'TUK' 'TIK' 'TAK' 'TIK' 'TUK' Suara sepatu kuda terdengar membelah jalanan kota.
Beberapa saat di kediaman Robert. Terdengar suara pintu utama terbuka. Ruangan yang semulanya gelap gulita kini terang benderang, karena lampu-lampu mulai menyala.
"Akhirnya kita sampai. Hari ini menyenangkan bukan? Felix pasti lelah karena berbelanja seharian."
"Ya Papa, Fyuh... Lelahnya..."
"Kita sudah membeli baju, sepatu, dan aksesoris serta barang-barang yang diperlukan oleh Felix. Sekarang tinggal memandikan Felix, kemudian makan malam, lalu kemudian Tidur."
Robert membawa Felix menuju kamar mandi di kamar Felix.
"Mari biar Papa gendong" Ucap Robert sembari mengulurkan tangannya.
Robert masuk sembari menggendong Felix ditangannya. Robert membawa Felix menuju bathtub kemudian mendudukkannya. Tangan Robert mulai sibuk melepaskan pakaian Felix yang sedari tadi masih melekat menutupi tubuh Felix, satu persatu pakaiannya lepas dari tubuh Felix.
Setelah pakaian Felix terlepas sempurna Robert mulai menyalakan air hangat dengan campuran kelopak bunga mawar yang tersedia di samping bathtub, air hangat secara perlahan memenuhi bak mandi.
Bathtub dipenuhi dengan kelopak bunga mawar, terlihat sangat menyegarkan. Sangat cocok digunakan untuk berendam melepas penat setelah beraktivitas seharian ini.
"Apakah suhu airnya sudah pas?" Tanya Robert untuk memastikan kenyamanan Felix.
"Mm.. Pas, sangat nyaman Papa~ Apakah kita akan mandi bersama?"
Melihat Felix berendam dengan nyaman Robert pun tidak ingin kalah. Robert mulai sibuk melepaskan satu persatu pakaian yang masih melekat pada tubuhnya, hingga tidak tersisa satu helai benang pun.
Melihat Robert yang sudah bertelanjang bulat sama seperti tubuhnya. Wajah Felix bertambah semangat dengan senyum gembira.
"Mari turun Papa, sini berendam bersama Felix." Racau Felix senang sembari memainkan air di dalam bathtub.
"Tentu saja, dengan senang hati Papa kabulkan." Robert turun menuju bathtub yang dipenuhi air mawar. Duduk di belakang Felix, memosisikan tubuhnya dengan nyaman.
Saking nyamannya menikmati berendam air hangat dengan aroma bunga mawar, tanpa sadar keduanya tertidur di dalam bathtub. Bagus untuk membuat keduanya merelaksasikan badan yang lelah setelah berjalan-jalan seharian.
Tubuh Felix yang dengan nyamannya bersandar pada dada bidang milik Robert. Semakin merapatkan tubuhnya ke dalam pelukan Robert. Karena pergerakan yang dilakukan oleh Felix membuat Robert terusik dan tidak lama Robert tersadar bahwa dirinya dan Felix sudah tertidur di dalam bathtub selama sepuluh menit.
Niat awal Robert ingin bangun dan membilas badan keduanya. Akan tetapi kejadian yang tidak disangkan akan terjadi sekarang.
Entah bagaimana bisa akibat gesekan yang terus menerus diberikan oleh Felix menyebabkan salah satu organ tubuh Robert berdiri. Kening Robert berkerut merasakan ketegangan yang terus menjalar dari pangkal paha menjalar ke seluruh tubuhnya.
Robert terperangkap dalam posisi yang salah, membuat penisnya terus menegang merasakan kehangatan yang disebabkan oleh air dan tubuh bagian bawah Felix.
Robert merasakan alarm berbahaya berbunyi di dalam pikirannya, bahwa sebentar lagi akan ada sesuatu yang hangat keluar dari dalam penisnya.
Robert berusaha untuk menjaga pikirannya agar tetap tenang. Robert merasakan kembali gerakan dari sosok yang berada di dekapannya.
