31 | Hati manusia siapa yang tahu?

20.8K 3.5K 121
                                    

Vote dulu, yas!!

Minggu pagi Danish pulang beneran ngajakin Chris ke rumah, nyokap juga seneng banget bisa ketemu Chris lagi setelah sekian lama.

"Ya, ampun ... Taksa makin ganteng, terakhir kali Tante liat pipinya tirus ini udah tembem aja," sambut mamah Danish sambil cubit main-main pipi Chris setelah Chris cium tangan.

Chris cuma senyum D imut dan manis banget, dia bingung jawab apa.

"Kalian udah sarapan?" tanya mamah Danish lagi.

"Belum, Mah, tadi bangun tidur langsung pulang," jawab Danish jujur, semalem juga dia bilang jujur nginep di tempat Chris.

"Kalian baru bangun?" tanya mamah setengah ketawa, soalnya ini udah jam sebelas siang, sementara si mamah udah rapi cantik menawan. "Pada belum mandi, dong?" Lanjut beliau. "Ya udah, kalian ke kamar aja terus mandi, abis itu makan, Mamah masak banyak tadi,"

"Oke, Tante," jawab Chirs. "Em, tapi ngomong-ngomong Tante mau pergi?"

"Biasa, mamah arisan tiap hari Minggu," Danish yang jawab.

Mamah Danish senyum, terus usak puncak kepala Danish sayang karena udah bisa ngertiin kesibukan beliau. "Ya udah kalian mandi terus nanti makan, Mamah pamit dulu,"

"Iya, Tante," Chris cium tangan mamah Danish lagi. "Ati-ati, Tan,"

"Ati-ati, Mah," gantian Danish sekarang cium tangan.

"Iya," jawab Mamah Danish, terus jinjit kecup kelopak mata kanan Danish. "Ya udah Mamah berangkat," pamit beliau. "Jangan sungkan, yah, Taksa ... anggap aja rumah sendiri," Lanjut beliau dengan usak lengan Chris naik turun lembut.

Chris ngangguk.

Seperginya si mamah, mereka saling noleh dan bersitatap. "Berdua doang kita?" tanya Chris.

Danish ngangguk.

"Mandi bareng nggak, Mas?" Chris gandeng lengan Dansih manja sekalian ngelendot juga.

"Godaan setan," Danish dorong muka Chris ke belakang. Karena sekali lagi lagi, Chris sama godaan setan itu nggak ada bedanya, sama-sama sesat dan meresahkan.

Chris ketawa, dan Danish jalan duluan naik ke kamar.

"Tungguin, Mas!"

____________________________________________________________

"Nggak mau bangun?" tanya Zenit lembut sambil belai rambut Vano yang wangi stroberi itu.

Serius, Vano yang di luar keliatan gagah, maskulin, baddas dan bad boy urakan itu emang suka pake shampo wangi stroberi dan parfum vanila.

Vano ngegeleng di ceruk leher Zenit sebagai jawaban.

"Udah jam sebelas, nggak laper?" tanya Zenit lagi.

Vano ngegeleng lagi.

"Lu butuh sarapan, Van,"

"Tumben peduli," kata Vano serak masih meremin mata nggak peduli.

"Gue, 'kan sayang sama lu,"

"Sama gue apa sama Chris?"

____________________________________________________________

Danish keluar dari kamar mandi sambil usak rambut basahnya pake handuk putih kecil buat dikeringin, udah ganti pake pakaian rumahan santai, kaos oblong hitam sama celana trening abu rokok.  "Dah sana mandi," ucapnya ke Chris yang sekarang duduk di tepian ranjang nyorot dinding putih polos kamar Danish.

"Kenapa?" Dansih duduk nyebelahin.

"Apa temen-temen lu juga masuk ke kamar lu?"

"Iya, mereka masuk, kenapa? Lu canggung?"

PERMEN, GAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang