KEMBALI MENGAJAR🧑‍🎓🧑‍🎓

126 9 0
                                    

Setelah tujuh hari berlalu kepergian papa Satya, semua mulai kembali pada aktifitas dan Yunda benci harus meninggalkan oma Dyah di jogja dan ia harus kembali ke Semarang sesuai dengan kewajibannya.

"Yunda kamu dah siap-siap belum. Kok kamu masih melamun siiih nduk." Tanya oma pada Yunda.

"Oma ikut Yunda ya ke kosan biar oma ada yang ngurusin, dan Yunda ga kawatir sama Oma."

"Nduk oma harus disini sama om mu dan tante mu. Oma mau bantu om sama tante urus berkas-berkas mu nduk. Dan kamu sudah di minta sama ibun mu untuk tinggal di rumah dinas kasdam nak."

"Oma apa harus kan Yunda ada kos-kosan dekat kampus lagi."

"Nak ibun mu yang meminta karena Ibun mu kan sendirian disana, sedangkan Ayah Rama di mabes AD sama Ilyas kasian kan Ibun mu, lagian kan kamu sudah jadi putri Ibun Eddis, sebaiknya kamu bersamanya oma lebih tenang nak." Yunda hanya dapat menganggup apabila sudah omanya yang meminta.

Tak lama berselang sebuah mobil terdengar dan parkir di depan rumah oma Dyah. Mobil innova yang seperti tak asing bagi mata Yunda, yah itu adalah Iyas atau Edyas yaitu suaminya.

"Assalamualaikum oma?" Iyas menyapa dari luar segera oma menuju ruang tamu dan bertemu dengan cucu mantunya itu, Iyas begitu ramah dan mencium tangan oma Dyah dengan senyum manisnya. Tanpa diketahui ada seseorang yang merasa tergelitik hatinya melihat seorang laki-laki dengan menggunakan seragam press bodynya namun sangat santun pada oma yang ia sayang.

'Sebenernya dia manis, ganteng dan suamiable banget looh. Apa lagi dia sopan dan sayang banget sama oma dan om Aji.' batin Yunda yang saat terpergok mata oleh Iyas ia merubah pandangannya dan pura-pura tidak memerhatikan.

Saat sedang bersiap tiba-tiba hpnya jatuh dan kepala Yunda terantuk meja. Dengan cepat reflek Iyas menarik Yunda agar tak terantuk untuk kedua kalinya.
"Kok ceroboh si dek, sampe kebentur gini sakit ga." Iyas memasang tatapan kuatir pada Yunda dan yang diberi tatapan malah melongo.

"Hey sakit ga dek kepalanya kok malah bengong."

"Eh endak kok bang biasa aja."

"Ini hpnya makanya kalo mau liat jangan sok pura-pura ga liat."

"Apaan sok kepedean abang. Lagian abang mau ngapain kan dinas to."

"Eleeh jutek banget dek, iya abang sudah dinas tadi abang ijin kan adek tadi WA katanya hari ini balik ke semarang maka abang akan antar adek ke rumah Ibun."

"Loh kenapa harus di antar kan abang dinas?"

"Abang sudah ijin sama bang Imam, dan ini sudah perintah Ibun langsung. Kalo abang tolak perintah ibun bisa-bisa abang ditolak jadi anaknya dek. Jadi ijinkan abang buat antar ya."

"Ga usah repot-repot bang kalo cuma karena ibun nanti Yunda bilang pada ibun."

"Ayu, ini juga keinginan dan kewajiban pertama yang bisa abang kerjakan sebagai teman, sahabat dan suami mu." Setelah mendengarkan alasan Iyas, Yunda terpaku dalam diam. Sebuah kalimat yang lirih dari Iyas namun sarat akan perhatian dan sayang, membuat Yunda merasa perutnya dipenuhi kupu-kupu.

"Boleh kan dek, abang lakukan kewajiban pertama abang?" Tanya Iyas dengan tetap menatap memohon Yunda mengiyakan. Yunda pun hanya dapat menganggukan kepalanya. Bagaimana keras ia menolak, namun Iyas adalah Suaminya.

Setelah semua sudah siap Iyas dan Yunda berpamitan pada Oma Dyah, karena Om Aji dinas serta istrinya sedang menjemput sepupu Yunda.

Dalam perjalanan penuh dengan kecanggungan hanya musik yang mengalun indah mengisi keheningan dan sebuah lagu membuat mereka berdendang bersama tanpa sengaja.

DOA DALAM DUKA (3D)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang