PART 10

43 8 1
                                    

Ruang pertemuan kerajaan

Sedari tadi, raja tak berhenti untuk menatap wajah Julian yang berada di sisi kirinya dengan sebuah tatapan mematikan.
Ia marah dengan Julian.
Jika Julian bukan anaknya, maka habislah sudah nyawa Julian di tangan raja.

"Besok kalian akan menikah." ucap raja dengan penuh penekanan.
Julian menatap raja dengan tatapan dalam namun terselip kebingungan di dalamnya.
Ia saja belum tau mengapa ia disalahkan oleh semua orang.

Sementara itu, Jane tersenyum didalam hatinya sembari membayangkan rencana busuknya itu berhasil dengan sempurna.

"Tapi, ayah.." ucap Julian.
"Apa? Kamu ingin berbicara kalau ini terlalu cepat?. Seharusnya, kamu yang malu kenapa kamu melakukan hal seperti itu terlalu cepat!"

"Julian, kamu tidak mau bertanggung jawab?. Setelah semua yang telah kau lakukan kepadaku? Kau sangat jahat. Mau kau dalam keadaan sadar maupun tidak, perlakukan mu itu tetap salah. Dan, kau tak bisa mengembalikan kesucianku, kan?" ucap Jane dengan penuh drama.

Jujur, sampai saat ini Julian yakin kalau ia tak melecehkan Jane.
Bahkan, menyentuhnya saja tidak.
Julian bukan orang yang bodoh.
Namun, situasi sudah runyam.
Semua orang sudah menyalahkannya. Dan tak ada siapapun yang membelanya.
Julian ingin membuktikan bahwa ia tak bersalah dan tak pernah sekalipun bahwa ia melecehkan Jane.
Tetapi, jika Julian tak menikah dengan Jane sesegera mungkin, maka kerajaan akan hancur.

"Julian, kau tidak mau bertanggung jawab? Kau benar-benar tidak akan menikahiku?" tanya Jane sekali lagi, kali ini, ia membuat isakan.

"Baiklah." ucap Julian dengan menghembuskan nafas.

"Keputusan sudah final, dan tak ada siapapun yang bisa membatalkan atau menghancurkan pernikahan kalian. Pernikahan akan disiapkan saat ini juga." ucap raja mengakhiri pembicaraan kali ini.

--

Raja dan ratu keluar dari ruang pertemuan kerajaan.
Kemudian, dilanjut oleh keluarnya Julian.
Dan, yang terakhir adalah Jane.

Jane keluar dan berjalan menuju toilet.
Namun, saat ia berjalan, sebuah tangan menepuk pundaknya.

"Jane." ucap Richard. 
"Richard? Kau mengikutiku?"

"Aku hanya ingin bertanya kepadamu. Keputusan apa yang sudah raja buat tadi?"
Jane berdiam diri sejenak.
Kemudian, mulai menjawab pertanyaan Richard.

"Aku dan Julian akan menikah esok?"
Richard menaikkan alisnya, matanya menjadi sipit.
Mukanya pun turut memerah tanda ia sedang merasa jengkel.

"Aku tak suka kau dimiliki oleh Julian." ucap Richard.
"Aku juga tak sudi menjadi istrinya. Tapi, dia sudah berbuat itu padaku. Dan, tak ada seorang pun yang bisa melarang kehendak raja."

Jane mendekatkan diri pada Richard.
Jane melemparkan sebuah senyuman kepadanya.
"Kau tenang saja, setelah menikah nanti. Aku tak akan menaruh hati pada Julian sedikitpun. Dan, kita akan tetap menjadi pasangan kekasih." ucap Jane.

Richard menaikkan ujung bibirnya.
Ia tersenyum.
Ia mengelus rambut Jane dengan lembut.

"Kau janji?" tanya Richard.
"Janji."

'Ternyata, seluruh anggota keluarga kerajaan ini memang bodoh. Mereka semua telah tertipu denganku. Teruslah mencintaiku, Richard. Sampai pada akhirnya, kau akan hancur karena rasa cinta itu.' batin Jane.

UNUSUAL PRINCCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang