Lonely Girl

591 56 4
                                    

Seorang gadis tinggi berambut pendek menutup koper besarnya setelah memasukan semua bajunya ke dalam. Sepertinya semua barang lainnya sudah ia bereskan dan sekarang ia beralih ke meja kamarnya membereskan tasnya.

'cklekk'

Pintu kamarnya terbuka dan terdengar suara langkah kaki tapi tanpa menoleh gadis itu sudah tau siapa itu.

"hey Jeongyeon, barang yang lain sudah ku rapihkan di ruang tengah"

"thank you Momoring~" ucap Jeongyeon dengan senyumnya.

Momo duduk di kasur yang sudah tidak ada seprainya menghadap Jeongyeon di depannya yang masih merapihkan barang.

"jeong, apa kau benar-benar akan pergi ke Taiwan?" tanya Momo dengan wajah sedihnya.

"haha, ada gak sih pertanyaan selain itu? pertanyaanmu sedari kemarin selalu itu"

"bagaimana dengan Mina? bukankah kau lagi berusaha deketin dia?"

Jeongyeon terdiam sebentar dan menghembuskan nafasnya. "yah, sepertinya aku nyerah aja mo"

"ehh? dia kan belum pacaran jadi kau masih punya kesempatan kan?"

"iya sih, tapi kau tau sendiri kan kalau dia lebih dekat dengan seseorang bernama Nayeon. setidaknya aku masih bisa berteman dengannya" jawab Jeongyeon.

"sorry jeong, aku memang temannya tapi soal perasaannya aku tidak bisa ikut campur" ucap Momo.

"haha pabo, itu berarti Mina tidak beruntung karena bukan memilih orang menawan sepertiku"

Momo tidak bisa menahan tawanya dan memukul lengan temannya itu.

"tapi misalnya nih, kalau sekarang ini Mina adalah pacarmu, apa kau akan tetap pergi?" tanya Momo.

Jeongyeon menatap ke atas terlihat berfikir. "umm, kalau Mina adalah pacarku mungkin iya, itu akan menjadi alasan terbesarku mengapa harus tetap tinggal"

"apa berarti aku harus jadi pacarmu dulu agar kau mau tetap di sini begitu?"

Jeongyeon tertawa dan ingin memukul Momo tapi ia berhasil menghindar.

"enak aja, yang ada aku bangkrut ngasi makan babi sepertimu"

"yah!" Momo kembali memukul Jeongyeon.

"dan maksud perkataanmu tadi aku bukan alasan terbesar mengapa kau tetap tinggal?" ucap Momo kecewa.

"haha, yah! mengapa kau menjadi drama begini?"

"ehh? tak bolehkah aku bersedih kalau teman lamaku akan pergi?" ucap Momo.

"haha arraseo, kemarilah"

Jeongyeon membuka kedua tangannya dan Momo juga langsung berdiri masuk ke dalam pelukan Jeongyeon. Tentu saja Momo masuk ke dalam alasan itu. Ia adalah teman sekaligus roommatenya saat kuliah dulu. Tapi saat ini Jeongyeon tak memiliki banyak pilihan.

"aku akan merindukanmu Jeongyeonie"

"aku juga akan merindukanmu Momoring"

Pelukan tak berlangsung lama dan mereka melepaskan pelukan.

"well, sepertinya ini saatnya aku pergi. ayo bantu aku memasukan barang ke dalam mobil" ucap Jeongyeon.

"lebih baik kau mentraktirku setelah ini jeong"

"ehh?? kemarinkan aku sudah mentraktirmu makan"

"itu kan kemarin, sekarang adalah sekarang" ucap Momo dan Jeongyeon hanya bisa menggelengkan kepala.

December | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang