8 | Badass as Hell

25.5K 3.7K 236
                                    

Vote!

Alfi kesungkur jatuh ke aspal dapet balesan pukul dari Vano, dan detik selanjutnya riuh beneran terjadi, dua kubu saling tubruk baku hantam.

Gitu juga sama Chris. Dia bangkit dan langsung nerjang Danish pake tonjokan ke tulang--rawan--hidung.

Danish limbung mundur. "Anjing!" Dia bales nerjang Chris, satu tonjokan di pipi bikin wajah Chris langsung melegos kasar ke kiri--lagi.

Malam Minggu terang benderang ini berubah kacau, suara riuh dari hantaman, pukulan, tendangan, umpatan dua kubu memecah jalan sepi.

Chris nggak kalah, dia balik nerjang Danish lagi nyampe tuh cowok lawan jatuh terlentang. Nggak buang waktu, detik itu juga Chris naik ke perut Danish. Ngencengkeram krah jaket Danish dan pukulan bertubi-tubi Chris kasih ke wajah Danish.

Danish cukup kuat, nggak lama balikin posisi jadiin Chris di bawah kungkungannya.

Ditonjok juga bertubi-tubi tuh wajah ganteng Chris, nyampe darah muncrat dari idung, bibir Chris robek sebelah kanan, bahkan darahnya masuk ke mulut nyampe gigi putihnya sekarang berubah merah, dan Danish nggak mau nyerah sebelum Chris beneran kalah.

Chris di bawah juga tetep berusaha ngelawan dengan bales nonjok Danish meski lama-lamaan tenaganya abis terkuras karena ternyata tenaga Danish lebih gede dari pada tenaga dia.

Chris ngalah nggak ngelawan lagi, dia biarin Danish sesuka hati ngejahar nyampe akhirnya Danish ambil jeda buat atur napas.

Danish nyorot Chris dari atas. Danish ngerasa Chris kek udah nggak punya tenaga buat balik ngelawan dari bawah. Keliatan banget dada Chris kembang kempis di bawah kungkungannya keabisan napas.

Chris ngangkat smirk pake bibir yang sudut kanannya pecah natap Danish, nunjukin gigi-giginya yang sekarang merah darah.

Dan nggak tahu, otak Daniah mendadak blank, Chris cute but baddas as hell dalam sekali waktu di mata Danish saat posisi kayak gini dengan imbuhan banyak cipratan darah.

Kemudian,

Buagk!

Chris balikin posisi lagi jadi dia yang di atas tubuh Danish. Dan bertubi-tubi lagi Chris ngejahar wajah Danish.

Hingga suara sirine kedengaran dan mereka nggak punya waktu buat bubar.

Dipisah satu-satu mereka semua sama polisi, dan pelan-pelan riuh berhenti.

.

.

.

____________________________________________________________

Di sinilah merka semua dengan Chris dan Danish yang duduk di depan meja kepala polisi. Cerita singkatnya mereka berdua bertanggung jawab karena mereka pimpinan dari masing-masing kubu.

Mereka cuma diem ditanyain beberapa pertanyaan sama polisi, nunduk nyembunyiin wajah lebam mereka karena pak polisi beneran mengintimidasi.

Hingga tak lama bokap Chris sama bokap Danish dateng.

"Pah?" Danish ngedongak liat bokap-nya yang sekarang berdiri di sisi dia duduk.

"Sorry, Dad," Chris tetep nunduk pas bokap-nya juga berdiri nyebelahin.

Dua orang dewasa itu sama-sama tarik napas sebelum akhirnya gantiin posisi anak-anak mereka buat ngadep si kepala polisi.

.

.

.

.

___________________________________________________________

Chris ngedesis pas luka sobek di ujung bibir dioles salep luka sama mbok Satini.

"Kok, bisa nyampe kaya gini, Den Chris?" tanya si mbok, si mbok juga ikut meringis-meringis ngobatin luka Tuan Mudanya yang tadi abis nangis dimarahin abis-abisan sama si Tuan.

Ya walaupun nggak bener-bener nangis pake suara, cuman putih matanya aja memerah, diem, ngerunduk dan ngangguk.

Bokap Chris itu tegas banget, bisa dibilang galak tapi juga sayang. Beliau emang keliatan dingin, tapi juga peduli. Atau tsundere, lah! Istilah jejepangannya.

"Ish, Mbok!" Chris pasang muka datar kesel sambil luruhin bahu pas mbok Satini sekarang olesin salep vitamin K ke luka lebam di pipi. si mbok ngolesnya pake acara neken segala soalnya tadi, 'kan jadi sakit.

"Pegel, Den?"

"Nggak! Berbunga-bunga!" Sarkas Chris kesel.

____________________________________________________________

Di sisi lain, Danish luka-nya juga lagi diobati sama nyokapnya, halus, pelan-pelan.

"Maaf, yah, Mah?" ucap Danish, soalnya si mamah matanya terus basah nangisin Danish yang babak belur gini.

"Danish nggak apa-apa, kok ... ini nggak sakit," ucap Danish coba ngehibur beliau.

"Mamah cuma takut kamu teterekan aja sama polisi-polisi tadi, Dan ..., " Si mamah nyingkirin rambut depan Danish pake jari telunjuknya buat ngoles salpe vitamin K ke luka benjol di kening. Beliau takut sama mental Danish yang bisa aja down karena intimidasi para polisi tadi, Danish itu masih remaja, si mamah nggak tega.

"Danish nggak apa-apa, Danish baik ... lagian semua udah selesai, 'kan?" Suara Danish lembut banget ngomong sama mamah-nya

Iya, semua udah selesai pakai duit, duitnya si para bapak.

"Jangan kelahi lagi, yah, Sayang ... kamu udah kelas tiga, udah harus fokus," Air mata si mamah luruh lagi.

"Mamah ... jangan nangis," Danish usap pipi si mamah pake telapak tangan kanan kiri lembut.

Bokap Danish yang dari tadi berdiri di sisi ranjang ngehela napas. "Ya udah, abis ini cuci kaki, terus tidur," Dan beliau pergi keluar kamar.

"Ya udah, kamu istirahat, yah! Masih setengah empat, bangun siang nggak apa-apa," Dan satu kecupan lembut di puncak kepala buat Danish dari si mamah.

Danish ngangguk.

Seperginya mereka, Danish ngedongak buang napas berat, mendadak jadi kebayang gimana wajah Chris di bawahnya yang nunjukin smirk tipis penuh darah tapi bisa menghantar perasaan aneh yang belum pernah dia rasain. "Gue kenapa, Njir?"

Tbc ...

Dih, Danish ... 👀
Mau ngomong apa sama Danish?

PERMEN, GAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang