"ATUH LAH AYING! SUKU AING SAKIT!" (KAKI GUE SAKIT ANJIR!)
Teriakan Taehyung menggelegar, memenuhi ruang tengah di lantai satu yang setiap malam berubah menjadi kamar untuk para bujangan. Para lelaki yang belum menikah dan tidak mendapatkan kamar memang cosplay menjadi tunawisma selama mudik ini. Mereka tidur di mana saja. Kadang di studio musik, kadang di ruang tamu, dan paling utama di ruang tengah.
Donghyuk, Haruto, Taehyung dan Mingyu. Iya, sisa mereka para bujangan yang belum menikah. Dan sejak kemarin, keempatnya tidur di ruang tengah, dengan kasur lipat mengampar di depan televisi.
"KAK TETET, IH! PATATNYA JANGAN KE MUKA GUE!" Mingyu dengan sebal menarik karet celana Taehyung hingga mejepret pinggang kakaknya itu. "AWAS IH!"
Ini padahal rumah Nenek udah luas banget, tapi efek para cucu nikah dan bawa pasangan, jadi mereka nggak bisa berbagi kamar kayak dulu lagi. Padahal Kak Jin sama Teh Jiwon tinggal di rumah sebelah--rumah orang tua mereka--, lalu Bobby juga menginap di rumah neneknya Jisoo di sebrang. Tetapi, para cucu yang bujangan tetep tidak kebagian kamar.
Bahkan, cucu-cucu perempuan tidur di kamar nenek, sedangkan Pakle Kyunghoong berbagi kamar dengan Om Jaejoong. Duo duda itu bersatu. Mereka mendapatkan kamar sisa di area dapur. Biasanya, sih, itu buat kamar pembantu.
Kapan lagi coba liat pengusaha ternama dan dokter paru berpengaruh tidur di kamar belakang yang gabung sama tempat nyimpen galon air mineral. Ya, cuma pas di rumah nenek waktu mudik.
"NEEEK! BESOK BANGUN RUMAH YANG GEDE NAPA!" Suara berat Haruto menggelegar hingga ke balai desa di atas. "Buseeet ini udah dingin, masa kagak kebagian selimut juga."
Haruto dengan sebal menarik selimut yang Donghyuk pakai. Padahal pemuda itu diam saja, ia tidak ikut-ikutan dalam kerusuhan antara adik dan dua sepupunya. Emang setiap malem, Donghyuk yang paling tertekan kalau mau tidur.
"KAK TETEEET!"
Buseeet! Mingyu merengek sebal pada kakaknya. Emang dasar Si Taehyung ini biang keladinya. Ada aja tingkah yang dia lakuin. Ngakuisi selimut Haruto, nyabutin bulu kaki Mingyu, guling-guling di atas tubuh para sepupunya, terus tidur dengan gerakan nggak jelas.
Ini untung Donghyuk dan Mingyu kagak berani membalas dendam. Coba kalo korbannya itu Hanbin dan Bobby, udah pasti Taehyung langsung dilempar ke kolam renang.
"Heh, gandeng!" (berisik) Nenek keluar dari kamarnya. "Geura sararare!" (Cepet pada tidur!)
Mingyu langsung mengadu pada nenek, emang dasar dia anak nenek banget. "Neeek! Kak Taehyung, tuh. Hidupnya nggak guna banget."
"Sare! Isukan rek balik, kan!" (Tidur! Besok pada mau pulang, kan?)
Taehyung langsung berlagak tidak berulah apapun, seketika ia berubah menjadi Donghyuk. Namun saat pintu kamar Nenek kembali ditutup, Kim Taehyung kembali merusuh. "Weh, bikin mi, yok? Gue yang masak, dah!"
.
.
.Kalo urusan mi instan, jelas tangan Taehyung nggak ada saingan. Lelaki itu dengan semangat merebus air di dalam panci yang cukup besar. Ia siap membuat beberapa bungkus mi goreng.
"Tet, kalo kata gue, sih, mending lo buka usaha warmindo," sahut Kak Namjoon yang duduk lesehan di lantai dapur sembari mengabiskan kripik tempe, dia baru keluar dari studio musik di basement, "gue modalin, dah."
Mas Jinan juga ikut kumpul di dapur rumah, begitupun dengan Mas Seojoon, Kak Jin, Bang Ogi dan Hanbin. Seperti biasa, mereka akan menjadikan dapur sebagai basecamp di waktu tengah malam hingga nanti dini hari. Biasanya Mas Seojoon, Taehyung dan Mingyu yang akan turun tangan untuk membuat berbagai jenis makanan instan yang ada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUSIN 2.0✓
Fanfiction[Spin-off COUSIN] Sekumpulan para bayi manusia yang saat kecil saja sudah mampu merusak rumah Nenek Buyut mereka. Semoga saja saat besar mereka tidak menghancurkan Dunia