Gerakan tiba-tiba Felix membuat Robert semakin susah untuk menahan hasratnya, ini semakin menyiksa Robert. Secara alami Felix terbangun karena merasakan sedikit tidak nyaman pada bagian bawahnya. Ketika Felix sadar dia masih berada di dekapan Robert, tidur dengan nyamannya di dalam bathtub. Felix menatap lembut pada Robert yang sedang terpejam dengan muka Robert yang full merah, dan dahi berkerut.
'Aahh ini sangat nyaman' Pikir Felix sembari terus semakin merapat ke dada bidang Robert'
Sebenarnya Robert tidak pernah membayangkan sama sekali bahwa penisnya akan berdiri dan berakhir terjepit di tubuh bagian bawah Felix karena gesekan yang ditimbulkan oleh Felix tanpa sengaja.
Lagi-lagi Robert merasakan gerakan dari tubuh Felix, Robert sudah tidak tahan untuk menahan siksaan ini. Pada akhirnya ia kalah oleh nafsunya. Tidak ada yang tahu sudah berapa lama Robert menahan hasratnya dan kini Robert merasakan kembali sensasi seperti ini setelah sekian lama di tempat ini.
"Sayang bangunlah, kita sudah terlalu lama berendam di sini, airnya pun sudah berubah menjadi dingin. Papa takut kamu akan masuk angin apabila terlalu lama berendam di sini." Dengan suara lembut Robert mencoba membangunkan Felix dari tidurnya.
"Mm.." Gumam Felix pelan
Robert membawa Felix menuju meja kuarsa. Robert menggendong Felix dengan sangat hati-hati. Posisi penis Robert yang sudah sangat keras mengacung, selalu membentur tangan Robet ketika berjalan menuju meja kuarsa berada. Dengan warna penis merah keunguan dan urat-urat yang tercetak sangat jelas.
Setelah meletakkan Felix di atas meja kuarsa, Robert mulai membasahi tubuh Felix dengan air hangat. Menggosok dengan lembut seluruh tubuh Felix dengan sabun kemudian membilas dengan teliti setiap inci tubuh Felix.
"Papa akan menyeka badanmu hingga kering. Jangan sampai kamu masuk angin." Robert menggendong Felix dan membiarkannya duduk di atas kursi kabinet rias saat Robert mengambil handuk kering setelah selesai memandikannya.
"Baik Papa." Dengan suara parau bangun tidur yang menggemaskan.
Setelah mengambil handuk di kabinet Robert dengan lembut dan perlahan mulai menyeka tubuh Felix. Felix dengan jelas merasakan handuk kering menyapu leher, tulang selangka, dada, punggung, lengan, pinggang dan kakinya. Mengikuti kekuatan yang diberikan oleh sepasang tangan, dia membuka pahanya yang tertutup.
Melanjutkan kembali aktivitas menyeka tubuh Felix dari paha, betis hingga ujung jari kaki. Setelah selesai Robert Menggendong kembali Felix keluar kamar mandi masuk ke dalam kamar dengan balutan handuk untuk menutupi tubuh telanjangnya agar tetap hangat.
Memakaikan pakaian tidur yang telah Robert beli tadi. Secara terpisah dia bawa untuk Felix gunakan malam ini dan baju ganti untuk besok pagi.
Setelah selesai mendandani Felix, Robert baru tersadar bahwa dirinya dan Felix belum sempat untuk makan malam, tidak baik untuk kesehatan Felix apabila sampai melewatkan makan malamnya.
"Apakah Felix tidak keberatan apabila menunggu Papa sebentar untuk mandi terlebih dahulu? Karena kita belum makan malam ternyata." Tanya Robert pada Felix.
"Baik Papa tidak masalah Felix akan menunggu di sini."
"Anak baik." Usap Robert pada kepala Felix.
Setelah mendengar jawaban dari Felix Robert mulai melangkah dengan cepat meninggalkan Felix sendirian di ranjang tidurnya. Robert berjalan menuju kamar mandi Felix masih dengan bertelanjang dan penis tegangnya.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felix The Boy'
RomanceArtificial Family (The Embodiment of a Boy Brings Happiness)