HAI JUMPA LAGI KITAA.JANGAN LUPA VOTE SEBELUM MEMBACA NGOGHEYYY ?.
SELAMAT MEMBACA PART 8...
...
"Lo tidur di sofa. Gue di kasur" ucap Reina memerintah Rafa.
"Enak aja, lo aja yang tidur di sofa." tolak Rafa. Enak saja dia nyuruh-nyuruh gue tidur di sofa, batinnya.
"Gamau pokoknya gue di kasur lo di sofa."
Kedua pasangan itu masih meributkan perihal siapa yang akan tidur di kasur.
"Yaudah lo tidur di kasur. Tapi harus ada pembatas di tengahnya. Gak sudi gue dekat-dekat sama lo!!" ucap Reina.
"dih dikira gue nafsu gitu sama lo ?! Badan lurus macam triplek aja belagu." sarkas Rafa.
"Sialan lo. Ini guling sebagai pembatas kita. Awas aja lo sampe lewatin batas itu." sewot Reina sambil meletakkan bantal guling di tengah-tengah kasur sebagai pembatas.
Selepas berdebat dan juga bersih-bersih, keduanya pun berbaring di tempat nya masing-masing.
"Awas, jangan sampe lewatin batas!" peringat Reina.
"hmm" jawab Rafa malas.
...
Jam menunjukkan pukul 06.00 kedua manusia yang baru menyandang pasangan suami istri itu masih terlelap. Dengan kondisi Reina sedang memeluk Rafa.
Reina melenguh ketika cahaya matahari sedikit menyilaukan mata nya yang masih terpejam.
"Eunghh" lenguh nya sembari membuka mata.
Yang ia lihat sekeliing begitu asing, ini bukan kamarku pikirnya.
Dia tersadar jika yang ia peluk sekarang bukan guling yang biasanya dia peluk, melainkan seseorang.
"Masyaallah ganteng banget." ucapnya setengah sadar. Beberapa detik kemudian,...
"AAAAAA LO SIAPA KOK TIDUR SAMA GUE AAAAA MAMAAA TOLOOOONG." teriaknya sembari menendang pria di hadapannya hingga jatuh ke lantai.
Brukk
Reina menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia baru ingat sekarang, kalau pria di depannya ini adalah suami nya.
"Lo apa-apaan sih. Tendang gue sampe jatuh gini. awwsh" marah Rafa.
"E-eh sorry. Gue gak sengaja sumpah." ucap Reina menatap Rafa yang bersusaha bangun dari lantai.
Rafa melengos tak menanggapi ucapan istri nya. Ia berjalan masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar hotel tersebut.
Reina yang melihat itu menghembuskan nafasnya. Ia merasa bersalah pada Rafa.
"Nanti deh gue minta maaf sama dia" gumamnya.
Reina pun bangun dan bersih-bersih. Karena sehabis ini mereka akan turun ke restoran yang ada di lantai bawah bertemu kedua keluarga mereka.
...
"Waaah pengantin baru udah turun nih. Gimana malam pertama nya." goda Papa Anton, Papa nya Reina sambil mengedipkan sebelah matanyya kepada mereka berdua.
Rafa & Reina hanya diam tak menanggapi godaan Papa nya itu.
Mereka berdua duduk di kursi yang memang sudah di sediakan disana. Mereka hanya diam sedari tadi. Tak ada yang membuka suara sejak kejadian di kamar tadi pagi.
Kedua orang tuanya menatap heran mereka berdua.
"Kalian ada masalah ? Kok daritadi diam-diaman terus?" tanya Mama Mila.
"Masa pengantin baru diam-diaman sih ? tanya Mami Dewi.
"Gapapa" jawab keduanya yang tak sengaja kompak.
Mereka semua semakin heran. Tapi tak bertanya lebih lanjut, biarkan mereka berdua yang menyelesaikan masalahnya sendiri, pikirnya.
"Baru pengatin baru, tidak baik diam-diaman seperti itu." nasihat kedua orangtua nya.
Mereka berdua hanya mengangguk.
Selesai makan, mereka akan meninggalkan hotel. Rafa & Reina akan tinggal di rumah mereka sendiri yang sudah diberi ileh papi nya Rafa sebagai hadiah pernikahan kedua nya.
Kedua nya berpamitan kepada kedua orang tua nya.
"Mamaaa, hiks" rengek Reina pada Mama nya.
"Udah eh jangan nangis terus. Malu sama suami" Mama menenangkan putrinya yang menangis karena tidak mau berpisah dengannya.
"Kenapa gak tinggal di Rumah Mama aja siih, kenapa harus pindaaah" rengeknya.
"Gak boleh gitu, kamu sekarang udah punya suami, jadi apapun itu harus nurut sama suami kamu." nasehat Mama nya.
Reina mulai melepaskan pelukannya dan beralih pada Papa nya. Air mata nya semakin deras mengalir melihat Papa nya yang tersenyum kepadanya.
"Anak Papa udah besar, udah punya suami." ucap Papa nya lalu memeluk putri satu-satunya itu.
"Yang nurut ya apa kata suami nya. Jangan pernah ngebantah, mau kemana mana juga harus izin sama suami, tanggung jawab Papa udah beralih ke suami kamu." nasehat Papa nya sambil mengelus kepala Reina.
"Iya Pa. Papa baik-baik ya dirumah, Reina nitip Mama. Nanti pasti Reina bakal sering main kesana." ucap Reina.
"Iya sayang." Papa pun melepaskan pelukan pada putrinya.
Dia mengalihkan tatapannya pada Rafa yang sedari tadi hanya diam menatap ketiganya.
"Papa titip Reina ya Raf. Jaga dan sayangi putri Papa ini." ucap Papa pada Rafa dan diangguki oleh pria itu.
"Iya Pa. Insyaallah" jawab Rafa. Dia memang memanggil Om Anton dengan sebutan Papa karena disuruh oleh nya.
"Yaudah kita berangkat ya Pa, Ma. Assalamualaikum" pamit Rafa pada kedua mertuanya.
Rafa pun mengajak Reina agar mengikutinya. Reina hanya menghelakan nafas berusaha ikhlas berpisah dengan kedua orang tua nya ini.
"Waalaikumsalam. Hati-hati." jawab kedua orang tua Reina.
...
SEE YOU PART 9 GENGSS.
JANGAN LUPA VOTE KOMEN YAA.TERIMAKASIH.
23 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafa & Reina || HIATUS
Teenfikce⚠️ VOTE DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ ⚠️ CERITA PERTAMA. HARAP MAKLUM KALAU CERITA NYA MASIH BERANTAKAN⚠️ . "Jangan bikin janji, jika kamu tidak bisa menepati." ~ Bagaimana jika hidupmu, yang dulunya bebas, kini harus terjerat ikatan yang tidak kamu ingin...