30 | Gue Sayang Lu

22.3K 3.1K 131
                                    

Vote dulu, Dek!

.

.

"Ya udah, gue beli lagi," Danish berdiri setelah usak puncak kepala Chris dan Chris yang masih ngunyah itu ngangguk nggak peduli.

Detik Danish noleh ke stand si penjual, detik itu juga Danish liat Sendi di sana bareng ceweknya, pandangan mata mereka ketemu bikin Danish menegang dan membatu.

"Kenapa?" tanya Chris ngedongak liat Danish polos.

Ditutpin sekalian muka Chris pake topi buket itemnya sama Dansih tanpa terputus tatapan dia dan Sendi di depan sana. Meski jarak cukup jauh dan Danish pake masker, tapi pasti Sendi kenal perawakan dan matanya.

Chris berdiri dan coba nyingkirin tangan Danish, tapi detik dia baru nyampe setengah dada, Danish udah dimasukin sekalian kepala Chris ke dalam jaket kulitnya yang nggak disleting itu.

Muka Chirs ngedongak di dalem sana natap Danish bingung dan lugu. "Apaan?"

"Ada Sendi," jawab Danis berbisik sambil ngerunduk liat Chris di dalam jaketnya.

"Eung?" Polos banget mata Chris meski juga keliatan ikut panik.

Noleh lagi ke arah Sendi yang masih liatin mereka berdua yang sekarang intim banget itu. Danish nelen ludah, tapi di depan sana Sendi kedipin satu mata terus kasih simbol oke ke Danish. Itu cowok rangkul Kirani lagi dan pura-pura nggak peduli.

Danish napas lega, masih di dalam jaket dan dalam pelukan, Chris diajak balik badan.

Chris keluar dari jaket dan langsung Danish rangkul posesif pundaknya buat diajak jalan ngejauh.

"Aman?" tanya Chris noleh ke Danish sambil sedikit naikin topi buket itemnya yang tadi diturunin Danish.

"Aman," Danish naikin masker Chris. Sendi emang the best, Dia paham kalau Danish bilang belum siap ngomong siapa pacarannya, artinya emang dia belum siap dan Sendi paham. Itulah yang namanya temen, sedekat apa pun kalau itu privasi, maka di situ juga ada batasan.

Chris ngekekeh. "Lucu yah hubungan kita?" Dipeluk pinggang Danish sekalian pake dua tangan dari samping.

"Ini kalau mereka tau kita pacaran gempar nggak, yah?" tanya Danish ikut ngekekeh juga.

"Paling Vano bakalan bunuh gue atau lu, atau kalau nggak bisa ya paling salah satu dari anak buah lu buat lampiasin kesel, dia anti gay banget soalnya," Chris makin jadi ketawanya.

____________________________________________________________

Zenit ngaitin jari-jarinya ke sela-sela jari Vano, digandeng hangat tapi yang digandeng malah pasang muka sebel. "Gue bukan Chirs, Zen," ucap Vano datar, terus noleh ke sisi sebelah, di mana ada cewek cantik yang jejerin dia ikut milih-milih hamster yang lagi Vano pilih di dalem kotak kaca yang mau dia beli.

"Oh! Sorry," Zenit lepasin gandengan tangannya.

Vano jadi males, dia keluar dari kerumunan si penjual hamstet dan jalan ngejauh. Mereka juga lagi di belakang GOR, tapi bukan di area tempat jajanannya, Vano bilang pengin punya peliharaan biar dia nggak kesepian, sayangnya sekarang jadi males karena pengin hamster tapi harus desel-deselan.

"Nggak jadi beli hamster?" Zenit nyusul dan berhasil nyamain langkah kaki Vano.

"Nggak, gue mau miara paus orca aja," jawab Vano.

Zenit ketawa.

____________________________________________________________

"Em! Katanya mau kelinci kemaren?" tanya Danish.

PERMEN, GAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang