"well, kalau begitu jadinya, semenjak tujuan kita sama mengapa kau tidak bareng saja menggunakan mobil bersamaku?"
"ehh!?" Jihyo terkejut.
"why?"
"tentu saja aku tidak mau!" Jihyo langsung menolak.
"haha, mengapa juga harus menolak?" ucap Jeongyeon.
"maaf Jeongyeon-ssi, kita memang sudah berbicara banyak sedari tadi, tapi tentu saja aku tidak bisa langsung percaya dengan orang yang ku temui satu jam yang lalu" jelas Jihyo.
"haha, kan sudah ku bilang tadi, niatku bukan untuk macam-macam padamu kan" ucap Jeongyeon.
"tetap tidak. aku tidak tau kan kalau niatmu sebenarnya karena kau mau menculikku?"
"yah! mana ada! apa untungnya juga aku menculik orang"
Jihyo memutar matanya malas menatap ke arah lain masih bersikukuh dengan pilihannya.
"arraseo itu terserahmu saja sih. tapi apa kau yakin kau masih ingin terus di sini?"
Jihyo terdiam mengingat busnya yang sampai sekarang belum juga berangkat.
"kau bahkan tidak tau sampai kapan kau akan menunggu, bisa-bisa liburanmu malah tambah berantakan" tambah Jeongyeon.
Sedari tadi Jihyo belum mendapat kejelasan apapun, bahkan bus pengganti yang dijanjikan mereka belum juga datang. Niat hati ingin menenangkan pikiran tapi pikiran Jihyo malah tambah berantakan.
"haha, aku akan bayar makanannya. tenang saja Jihyo-ssi aku berjanji tak akan macam-macam. jika kau berubah pikiran, mobilku ada di depan"
Jeongyeon bangkit dari duduknya pergi ke kasir meninggalkan Jihyo yang masih larut dalam pikirannya. Apa iya Jihyo harus mempercayainya. Maksudnya, ia baru bertemu dengannya sejam lalu dan dia sudah mengajaknya masuk ke dalam mobilnya. Tentu saja Jihyo patut curiga. Tapi di sisi lain Jihyo juga tidak mau berlama di sini. Ia ingin cepat sampai tujuannya.
Jeongyeon keluar dari resto tersebut dan pergi ke mini market. Ia membeli sebuah kopi untuk menemani perjalanan nanti. Setelah membeli ia kembali menuju mobilnya berada.
"Jeongyeon-ssi"
Jeongyeon terhenti saat membuka mobil dan menoleh ke samping ketika namanya ada yang memanggil. Senyum langsung tergambar saat ia melihat seorang gadis yang berdiri di dekat mobilnya.
"kau merubah pikiranmu Jihyo-ssi?" goda Jeongyeon pada Jihyo.
"jangan berisik! aku mau hanya karena ingin cepat sampai dan menenangkan pikiranku. awas saja kau macam-macam" ucap Jihyo.
"ehh? kan sudah ku bilang berkali-kali kalau aku tidak akan melakukan sesuatu"
"gak, aku belum percaya denganmu. sedikit saja kau bertingkah aneh atau bahkan sampai menculikku, aku tidak takut memanggil polisi Jeongyeon-ssi" ancam Jihyo.
"haha seramnya. arraseo, ambil semua barangmu di bus lalu masukan ke dalam mobil"
Jihyo pergi ke bus yang tadi ia naiki untuk mengambil koper dan barang lainnya. Tak lama setelah itu ia kembali dan melihat Jeongyeon yang sudah ada di kursi pengemudi.
"taruh di tengah, bagasinya sudah penuh" perintah Jeongyeon.
"apa kau tidak berniat membantuku?"
"selama kau punya dua tangan dan dua kaki aku rasa kau bisa melakukannya sendiri"
Jihyo berdecih sebal sambil membuka kursi tengah. Setelah memasukan semua barang, ia masuk ke kursi depan sebelah Jeongyeon.
"kau siap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
December | Jeonghyo
FanfictionBertemu dengan orang yang tepat adalah hal yang kita inginkan. Tapi jika bertemu di waktu yang sangat tidak tepat, kita harus bisa merelakan orang itu pergi. Kita hanya bisa berharap kapan waktu yang tepat itu akan terjadi lagi. Atau bahkan waktu ya...