Hari pementasan yang ditunggu-tunggu pun tiba. Semua anggota klub seni Universitas Gusu semakin antusias dan gugup secara bersamaan. Banyak pertanyaan yang kini berkecamuk di pikiran masing-masing orang. Mulai dari pertanyaan positif seperti apakah pentas akan sukses? sampai pertanyaan negatif seperti bagaimana jika terjadi kesalahan atau pentasnya membosankan?
Disamping semarak optimisme dan pesimisme yang ada, Jiang Cheng malah tidak menampakkan keduanya. Ia lebih terlihat serius dan tenang. Ia hanya berfokus untuk tidak mengecewakan banyak pihak yang membantunya, ya walaupun urusan pdkt juga masih jadi tujuan utama. Tapi satu hal yang Ia yakini adalah semakin gugup semakin ada saja kesalahan yang bisa dia lakukan. Jadi buat apa gugup, nikmati saja toh berpedang sudah jadi makanan sehari-harinya.
"Semua sudah berkumpul? Baik sebagai ketua pelaksanaan, aku harap kalian semua mampu memberikan pertunjukan yang memuaskan. Jangan sia-siakan usaha kalian sendiri dan buat klub seni kalian bangga. Bisa dimengerti?" ucap sang ketua klub menyemangati anggotanya.
"Dimengerti ketua!" balas semua anggota kecuali Jiang Cheng yang hanya menggumamkan kata 'ya' sebagai balasan. Itung-itung menghormati pemilik acara karena memang pada dasarnya Jiang Cheng bukan anggota klub seni, Ia bisa ikut pentas juga karena koneksi dari Huaisang. Itupun dapat urutan pentas paling akhir pula.
"Oiya jika ada kendala atau sesuatu yang ingin ditanyakan, kalian bisa segera menghubungiku atau Xichen selaku EO (event organizer). Sekian, silahkan bersiap tirai akan dibuka dalam 15 menit". Dengan demikian semua orang kembali pada posisi masing-masing.
"A-Yin tunggu! Kau berkeringat, sini biar kuperbaiki riasanmu" ujar seorang wanita pada Jiang Cheng.
"Jie, acaranya belum juga mulai dan aku dapat urutan terakhir. Jadi nanti saja. Sekarang shijie kembalilah ke bangku penonton, nikmati acaranya" tolak Jiang Cheng pada shijienya, Jiang Yanli. Jiang Cheng tidak habis pikir dengan sikap shijienya yang terlalu antusias. Sejak Ia bilang ingin berpartisipasi pada pertunjukan seni, Jiang Yanli langsung semangat. Bahkan semua kostum, riasan, dan keperluan pentas Jiang Cheng disediakan olehnya. Tak tanggung-tanggung, Jiang Yanli jugalah yang merancang kostum yang saat ini dikenakan Jiang Cheng.
"A-Yin, justru karena nanti shijie ada dibangku penonton makanya mulai dari sekarang kau harus sudah terlihat cantik. Shijie tidak mau nanti saat giliranmu malah kau masih ribet dirias" omel Jiang Yanli sambil mengoleskan bedak pada bagian hidung, dahi, dan dagu Jiang Cheng yang berkeringat.
"Jie perlu kuingatkan aku masih laki-laki, jadi jangan panggil aku cantik 😑" protes Jiang Cheng tapi masih diam menuruti segala perlakuan shijienya.
"Iya iya adik shijie yang tampan. Nah selesai! Ini tisu dan bedak, kalau nanti kau berkeringat lagi oleskan perlahan. Ingat jangan diusap terlalu kasar" titah Jiang Yanli dengan pose sok galak seperti guru killer.
"Ok aku paham. Sekarang shijie kembali ke bangku penonton ya. Lihat apa yang sudah si tengil Wei Wuxian lakukan pada A-Ling di sana" ujar Jiang Cheng sambil menunjukkan foto Wei Wuxian yang tengah menjahili Jin Ling dengan mencemong mukanya menggunakan es krim.
"Astaga A-Xian!" teriak Jiang Yanli dan segera berlari keluar dari backstage.
3 Jam Kemudian....
Acara hampir berakhir, kini tinggal 2 penampilan terakhir termasuk penampilan milik Jiang Cheng.
"Wah sungguh penampilan musik yang indah. Selanjutnya, dan sebagai penampilan terakhir kita malam ini, ada pendatang baru kita nih, namanya Jiang Wanyin yang akan menampilkan sebuah tarian pedang yang tak kalah indahnya. Pasti tidak sabar kan? Ok langsung saja kita saksikan! Jiang Wanyin! Dengan judul 'Ours'! " ucap pembawa acara mempersilahkan Jiang Cheng.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Bend My Straight Boyfriend
FanficBiasanya seseorang bertransmigrasi ke masa lalu, tapi bagaimana jika ada orang dari masa lalu yang malah bertransmigrasi ke masa depan? Ya disinilah kalian akan menyimak cerita aneh bin ajaib dengan authornya yang juga tak kalah absurd. Jadi silahka...