Scarf

238 46 28
                                    

Hangat, suatu hal yang paling dibutuhkan saat musim salju seperti ini. Jihyo salah satunya, sudah sedari tadi ia masih tak mau beranjak dari kasurnya karena merasakan kehangatan yang ia rasakan di dalam tangannya. Rasa hangat dari guling yang ia peluk itu membuatnya semakin nyaman.

Jihyo semakin mengeratkan pelukannya agar bisa lebih merasakan kehangatannya. Rasanya ia seperti tidak ingin membuka mata dan ingin tidur kembali karena ini sangat nyaman. Ia baru tahu ada teknologi semacam ini yang bisa membuat guling hangat. Walaupun agak keras tapi Jihyo tetap menyukai guling hangat ini.

"sampai kapan kau akan memeluku seperti ini Jihyo-ssi?"

Jihyo tertegun. Tunggu, guling kan gak bisa bicara.

Jihyo langsung membuka matanya dan ternyata itu bukan guling tapi seseorang. Ia menatap ke atas melihat siapa orang itu.

"Jeongyeon!?"

Jihyo langsung terkejut dan seketika bangun mendudukan dirinya. Ia kembali menatap itu dengan tidak percaya.

"apa yang kau lakukan di sini!?" ucap Jihyo dengan tatapan tak percaya melihat Jeongyeon tiduran di ranjangnya.

"eh? jadi kau sedari tadi tidak tau kalau sedang memeluk ku?"

"mana aku tau aku kan tidur! a-apa yang kau lakukan di kamarku!?"

Jeongyeon tertawa kecil. "jadi kau tidak ingat kejadian semalam ji?" ucapnya dengan senyum jahil.

Jihyo sekarang merasakan kepalanya yang sedikit sakit. Ia tidak langsung menjawab karena memang tidak ingat. Yang ia ingat hanya semalam ia mengobrol dengan Jeongyeon sambil minum dan selanjutnya ia tidak ingat. Dan tiba-tiba saja ia terbangun di kamarnya. Tapi setelah itu ia membulatkan matanya menyadari sesuatu.

"YAH!"

Jihyo mengambil bantalnya lalu memukul Jeongyeon yang membuat Jeongyeon bingung.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU SEMALAM HAH!?"

Jihyo kembali memukulnya yang mana semakin membuatnya bingung. Tak lama setelah itu Jeongyeon membulatkan matanya menyadari maksud Jihyo.

"INI GAK SEPERTI PIKIRANMU JI!"

"PASTI KAU MELAKUKAN SESUATU PADAKU KAN!?"

"PABO! MEMANGNYA KAU MERASA AKU MELAKUKAN SESUATU!?"

Jihyo menundukan kepalanya dan melihat pakaian yang ia kenakan masih sama seperti yang ia kenakan semalam. Uhh... ternyata pikirannya saalah. Sekarang ia tidak berani menatap ke atas lagi karena merasakan pipinya yang memerah setelah apa yang ia katakan.

"haha, apa kau tadi membayangkan melakukan itu denganku ji?"

"b-berisik!" Jihyo kembali memukul Jeongyeon dengan bantal. "tetap saja, apa yang kau lakukan di kamarku?"

"kau semalam mabuk dan tertidur di meja makan jadi terpaksa aku harus membawamu ke sini. tapi saat aku mau bangun kau malah menahan ku dan memaksaku tidur disini jadi aku tidak punya pilihan lain selain tidur di sini karena aku sudah lelah" jelas Jeongyeon.

Jihyo menghela nafasnya. Bisa-bisanya semalam ia mabuk sampai tidak sadar. Dan sebenarnya saat ini ia sedang menahan malu di dalam hatinya mengingat kejadian barusan. Sial, itu benar-benar memalukan.

"haish, mengapa kau tidak membangunkanku sedari tadi?"

"ehh?? siapa yang sedari tadi memeluk ku padahal sudah bangun sedari tadi?" ucap Jeongyeon.

Jihyo kembali terdiam dalam posisinya. Pertanyaan itu terdengar seperti ancaman yang membuatnya mati langkah.

"so, say it ji. apa kau senyaman itu memeluku? bahkan kau saja tidak mau lepas sampai aku berbicara. kan ji?" ucap Jeongyeon sambil menatap dan tersenyum menggodanya.

December | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang