"A-Cheng, Paman Fengmian dan Madam Yu masih hidup!" balas Wei Wuxian membuat Jiang Cheng menjatuhkan bantal yang sebelumnya akan Ia lempar.
"Mereka.... masih hidup? MEREKA MASIH HIDUP?! Wei Wuxian kau tidak bercanda kan?!", senyum seketika merekah dari bibir manis Jiang Cheng. Ia segera bangkit dari tempat tidur dan menggoncang tubuh Wei Wuxian dengan antusias. Ia sungguh tidak menyangka keluarganya kembali utuh di kehidupannya saat ini.
"Um! Barusan Madam Yu menghubungi lewat ponsel. Awalnya aku juga tidak percaya tapi setelah mendengar teriakannya yang membahana aku langsung yakin itu 100% Madam Yu!" jawab Wei Wuxian ikut senang. Keduanya tersenyum dalam haru. Kematian Paman Fengmian dan Madam Yu adalah salah satu penyesalan terbesar yang dimiliki Jiang Cheng dan Wei Wuxian, selain kematian Jiang Yanli.
Setelah beberapa menit larut dalam rasa haru, Jiang Cheng pun kembali bertanya, "Lalu apa katanya?".
"Madam Yu bilang minggu ini mereka akan kembali pulang dan Ia meminta kita untuk menjemputnya di tempat bernama bandara. Hei apa kau tau apa...itu bandara?". Jiang Cheng membalas pertanyaan Wei Wuxian dengan gelengan lalu melanjutkan, "Coba kau tanya apa itu bandara di ponselmu".
"Ohiya kau benar juga!", Wei Wuxian pun menuju mesin pencarian di ponselnya dan mengetik kata bandara. Sedetik kemudian segala macam informasi terkait bandara pun tersedia, mulai dari definisi sampai gambar-gambar bandara. "Bandara adalah tempat dimana pesawat terbang lepas landas atau mendarat. Aiyo apa juga itu pesawat?" gumam Wei Wuxian sembari menggaruk-garuk kepalanya bingung. Wei Wuxian pun kembali mencari info mengenai pesawat. Mereka berdua memperhatikan setiap informasi yang tersaji lalu berhasil menyimpulkan bahwa "Oh jadi bandara itu seperti titik pemberhentian pedang terbang, lalu pesawat itu... Pedang terbang berjamaah!!" ujar Jiang Cheng dan Wei Wuxian secara bersamaan. Mereka berdua bahkan tertawa dan mengangguk-anggukkan kepala dengan sangat percaya diri atas kesimpulan absurd yang mereka dapatkan.
"Kalau begitu cepat kau beritahu Shijie!" perintah Jiang Cheng dengan wajah yang masih tampak berseri-seri. Ia sungguh bersyukur bisa diberi kesempatan bertemu dengan kedua orang tuanya lagi. Ia juga bertekad bahwa dikehidupan saat ini Ia tidak akan pernah membiarkan siapapun merenggut kebahagiaannya untuk kedua kalinya.
"Ok akan ku beritau Shijie segera. Kau istirahatlah saja sana, kau bau hii~" goda Wei Wuxian sambil berlagak menutupi hidungnya. Setelah mengejek Jiang Cheng, Wei Wuxian pun segera berlari kembali ke kamarnya sebelum terkena lemparan penuh cinta dari Jiang Cheng.
"Sialan kau Wei Wuxian!" teriak Jiang Cheng menanggapi ucapan saudara kurang ajarnya itu. Walaupun kesal tapi Jiang Cheng tetap reflek mengangkat tangannya dan mencium bau feromon yang dikeluarkan olehnya selama heat, "Apa aku sebau itu? Ah tidak juga, si bodoh itu saja yang berlebihan humph!" gumamnya diam-diam.
*
*
*Tiga hari kemudian....
Setelah mendapat kabar baik terkait kepulangan Jiang Fengmian dan Madam Yu, kini duo perusuh (Wei Wuxian dan Jiang Cheng) beserta Jiang Yanli pun bersiap untuk pergi ke bandara. Awalnya Jiang Yanli melarang Jiang Cheng ikut dan memintanya untuk beristirahat, mengingat siklus heatnya yang belum selesai. Akan tetapi Jiang Cheng tetap keras kepala ingin ikut menjemput kedua orang tuanya."A-Yin, kami hanya pergi sebentar. Kau tak usah takut sendirian di rumah, kan ada beberapa pelayan dan satpam yang berjaga. Kau di rumah saja ya" bujuk Jiang Yanli.
Jiang Cheng menatap Shijie-nya dengan muka memelas sambil memegang tangan Jiang Yanli erat, memohon agar diijinkan ikut. "Jie aku tidak takut sendirian di rumah, aku hanya ingin bertemu A-Die dan A-Niang. Aku....rindu mereka".
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Bend My Straight Boyfriend
Fiksi PenggemarBiasanya seseorang bertransmigrasi ke masa lalu, tapi bagaimana jika ada orang dari masa lalu yang malah bertransmigrasi ke masa depan? Ya disinilah kalian akan menyimak cerita aneh bin ajaib dengan authornya yang juga tak kalah absurd. Jadi silahka...