"Si Hayi masih ngambek?"
Hanbin mengangguk pasrah, untung mentalnya kuat dan sudah biasa meladeni ibu hamil, bahkan sejak ia masih bujangan. "Tapi tadi udah siap-siap, sih. Cuma mogok ngomong aja sejak malem."
Perkara beruang kuning yang gagal Pakde Byungman tangkap kemarin. Sebenarnya bukan gagal, tetapi emang Pakde Byungman ogah nangkep beruang. Ya, kali sehari sebelum lebaran malah nangkep beruang, mana harus nyari yang warna kuning.
Salat Ied sudah selesai, beberapa keluarga yang ikut jemaah di lapangan pun sudah kembali ke rumah. Dan, beberapa perempuan yang tidak ikut ke lapangan juga selesai menghangatkan masakan serta sudah memakai pakaian terbaik mereka. Semua sudah berkumpul di ruang makan, siap menyantap ketupat dan beberapa lauk lainnya.
"Pakdeee, beneran nggak ada beruang kuningnya?" Hayi baru muncul dari kamar di lantai satu. Ibu hamil itu menghampiri ruang makan dengan wajah ditekuk. "Bukannya kalo deket ke gunung itu masih banyak beruang?"
Hanbin yang sudah mengambil makanan dengan santai menyodorkan sendok berisi ketupat dan soto. "Makan dulu," perintahnya yang siap menyuapi sang istri. "Abis ini minum vitamin."
Padahal niatnya Hayi itu mau mogok makan juga, tapi dia takut diomelin Hanbin. Jadi, dengan pasrah mulut Hayi terbuka dan menerima potongan ketupat serta daging sapi. "Pakde, hari ini nggak bisa nangkep beruang?" Hayi masih berusaha untuk mendapatkan beruang kuning sesuai keinginannya. "Hayi cuma minta beruang, kok, bukan macan tutul."
Teh Jiwoon langsung tersedak saat mendnegar perkataan Hayi. Istri sepupunya ini mungkin ngira kalau beruang itu sejenis hewan peliharaan yang imut, baik, lucu dan nurut kali ya. "Ganti sama berang-berang aja mau nggak, Yi?" tawar Teh Jiwon mencarikan alternatif lain. "Kalo berang-berang bisa diambilin sekarang."
"Nggak mauuu! Pokoknya mau beruang yang warna kuning," rengek Hayi manja. "Oh iya! Pas nangkep beruangnya direkam sama Kak Taehyung."
"APA? APA? APA? GUE DIEM!" Padahal Taehyung udah berusaha sebisa mungkin buat nggak kena radar Hayi. Si anak kedua keluarga Jaejoong ini bahkan berusaha tetap diam dan tidak menertawakan siapapun yang menjadi korban Hayi sejak kemarin. "Yiii, gu-gue gue nggak bisa ngerakam. Tangan gue kalo ngerekam jelek banget, nanti kasian beruangnya nggak aesthetic."
Orang kalo lagi panik emang suka ngasih alasan bodoh. Apalagi ini Taehyung yang ngasih alesan. Makin bodoh lah yang keluar dari mulutnya. Penting banget ngerekam beruang biar Aesthetic? National Geographic aja kagak terlalu mikirin itu.
"Bisa, kaaan?"
Bobby yang mendapatkan ide akhirnya mengambil alih keadaan. Lagian kasian juga liat muka mumet Hanbin. Itung-itung Bobby balas budi, lah. Soalnya dulu pas Jisoo hamil suka ngerepotin Hanbin. "Iya udah aman," ucapnya dengan santai, "nanti gue bantu cari beruang kuningnya."
"Iyeu permasalahan beruang koneng encan angges?" (Ini permasalahan beruang kuning belum beres?)Mang Baek akhirnya juga ikut turun tangan. "Ges geuraan makana, ceunah arek ke makam. Dua Bapak, dan dua teteh aing engges nangguan." (Udah cepetan makannya, katanya mau ke makam. Dua bapak dan dua teteh aku udah nungguin.)
Haruto yang sebelumnya juga memilih untuk diam karena takut jadi korban ngidam Hayi akhirnya ikut berdeham. "Mohon maaf ini ..., nggak ada satupun yang berniat goyang dompetnya buat ngasih THR ke aku, nih? Duit bisa dicari, punya sepupu, keponakan, anak dan cucu macam Haruto itu sangat sulit."
"ELLA JUGAAA!"
"DUIIIIT, DUIIIT, DUIIIT!" Jisung jelas tak mau kalah. Lalu Rohee pun ikut turun tangan. Dalam urusan meminta uang, mereka nggak mikir kalau orang tua mereka kaya raya. Pokoknya persenan lebaran harus tetep dapet.
🍓
Taehyung merengut sebal, tangannya sudah siap memegang handy cam untuk merekam prosesi penangkapan beruang kuning. Lelaki itu mulai mendrama. "Gue belum nikah, Bob--"
"Pakde juga," sahut Pakde Byungman dan berhasil membuat para manuisa yang ikut dalam misi pencarian beruang kuning menoleh padanya.
Kak Jin bahkan sudah melirik penuh dengki pada sang papa. "Pengen gue toyor, tapi dia bapak gue."
"Nggak apa-apa padahal," sahut Mingyu duta anak durhaka, "kan baru maaf-maafan, bikin dosa baru aja, Kak."
Siang ini para lelaki menjalanan misi pencarian beruang kuning di kaki gunung. Meskipun hanya Taehyung dan Pakde Byungman yang menjadi korban, tetapi beberapa manusia lainnya juga ikut ke kaki gunung setelah mendengar rencana yang Bobby buat.
"Ini beruang kuning ceritanya kita simpen di atas pohon aja kali ya?" tanya Haruto yang membawa dua boneka beruang besar berwarna kuning. "Terus nanti kita akting nyari beruang dulu, baru nemuin si kuning ini."
Bobby mengangguk setuju, "Bin, gantung beruangnya di atas pohon itu!" perintahnya sembari menunjuk pohon sawo yang menjulang tinggi.
"Anj!" sewot Hanbin, calon ayah itu jelas mengumpat. Masalahnya pohon sawo itu tinggi banget, lebih tinggi dari harapan orang tua Seowoo agar anaknnya kembali normal. "Pohon yang lain, kek!"
Taehyung mendorong Hanbin, "Cepetan!" perintahnya yang sudah siap merekam video tambahan, lumayan buat mempermalukan Hanbin. "Ini udah kita tolongin juga buat nyari beruang!"
"Heh! Dikata sebelumnya gue kagak pernah jadi korban ngidam istri lo pada?" sewot Hanbin, namun sayang langsung mendapatkan toyoran dari Taehyung.
"Gue belum nikah! Jadi udah syukur ini gue mau bertaruh nyawa demi menangkap beruang."
Emang dasar password jadi keturunan Kim Haesook itu penuh drama, lebay dan berlebihan. Intinya aneh.
Ya, gimana nggak aneh. Bibit utamanya aja ajaib. Kim Haesook, nenek kita tercinta itu sudah asik duduk di halaman belakang sembari memperbudak Mang Baek, Donghyuk dan Mas Seojoon. Anak bungsu, cucu, dan cucu mantunya itu Nenek perintahkan untuk merakit gazebo yang baru datang.
Nenek emang suka random. Tadi pagi waktu silaturahmi ke ruamh tetangga yang produksi gazebo dan liat ada tumpukan bambu yang siap dirakit. Terus akhirnya nenek beli, tapi tanpa sewa tukang pasang karena emang lagi lebaran. Daaan, alhasil nenek memperkerjakan orang-orang yang di rumah.
"Mantap banget gazebo rumah Mamah dibuatnya sama dokter jantung, tulang dan pebisnis. Ajiiib!"
Nenek yang sedang memantau pekerjaan tiga korbannya itu langsung merilik sinis pada Pakde Heechul. "Heh! Mending maneh geh sakalian bantu. Sakalian panggil Si Kyunghoon jeung Jaejoong." (Heh! Lebih baik kamu juga bantu. Sekalian panggil si Kyunghoon sama Jaejoong.)
"Mampus!" sinis Mang Baek yang lagi ngiket dua jejeran bambu dengan tali rotan. "Geuraan, Mas! Panggil nu lain oge!" (Cepetan, Mas! Panggil yang lain juga.)
Ini baru lebran hari pertama, tapi tingkah gila mereka udah berbagai jenis. Dari perkara beruang kuning sampe ke ngerakit gazebo. Nggak tau deh buat beberapa hari ke depan sampe mereka balik lagi ke kota. Meskipun berharap nggak akan ada tingkah gila yang nyeleneh, tapi sepertinya itu mustahil.
🍓
"LEE HAYIII .... Beruangnya, niiih! AAARRRGH GUE DIGIGIT BERUAAANG!"
Dengan sekuat tenaga Haruto berakting menahan beruang yang ceritanya menggigit leher Taehyung. Entah akting siapa yang paling baik, tetapi mereka semua menjalankan perannya dengan baik.
Taehyung berlagak menjadi korban, Haruto tim penyelamat, serta Kak Jin yang memegang beruang itu. Bobby juga ikut merusuh dengan berteriak tidak jelas dan dihauti oleh Hanbin yang sama rusuhnya.
"Ini beruang kuningnya," Pakde Byungman terlalu malas dengan drama ada dan para keponakan. Kakek dengan dua cucu itu menghampiri Hayi dan memberikan boneka beruang kuning yang lain pada Hayi. "Yang ini jinak, Yi. Kalo yang agak liar lagi makan si Taehyung."
Tbc
Minal Aidin Walfa Idzin, Guys
Mohon maaf lahir dan batinMaaf kalau ada ketikan aku yang sempat bikin kalian tersinggung, baik yang disengaja maupun tidak🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
COUSIN 2.0✓
Fanfiction[Spin-off COUSIN] Sekumpulan para bayi manusia yang saat kecil saja sudah mampu merusak rumah Nenek Buyut mereka. Semoga saja saat besar mereka tidak menghancurkan Dunia