Bag. 10 Falling For U: Stage 2

1.2K 212 34
                                    

"Mau bermain?"

"Tentu"

Tak terasa waktu berlalu kala Jiang Cheng dan Lan Xichen asyik bermain dengan kedua anjing baru mereka. Seperti kata nona pegawai penampungan ini, kedua anjing itu benar-benar punya sifat yang bertolak belakang. Berbeda dengan Xiao Qiu (bola kecil) yang lebih ramah, Snowy sangat pemalu dan hanya rela jika didekati oleh Jiang Cheng. Anjing putih itu tak jarang akan mengacuhkan, menjauh, atau bahkan menggeram pada Lan Xichen seakan-akan Lan Xichen adalah rival potensial yang akan merebut perhatian Jiang Cheng darinya.

Berulang kali Lan Xichen mencoba mendekat dan berulang kali pula Snowy akan menghindar.

"Hey Snowy kemari, aku tak akan menyakitimu. Percayalah ☺" bujuk Lan Xichen sembari membunyikan mainan Snowy beberapa kali.

"Wooff! grrr!", Snowy membalas dengan geraman lalu lari bersembunyi dibalik tubuh Jiang Cheng. "Kenapa kau malah menakutinya?" protes Jiang Cheng lalu mengelus bulu lembut Snowy untuk menenangkannya.

Lan Xichen menghela napas panjang, "Haaaah aku hanya mencoba berinteraksi dengannya tapi dia malah menghindar".

"Mungkin cara mendekatimu yang salah jadi Ia pikir kau akan menyakitinya" balas Jiang Cheng yang kini asyik mengusak dan memeluk Snowy. Melihat kedekatan Jiang Cheng dan Snowy di depannya, Lan Xichen tidak menyangkal bahwa dirinya diliputi rasa iri. Entah Ia iri pada Jiang Cheng yang bisa menyentuh Snowy, atau malah sebaliknya 😏.

"Tampaknya kau sangat dekat dengan anjing. Aku penasaran, sejak kapan kau menyukai mereka?" tanya Lan Xichen duduk tak jauh dari Jiang Cheng.

"Sejak kecil. Dulu aku pernah punya 5 ekor anak anjing, tapi karena kedatangan Wei Wuxian A-die memisahkanku dengan mereka"

Melihat raut sedih Jiang Cheng, Lan Xichen tak bisa menahan dirinya untuk kembali bertanya "Apa kau membenci si Wei Wuxian ini?".

"Ya, pada awalnya" Jiang Cheng membalas dengan sedikit dengusan lalu melanjutkan "Aku dulu bahkan sempat mengusir Wei Wuxian dari kamar, menyuruhnya pergi, dan melempar selimutnya keluar!". Jiang Cheng bercerita sembari menerawang jauh pada masa kecilnya, saat awal Wei Wuxian datang ke LianHua Wu. Sedangkan Lan Xichen mendengar cerita Jiang Cheng sambil membayangkan pria di sampingnya sebagai seorang anak kecil dengan pipi memerah dan air mata berlinang sedang mengomeli saudaranya untuk tidur di luar, pasti lucu sekali, batin Lan Xichen.

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?"

"A-die datang dan memberikan nasihat. Karena itulah aku sedikit merasa kasihan dan takut Wei Wuxian dimakan hantu, jadi dengan sangat terpaksa aku mencarinya. Dan bodohnya, dia malah memanjat pohon untuk tidur tapi tidak bisa turun! Benar-benar menyusahkan!". Jiang Cheng bercerita seakan-akan dia sedang mengutuk Wei Wuxian, akan tetapi jika dilihat baik-baik ada segaris senyum kala Ia menyinggung salah satu kisah yang berarti dalam hidupnya itu.

"Lalu?" sahut Lan Xichen lagi.

"Lalu Shijie datang membujuk agar si bodoh itu turun. Saat turun, dia malah terjatuh dan membuat kakinya terkilir. Shijie sampai repot harus menggendong kami berdua kembali pulang".

"Tunggu, kenapa kau juga ikut digendong? Apa kau terluka?" tanya Lan Xichen curiga.

Sial, padahal kan Jiang Cheng ingin menutupi kenyataan bahwa Ia juga tersesat dan jatuh saat mencari Wei Wuxian. Tapi ya apalah daya, Lan Xichen terlalu kritis. Alhasil Jiang Cheng mau tak mau harus menceritakannya, tentunya dengan nada tidak terima khas miliknya. "Aku terpeleset, puas?! Saat itu malam dan gelap jadi jangan salahkan aku kalau aku tidak melihat parit!".

"Pft ehem! Maaf. Tapi syukurlah jika kau baik-baik saja dan lukamu tidak serius kan?" balas Lan Xichen sambil menahan tawa, "Menggendong dua orang anak sendirian malam-malam... harus kuakui Jiang Yanli memang kakak yang tangguh" lanjutnya lagi.

How To Bend My Straight BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang