Kriet....kriet
Suara kasur berderit tanda bahwa seseorang yang kini tengah tidur di atasnya sibuk bergerak gelisah. Setelah jatuh terlelap, Wangji langsung dihantam mimpi buruk, membuat tidurnya terganggu.
Butir-butir peluh menetes dan alis yang biasa tanpa ekspresi itu pun kini semakin menukik tajam. Kata demi kata gumaman juga tak ayal dilantunkan seakan bisa menghilangkan ketakutannya.
"Lan Wangji.... tolong aku.... seluruh badanku sakit hiks Kenapa kau mengabaikanku?! Kenapa?! Kalau saja kau mau membantuku, aku tak akan mati seperti itu!" ujar sesosok wanita dalam mimpi Wangji. Wanita itu tampak menyeramkan berjalan mendekat dengan darah yang membasahi sekujur tubuh, tangan dan kaki yang bengkok, serta dahi yang retak.
"Bukan!" balas Wangji yang mencoba mundur. Namun, semakin Wangji menjauh, semakin cepat wanita itu mendekat hingga akhirnya wajah penuh luka itu berada tepat dihadapan Wangji. "Kau pembunuh!"
"Tidak!", Wangji terbangun dari mimpi buruknya. Dengan napas tersengal, Ia mencengkram erat rambutnya, sekali lagi mencoba menghilangkan bayangan buruk dari mimpinya barusan.
Bersamaan dengan itu pula Wei Wuxian masuk ke kamar tempat Wangji berada, "Astaga Lan Zhan!" teriak Wei Wuxian dan reflek berlari mendekat kala melihat Wangji meringkuk ketakutan di atas kasur. Wei Wuxian melihat keadaan Wangji yang tampak mengenaskan menangis dalam diam, memejamkan mata, dan menutupi kedua telingannya. Wei Wuxian mencoba menyentuh Lan Wangji, namun langsung ditampis kasar "Pergi! Jangan ganggu aku!".
"Lan Zhan? Lan Wangji? Wangji?" panggil Wei Wuxian, namun tak ditanggapi sama sekali oleh Lan Wangji. Bahkan kini Lan Wangji semakin menutup telinganya seakan tak mau mendengar apapun.
Wei Wuxian tak mau menyerah, Ia tak pernah melihat Wangji seperti ini jadi Ia harus menenangkannya atau hatinya akan semakin sakit "Lan er gege? Ini aku, Wei Ying. Kau tak perlu takut" panggil Wei Wuxian sekali lagi sambil memegang lembut pipi Lan Wangji. Lan Wangji sempat mengejang kala tangan Wei Wuxian menyentuh pipinya, namun setelah mendengar sebuah nama yang terasa familiar diucapkan, perlahan pertahanan Wangji mulai runtuh. Wangji mendongakkan kepalanya dan melihat Wei Wuxian berjongkok di samping kasur dengan senyuman manisnya.
"Lihat, ini aku Wei Ying, Wei Wuxian. Aku tak akan menyakitimu".
"Wei....Ying?" ujar Lan Wangji dengan tatapan yang diselimuti keraguan.
"Um! Ya walaupun kau mungkin tak mengingatku tapi aku bersumpah tidak akan melakukan sesuatu padamu. Jadi kau tak perlu takut, ok?". Wei Wuxian menggenggam tangan Lan Wangji menyalurkan kasih sayangnya. (Lan Zhan, sebenarnya apa yang telah kau lalui di zaman ini sampai kau jadi seperti ini? 😟 Tapi kau tenang saja, selanjutnya aku, Wei Wuxian berjanji tidak akan meninggalkanmu dan akan membuat hari-harimu bahagia!) batin Wei Wuxian.
Aroma manis mawar kembali menguar memasuki penciuman Lan Wangji, sama seperti waktu serangan panik sebelumnya. Wangji memejamkan kedua matanya, menghirup perlahan aroma itu dan mencoba menenangkan diri. Setelah tenang, kini Ia diam-diam memperhatikan wajah Wei Wuxian yang masih setia menggenggam tangannya dan berjongkok di sebelahnya. "Terima kasih" ucap Wangji tiba-tiba.
"Ah? Oh iya tak perlu berterima kasih. Kau tau, tak ada kata terima kasih dan maaf diantara kita. Itu sudah kewajibanku. Bagaimana? Sudah lebih baik?" balas Wei Wuxian. Lan Wangji awalnya tidak paham kenapa Ia malah dilarang berterima kasih, bukankah normal jika setelah ditolong kita harus selalu berterima kasih? Tapi ya sudahlah Wangji tak mau semakin pusing, Ia pun akhirnya hanya membalas dengan anggukan kepala.
"Ini minumlah dulu, setelah itu kita turun sarapan. Kau dari semalam belum makan kan?" ujar Wei Wuxian sambil menyodorkan segelas air putih dan langsung ditandaskan oleh Lan Wangji.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Bend My Straight Boyfriend
FanficBiasanya seseorang bertransmigrasi ke masa lalu, tapi bagaimana jika ada orang dari masa lalu yang malah bertransmigrasi ke masa depan? Ya disinilah kalian akan menyimak cerita aneh bin ajaib dengan authornya yang juga tak kalah absurd. Jadi silahka...