Riuh protes menggema bersahutan memecah keheningan Yunshen Bushi Chu. Kecaman demi kecaman pun dilontarkan kepada sekelompok pemuda yang tak satupun berani membuka mulut, menunduk dalam diam. Sedangkan beberapa senior mencoba meredakan amarah dan mencegah agar kericuhan tidak semakin parah.
"Kenapa kalian tidak mengatakan apapun tentang wabah itu?! Lihat putriku yang malang harus terjangkit wabah sialan itu!" teriak seorang pria paruh baya yang memakai baju mahal.
"Benar! Lihat ulah kalian membuat wabah semakin tersebar! Bicaralah! Apa kalian semua bisu?!" sahut seseorang lainnya dalam kerumunan.
"Hiks adikku tersayang hanya ingin memenuhi undangan menggantikan ayah kami yang sakit hiks tapi sekarang malah dia yang ikutan tergolek lemah hiks adikku" tangis seorang wanita muda pecah mengingat nasib adiknya.
"Kalian semua harus bertanggung jawab!"
"Ya! Benar! Kalian harus bertanggung jawab!"
Di taman yang sepi itu teriakan protes semakin dikumandangkan disertai isak tangis beberapa orang yang seakan semakin memeriahkan suasana.
Sebagai seorang ketua sekte, Lan Xichen (masa lalu) dengan sedikit berlari menghampiri pusat kericuhan di dampingi sang adik.
"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya sekalian, selaku tuan rumah di sini bisakah saya meminta agar kalian tenang terlebih dahulu?" ucap Lan Xichen baik-baik berusaha meredakan kericuhan.
Melihat sang pemimpin sekte sampai turun tangan, kemarahan yang sempat memuncak tadi pun berangsur mereda. "Baiklah, bisa tolong seseorang menceritakan apa yang sedang terjadi?" lanjut Lan Xichen lagi setelah dirasa kondisi mulai stabil.
"Kami mendengar wabah tidur ini dikarenakan racun mayat hidup dan murid-muridmu itu menyembunyikannya dari kami. Menyebarkan wabah ke seantero Yunshen!" jawab pria paruh baya tadi.
(Racun mayat hidup? Darimana berita ini menyebar? Bukankah itu masih asumsi dan hanya aku, Wangji, dan beberapa tetua saja yang tau?) pikir Lan Xichen.
"Shizui apa benar seperti itu?" tanya Lan Xichen pada Shizui yang terlihat paling tenang diantara murid yang lain.
Mendapat pertanyaan dan tatapan dari Lan Wangji, Shizui memberanikan dirinya menjawab "Ampun Zewu Jun, sebenarnya kami sempat mencuri dengar pembicaraan guru Lan tentang dugaan penyebab wabah tidur ini".
"Apa kalian lupa peraturan dilarang menguping?"
"Ampuni kami Zewu Jun! Kami tidak sengaja" ucap semua murid Lan yang terlibat secara serentak.
"Wangji, masalah hukuman kuserahkan padamu nanti" ujar Lan Xichen yang langsung dibalas anggukan dari Lan Wangji. "Sekarang saya kembali bertanya, kenapa hadirin sekalian menyalahkan murid kami atas tersebarnya wabah?"
"Tadi kudengar mereka mengaku kalau mereka yang melawan mayat-mayat ganas dan membawa wabah kembali!", kini giliran seorang pemuda yang tampak seperti bangsawan menjawab pertanyaan Lan Xichen.
Tidak terima dengan tuduhan itu dan juga tak mau hukuman semakin bertambah, salah satu murid maju dan menjelaskan "Maaf Zewu Jun Hangguang Jun, memang benar beberapa hari yang lalu kami pergi berburu dan melawan beberapa mayat ganas tapi kami juga tidak tau apa-apa tentang racun itu. Kami hanya menduga-duga. Tapi sebelum kami melapor gongzi itu sudah terlebih dahulu menyebarkannya ke orang-orang".
Lan Xichen memejamkan mata seraya berpikir dan menenangkan pikirannya sebelum membuat keputusan. "Baiklah kami akan mengatakannya. Memang kami menduga penyakit tidur ini disebabkan oleh racun yang berasal dari mayat ganas tertentu. Akan tetapi tuan-tuan tidak bisa menyalahkan murid kami begitu saja. Beberapa dari kalian juga seorang kultivator, apa kalian semua bisa menjamin bahwa sebelum menghadiri pernikahanku kalian tidak ada yang melawan mayat ganas?". Semua orang terdiam dan tampak memikirkan ucapan Lan Xichen.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Bend My Straight Boyfriend
FanficBiasanya seseorang bertransmigrasi ke masa lalu, tapi bagaimana jika ada orang dari masa lalu yang malah bertransmigrasi ke masa depan? Ya disinilah kalian akan menyimak cerita aneh bin ajaib dengan authornya yang juga tak kalah absurd. Jadi silahka...