14

0 0 0
                                    

Aby diantarkan pulang oleh supir pribadi milik keluarga Tama saat jam menunjukkan pukul 9 malam. setelah banyak berbincang, berbagi cerita, memasak berbagai makanan, bahkan ikut makan malam bersama, akhirnya Aby bisa terbebas dari jeratan Hera yang seakan menahan diri nya untuk terus berada disana. rumah megah nan mewah keluarga Wirasetyo.

mansion yang di selimuti pagar beton dan di kelilingi pohon beringin. benar-benar penjagaan yang ketat!

saat sampai di apartemen, Aby tidak menemukan Max di unit sebelah nya, padahal ia ingin menanyakan perihal Tama. tapi karena pria itu tidak ada, ia mengurungkan niatnya.

Aby dengar ada balapan liar malam ini di dekat stasiun Manahan. dengan rasa ingin tahu yang tinggi, gadis itu menyambar hoodie hitam dan celana jogger senada. tak lupa ia juga mengikat rambutnya dan mengambil kunci motor. akan sangat repot jika datang ke arena balap menggunakan mobil.

Abigail:
aku ke Manahan. katanya tim Yoxsa lawan Qabares && Qobra mlm ini.

setelah mengirimkan pesan singkat itu untuk Max, Aby memasukkan ponsel nya ke dalam saku. gadis itu berlari kecil ke basement dan menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang.

Aby sebenarnya ingin memastikan, siapa yang menjadi perwakilan dari tim Qobra. apa Tama akan datang? tapi bukankah laki-laki itu tadi masih merasa sakit di sekujur wajah nya? tapi itu hanya lebam.. entahlah Aby bimbang.

motor gadis itu berbelok ke sebuah jalan yang tidak cukup besar namun berliku. sangat cocok untuk dijadikan area balapan. di depan jalan memutar ini terdapat sebuah lapangan khusus memanah dan berkuda. kapan-kapan ia harus datang kesana, dilihat dari tempatnya yang dapat terbilang rapih dan menarik.

setelah mendapat tempat parkir yang sedikit jauh dari arena, Aby membuka helm fullface nya. ia tidak mau mendapat resiko jika ada Rayon disana, karena wajah nya dapat dikatakan sangat mirip. jadilah ia mengikat rambut nya asal dengan beberapa anak rambut yang di biarkan berkeliaran bebas.

gadis itu mencabut kunci motor nya dan mulai berjalan ke arena balap. semakin dekat, Aby dapat mendengar adanya siulan dan tepuk tangan meriah dari antar tim. salah satu sudut bibir nya tertarik dengan sempurna. disana ia melihat Dewa dan Raffa, juga mungkin rombongan dari tim Qobra? Aby tidak mengenal mereka.

sorot mata Aby tajam. menghunus siapa saja yang berani beradu tatap dengan nya. dia semakin mendekat ke arah Dewa, menepuk bahu lelaki itu dua kali, sebelum akhirnya Dewa menoleh dan melotot kaget melihat Aby.

"lu ngapain disini, anjir?" ceplos Dewa.

Raffa ikut menoleh, terkejut melihat keberadaan Aby yang terlihat berbeda dari biasanya.
"lu ngapain, By?" tanya Raffa.

"nih anak malam malam keluar, bahaya anjir!" seru Dewa.

Aby mengedikkan bahu nya acuh, "siapa perwakilan dari Qobra?" pandangan gadis itu menajam, matanya memperhatikan seorang lelaki dengan postur tubuh yang kecil dan kerempeng, duduk diatas motor ninja dengan jaket khas QR yang mencolok.

"badan kecil gitu emang bisa?" lanjut Aby tanpa mengalihkan pandangan nya. Dewa yang mendengar ucapan Aby tertawa tertahan.

"nggak tahu. pas dengar tim Yx nantangin, dia udah lebih dulu ngacungin tangan buat maju." jawab Raffa seraya tangan nya bergerak merangkul bahu lebar Aby.

"bodoh." umpat Aby dan mengambil langkah mantap, pergi meninggalkan Raffa dan Dewa yang membelalakkan mata mereka kaget.

"ABY!" pekik Dewa sambil menyusul langkah lebar gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Retama.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang