'tok, tok, tok'
"ji, ayo makan dulu"
Lagi, Jeongyeon kembali tidak mendapat jawaban dari seseorang di dalam. Jeongyeon menghembuskan nafasnya karena sudah lelah.
"aku sudah menyiapkan sarapan. keluar saat kau lapar, ne?"
Jeongyeon berjalan meninggalkan pintu kamar Jihyo menuju sofa ruang tengah duduk di sana. Ia mencondongankan tubuhnya ke depan menunduk ke bawah. Ia mengusap kasar wajahnya dan menyeka rambutnya ke belakang.
Sejak semalam masuk ke dalam kamar, Jihyo sampai sekarang belum keluar juga. Jeongyeon sudah berkali-kali mengetuk pintu dan memanggilnya untuk keluar tapi yang di dalam sama sekali tidak menjawab.
Ini membuat pusing Jeongyeon. Ia sama sekali tidak menyangka jika kejadian semalam akan menjadi seperti ini akhirnya.
'cklekk'
Suara pintu yang terbuka membuat Jeongyeon menaikan kepalanya. Akhirnya ia melihat Jihyo keluar kamarnya. Tapi ia menjadi bingung ketika melihat Jihyo yang sudah rapih dengan jaket tebalnya.
"kau mau kemana?" tanya Jeongyeon.
"aku mau keluar sebentar" jawab Jihyo dingin.
"mau ku antar?"
"gak" jawab Jihyo tegas. "dan jangan ikuti aku, aku bukan anak kecil yang perlu terus diperhatikan"
Jihyo langsung berjalan meninggalkan Jeongyeon menuju pintu dan menutupnya. Sementara Jeongyeon masih berdiri di tempat memandangi pintu dingin itu yang baru saja seorang gadis keluar lewat sana.
"ji, ini hari terakhir kita..."
-
Nothing. Mungkin kata itu yang paling tepat menggambarkan Jihyo saat ini. Saat ini ia sedang duduk di dalam coffee shop terdekat penginapannya. Walau terdekat tapi tetap saja jauh kalau berjalan kaki.
Matanya sedari tadi menatap secangkir kopi yang ada di meja depannya. Jihyo tidak benar-benar melihat itu, itu hanyalah tatapan kosong. Sudah hampir sejam ia di sana, hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Tapi di dalam pikirannya saat ini sangat kacau.
Itulah mengapa ia di sini sekarang, pergi mencari ketenangan untuk menenangkan pikirannya. Mengingat kejadian semalam, tentu saja Jeongyeon menjadi alasan mengapa ia begini. Sejak semalam ia selalu menghindar. Ia tidak sanggup untuk melihat atau bahkan mendenggar suaranya. Itu malah membuat hatinya semakin lemah dan akan memperburuk semuanya.
Kepalanya terus memutar tentang kejadian semalam. Semalam adalah malam dimana ia menyadari semuanya. Malam dimana ia sadar jika ia menaruh hati pada Jeongyeon dan malam dimana ia menyadari jika ini tidak akan selamanya seperti ini.
Sejak awal ia memang tidak seharusnya membiarkan Jeongyeon masuk ke dalam hatinya. Apalagi ia juga tahu kalau ia tidak bisa sembarangan membiarkan hatinya dimasuki oleh orang lain karena saat ini hatinya masih di isi oleh orang lain dan itu adalah tunangannya sendiri.
Walau Daniel memperlakukannya seperti itu, tapi tetap saja dia adalah tunangannya. Hubungannya dengan Daniel sudah sangat lama dan hingga saat ini pun Jihyo masih mencintainya. Jihyo masih menaruh harapan yang besar untuk menunggu Daniel kembali berubah. Karena memang tujuan awal dari liburan ini adalah ia ingin menjernihkan pikirannya sebelum memutuskan sesuatu dan menyelesaikan permasalahannya dengan Daniel.
Sampai dimana ia bertemu dengan seseorang yang bisa mengisi sesuatu yang kosong pada dirinya. Yoo Jeongyeon. Liburan ini bersama Jeongyeon sudah membuatnya terlena dengan semuanya. Jihyo terlarut dan terlalu asik dengan semua perlakuan yang Jeongyeon berikan. Sampai ia tidak menyadari tentang masalahnya dengan tunangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/296738172-288-k461683.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
December | Jeonghyo
FanfictionBertemu dengan orang yang tepat adalah hal yang kita inginkan. Tapi jika bertemu di waktu yang sangat tidak tepat, kita harus bisa merelakan orang itu pergi. Kita hanya bisa berharap kapan waktu yang tepat itu akan terjadi lagi. Atau bahkan waktu ya...