13

0 0 0
                                    

BUGH

BUGH

BUGH

BRAK!

PRAANGGG

Aby waswas, telinga nya terpasang, ia mendengar sebuah suara perkelahian yang tidak jauh dari tempat nya.
gadis itu menggerakkan sedikit kepala nya untuk mengintip.

Tama!

saat akan melangkah mendekat, mendadak dia merasa bimbang.

‘Max sengaja buat tahu sampai mana kemampuan Tama.’

‘tapi tenaga anak buah nya Max itu bukan main!’

‘calm, Abigail. Tama itu raja jalanan, dia nggak selemah itu.’

Aby berjalan lebih dekat. tubuh nya ia tempelkan di dinding, persis seperti seorang pencuri.

pukulan demi pukulan terdengar jauh lebih kuat dari sebelum nya. Aby mendesis saat melihat tubuh Tama terjatuh di aspal karena sebuah pukulan dari belakang. pria berbaju hitam itu sudah tumbang sekitar 5 orang. sisa 3 yang bertubuh lebih besar dari Tama.

‘wake up, Tama!’ Aby membatin.

sampai hitungan detik ketiga Tama tidak juga bangkit, Aby keluar dari persembunyian nya.

BUGH

BUGHH!

BUGH

kkrrrkk

"ARRRGHHHHH!"

BRUKK

Aby mendekat ke Tama, "Tama, wake up!" bisik nya.

perlahan tapi pasti, Tama bergerak untuk bangkit.

Aby merasa ada pergerakan di belakang tubuh nya. tanpa menoleh, gadis itu menunduk untuk menghindari pukulan, dan langsung berbalik kembali menyerang dengan telak.

Tama berdiri, memukul seorang pria berkepala plontos di depan nya.
Aby masih meladeni dua orang lain nya. tanpa ampun dan rasa takut, gadis itu terus menyerang dan menangkis.

lelah. itu yang Tama rasakan. kepala nya terasa berkunang saat dua kali mendapat pukulan di kening. Aby yang sadar dengan itu, dengan sigap menumbangkan pria itu dengan sekali pukulan di tenggorokan.

BUGHH!

skak. napas Aby memburu. gadis itu memperhatikan 8 orang berbaju hitam yang sudah tergeletak diatas aspal. dia menoleh ke arah Tama yang tertidur diatas aspal dengan kedua tangan sebagai tumpuan.

"Tama? hey? you okey?" tanya Aby seraya memapah tubuh laki-laki itu untuk berdiri dan berjalan ke mobil milik nya.

Tama tidak menjawab membuat Aby menghela napas kesal dan langsung menidurkan lelaki itu di kursi penumpang belakang. Aby memutari mobil dan masuk di kursi kemudi.

"Tama? alamat lu dimana?" tanya Aby sambil menyalakan mesin mobil dan bersiap membawa nya ke alamat yang Tama sebutkan.

"lapangan Belanda." jawab Tama dengan suara lemah.

sungguh kondisi Tama saat ini benar-benar memprihatinkan. lebam hampir diseluruh wajah nya, darah kering di sudut bibir dan pelipis nya, pergelangan tangan yang terkilir dan luka di paha serta lengan nya.

Aby melajukan mobil milik Tama dengan kebut. suara klakson terdengar bersahutan membuat gadis itu terkekeh. baginya ini seru. sudah lama sekali rasanya dia tidak balapan. dan kini, ia seperti sedang membalap seluruh kendaraan yang ada di sekitarnya.

Retama.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang