📖 3

1.4K 124 24
                                    


HAIII JUMPA LAGII. APAKABAR HARI INI ?.

AKU MAU NGUCAPIN MAKASIH BANYAK BUAT KALIAN YANG MASIH SETIA NUNGGU CERITA INI UPDATE :(.

AKU GA BERHENTI NGINGETIN KALIAN SEMUA BUAT BANTU VOTE. VOTE ITU GRATIS KOK GUYS.

DAH JANGAN BANYAK NGOMONG HEHE, SELAMAT MEMBACA PART 3.

...

"Rafa keluar dulu Mi."

"Iya. Tapi jangan pulang kemalaman ya bang."

"Iya." Rafa keluar Mansion pergi mengendarai mobil nya. Tujuannya sekarang adalah Bar. Dia ingin menenangkan pikirannya.

...

Rafa pergi ke Bar bersama teman-temannya. Ada Aldi, Bima, dan juga Rian. Mereka bertiga sahabat Rafa sejak dari SMP. Setiap ada masalah, pasti Rafa akan pergi ke Bar, dan hal itu sudah biasa bagi teman-teman nya.

Tak terasa sudah 2 jam mereka di Bar. Rafa sudah mabuk berat, padahal teman-temannya sudah mengingatkan menyuruh dia berhenti minum, tapi Rafa tak mendengarkan larangan mereka.

Ketika Rafa meminta tambah minum kepada bartender, Aldi dengan cepat menarik tangan Rafa.

"Udah stopp anjir. Lu udah minum 13 gelas malam ini. Nyelesain masalah bukan dengan cara kayak gini !." Sentak Aldi kepada Rafa.

Sedangkan, Rafa hanya senyam senyum tidak jelas. Sepertinya dia sudah sangat mabuk, tapi masih mau nambah minum.

Aldi, Bima, dan Rian yang sudah tidak tahan. Menyeret tubuh lemas Rafa keluar Bar.

"Ini gimana cara nya ? Rafa ga mungkin nyetir dalam kondisi mabuk seperti ini." tanya Rian.

"Udah, biar gue Aja yang nganterin ini anak pulang, Lo balik duluan aja sama Aldi." Sahut Bima.

Tapi, Rafa yang sepertinya setengah sadar, menolak untuk di antarkan temannya.

"Gue bisa pulang sendiri." Katanya sambil berdiri sempoyongan.

"Mana bisa anjir. Lu mabuk gini yang ada nanti malah celak-" ucapan Bima terhenti kala Rafa menutup mulutnya.

"Husstt gsh bnyak bacot. Gue dluan." Potong Rafa sambil memasuki mobil.

Rafa itu memang keras kepala, apa-apa dia tidak pernah mau meminta bantuan.

Ketiga teman nya hanya geleng-geleng kepala melihat mobil Rafa yang sudah melaju membelah jalanan ibukota.

🔥🔥🔥

Setelah hampir satu jam-an Reina mengurung diri dikamar, dia memutuskan untuk keluar. Pergi ke toko buku untuk membeli novel mungkin bisa menenangkan pikiran. Katanya.

"Ma. Aku mau keluar bentar. Mau beli buku di dekat sekolah." Reina izin kepada mama nya, karena papa nya masih berada di ruang kerja.

"Ini udah mau jam 9 malam sayang. Kenapa gak besok aja beli nya ?." Kata mama sambil melihat jam yang sebentar lagi menunjukkan pukul 21.00,

"Gapapa ma. Nanti aku pergi nya sama Desi. Dia sudah nungguin di rumahnya."

"Yaudah. Tapi kamu hati-hati ya. Pulangnya jangan lewat jam 23.00,"

"Iya ma. Yaudah aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

....

Rafa memberhentikan mobil nya sebentar di pinggir jalan, karena kepalanya sangat pusing. Dia menggelengkan kepalanya berusaha meredakan pusing nya tersebut.

Rafa & Reina || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang