O6

0 0 0
                                    

seperti dugaan nya kemarin malam, masing masing orangtua dari permasalahan ‘bolos’ dan ‘merokok’ kemarin, dipanggil ke sekolah.
terkecuali Aby. gadis itu tidak menyerahkan surat panggilan nya ke Max. Max orang sibuk. lagipula Aby tidak mau identitas nya tersebar.

Aby memarkirkan pajero putih nya dengan sempurna. gadis itu melompat turun dari mobil nya. seluruh pasang mata langsung memfokuskan atensi mereka ke Aby. gadis itu menyita perhatian banyak orang.

dia tidak mengenakan jas. rambut kuncir kuda dengan karet berwarna merah mencolok. mulut yang tersulut sebuah stick permen kaki. dasi yang acakan dan seragam putih yang tidak dimasukkan ke dalam rok.

sasaran empuk guru BK!

dari jauh dia mendengar sebuah keributan antara siswi dan wanita paruh baya. Aby mendekat ke salah satu segerombolan perempuan dan bertanya, "di depan ada apaan?"

"biasa si Gebby caper sama nyokap nya Tama." jawab salah satu dari mereka.

salah satu sudut bibir Aby tersungging.

"samperin gih, By." suruh yang lain.

Aby mengangguk singkat. saat sudah dekat dengan posisi Gebby dan wanita itu..

"loh? kamu?"

lapangan mendadak senyap.
wanita itu adalah orang yang dia bantu menyebrang jalan kemarin!

‘jadi dia nyokap nya Tama?’ Aby membatin.

"haloo tante?" sapa Aby dan menyalami tangan wanita itu.

"tante kenal sama berandal kayak dia?" tanya Gebby dengan suara sinis nya.

wanita itu Hera. menatap Gebby sengit.
"yang berandal itu kamu! enak aja kamu bilang cah ayu kayak dia berandal."

"tante bela dia? lihat aja penampilan nya nggak bener kayak gitu." sinis Gebby.

tangan Aby terulur, merangkul Hera dengan akrab dan menggiring nya keluar dari lapangan.

"nggak usah dengerin dia, tante." ucap Aby.

"emang. siapa juga yang mau dengerin orang kayak dia. bibir menor, make up tebel. tante nggak habis pikir, gimana bisa Tama di deketin sama orang modelan dia?" cerocos Hera.

Aby terkekeh, "aku Aby. tante–

"ma?" panggil seorang lelaki.

Aby dan Hera menoleh, mendapati Tama yang menatap tangan Aby–merangkul Hera dengan sorot tak terbaca. sontak Aby melepaskan rangkulan nya.

"tante mama nya anak nakal ini, By!" seru Hera seraya meremas lengan Tama.

"ah? oohh iyaa.." jawab Aby kikuk.

"dia orang yang kemarin bantuin mama nyebrang, Tam. baik banget kan? ya nggak papa penampilan nya urakan, toh sama kayak kamu. dari pada yang tadi, najissun banget mama punya menantu kayak dia." sinis Hera lagi.

"mama jangan gitu." tegur Tama.

"mama ke ruang guru dulu. kamu jangan lupa nyusul nanti." kata Hera sambil merapihkan sedikit pakaian nya.

"By, tante ke dalam yaa. semoga kita ketemu lagi, cantik!" seru Hera dan berlalu pergi.

"nyokap lu beneran?" tanya Aby pada Tama.

"iya." jawab Tama.

"beda jauh." gumam Aby yang masih dapat di dengar oleh lelaki itu.

"apa nya?" tanya Tama.

namun Aby tak menjawab, gadis itu langsung melenggang pergi saat telinga nya tidak sengaja mendengar celotehan para murid yang membicarakan interaksi nya antara Hera dan Tama.

Retama.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang