"NAH, GINI DOOONG! DATENG KAGAK TANGAN KOSONG."
"Lah, yang laen kagak bawa apa-apa?" tanya Bobby yang baru saja tiba di rumah Taehyung dengan tangan penuh membawa banyak camilan. "Anjir, lah. Gue bawa balik lagi, deh."
Taehyung dengan cepat merebut tas belanjaan di tangan Bobby. "Lo kalo mau baik jangan tanggung-tanggung napa!" sewotnya. Sungguh tuan rumah yang tidak memperlakukan tamunya dengan baik.
Sudah seperti genda rutin, malam tahun baruan adalah jadwalnya para sepupu berkumpul. Jika tahun-tahun sebelumnya mereka akan berkumpul di rumah nenek sembari liburan, berbeda dengan tahun ini karena Nenek sang pemilik rumah saja masih asik bermain dengan cicit barunya. Maka dari itu, apartemen Taehyung dijadikan sebagai tempat perkumpulan agenda keluarga sesat ini.
"Tet, maneh boga imah jeung naon? Jeung zinah, nyah?" (Tet, kamu punya rumah buat apa? Buat zinah, ya?) tanya Pakde Byungman yang datang sembari menggendong Seowoo--putrinya Teh Jiwon. Mulut pedas Teh Jiwoon memang turunan dari sang papa.
"Pakde, kuping cucunya ditutup dulu kalo mau ngomong sembarangan," ucap Namjoon. "Bahaya kalo generasi berikutnya juga punya bibit cabe."
"ALO, ALO, ALO, GUUUS!" Taerin, calon penerus bibit ayahnya tiba dengan membawa kerusuhan. Pita suaranya memang memiliki kualitas terbaik.
"Nah, ini dia pewaris tahta persepupuan!" sambut Haruto. "Byun Taeeehyuuung!"
"Tolong jangan ubah nama anak gue," sahut Taeyeon yang tentu saja datang. "Namanya kagak berubah aja tingkahnya udah kayak Taehyung."
Tawa pecah yang lainnya langsung terdengar. Taerin memang masuk kedalam golongan tidak waras sejak usia dini. Kulkas empat pintu di rumah saja salah satu bagiannya sudah berubah menjadi tempat main rumah-rumahan Taerin.
"ICUUUUNG!"
"Suara anak lo mantep banget, Mang" komentar Jinhwan yang menggendong Jisung. "Kakak main sama Onty Taerin, gih."
Jisung dengan semangat melompat dari gendong sang papa dan ikut bermain dengan Taerin.
"Bob, anak-anak lo mana?" tanya Jinhwan saat melihat Bobby sedang bermain PlayStation dengan Mingyu.
"Lagi belanja sama Jisoo, Bunda, Dahyun, Sowon."
"Lah, kuli angkutnya siapa?"
"Kak Jin," sahut Teh Jiwon. "Mereka beli buat bahan bakaran."
"Weh! Nggak ada bakar-bakaran!" Taehyung dengan cepat melarang. "Gue nggak mau tragedi di rumah Nenek keulang lagi. Udah direbus aja semuanya!"
"Tet, jangan kayak orang udik!" sewot Namjoon. "Sekarang ada alat panggang yang panasnya berasal dari listrik!"
"Jangan!" larang Taehyung lagi. "Nanti gue bayar listriknya mahal.
Lirikan sinis tentu saja para sepupu berikan kepada Taehyung. Apartemen luas yang bahkan memiliki 2 lantai ini tentu saja memakai banyak listrik, dua panggangan tidak akan membuat biaya listrik bulanan Taehyung melonjak drastis.
"WIDIIIIH, TUMBEN NI TEMPAT RAPI," komentar Jennie yang datang bersama Jeongyeon, Yerin, Chayeon, serta Ella, Rohee dan Lorin.
"Mantaaap, ruang keluarga lo jadi playground," ledek Yerin kepada kekasihnya. Berbagai jenis mainan memang sengaja Namjoon bawa untuk para bocil.
"Nyesel gue ngeiyain ini tempat jadi markas," adu Taehyung yang sudah memeluk kekasihnya.
"Jen, Taeyong kagak dateng?" tanya Bobby saat melihat Jennie ikut bergabung di ruang keluarga. "Gue kira ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
COUSIN 2.0✓
Fanfiction[Spin-off COUSIN] Sekumpulan para bayi manusia yang saat kecil saja sudah mampu merusak rumah Nenek Buyut mereka. Semoga saja saat besar mereka tidak menghancurkan Dunia