R.
Berbaur sama yang lain. Jangan sendirian mulu!

Aku mengerutkan kening, isi pesannya seolah-olah dia tahu apa yang aku lakukan. Menoleh ke sembarang arah mencari keberadaannya, tapi hasilnya nihil. Dia tidak ada di mana pun. Termasuk di pohon tempat favoritnya.

Sultan R.
Gak usah nyariin gue sampe segitunya. B aja dong. Wkwk.

Bercengkramalah dengan orang di sekitarmu. Terkadang perbedaan karakter yang ada membuat hidup lebih berwarna.

Anda
Hidupku memang monoton, aku memang menarik diri dari orang banyak. Tetapi, semua itu bukan tanpa alasan.

Tak butuh waktu lama, ia langsung membalas.

Sultan R.
Haha, lantas apa alasannya?

Anda
Untuk apa memberi tahu?

Sultan R.
Keingintahuan.

Aku tak lagi membalas pesannya, sebab dering bel masuk berbunyi dan menyuruhku untuk fokus mengenyam pelajaran.

Seorang guru masuk untuk mengisi jam pelajaran pertama. Sosiologi. Setelah menyapa dan memberi arahan untuk berdo'a, ia kembali berkata,"hari ini saya mengadakan tugas kelompok. Buatlah kliping tentang Globalisasi dan Perubahan Komunitas Lokal. Tugas ini saya beri waktu satu Minggu, dimulai dari hari ini, yang terdiri atas lima orang. Silakan berbaur dengan teman kalian untuk mendapat kelompok." terangnya panjang lebar.

I'm LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang