Awal Pertemuan

1.5K 57 3
                                    

"Hmm.. Papa?"
 
"Papa pulang, apa kau jadi anak baik hari ini sayang?"
 
"Ya Papa."
 
"Bagaimana Jovan, apakah dia membuat masalah?
 
"Tidak.."
 
"Begitu ya? Syukurlah kalau begitu." Balas Robert sembari mengelus kepala Felix.
 
"Papa peluk." Ucap Felix dengan suara parau sembari mengulurkan tangannya ke arah Robert.
 
"Papa harus mandi terlebih dahulu sebelum bisa memeluk Felix. Tidurlah kembali sayang, Papa akan mandi terlebih dahulu kemudian memeluk Felix."
 
"Hmm."
 
Lucu, itu merupakan ungkapan yang Robert ingin katakan sekarang melihat dan mendengar Felix yang menjawabnya dengan anggukan dan suara paraunya.

............

 
"Selamat datang Sir, Anda sudah bekerja keras."
 
"Maaf tiba-tiba memanggilmu jam segini."
 
"Itu, saya..."
 
"Jovan."
 
"Ah, iya Sir?"
 
"Terima kasih banyak telah menjaga Felix, maaf sudah menyusahkanmu."
 
"Tidak Sir, Felix adalah anak yang sangat baik, ini sama sekali tidak merepotkan saya." Balasnya cepat.
 
"Baiklah kalau begitu." Ucap Robert sembari menepuk bahu Jovan.
 
"Selamat istirahat Sir." Ucapnya ketika melihat Robert meninggalkannya menuju kamar.
 

............

 
Tidak terasa hari-hari telah berlalu begitu cepat setelah kunjungan terakhir kali Robert dan Felix ke peristirahatan terakhir Julia.
 
Masih terasa hangat di ingatan Robert bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Jovan.
 
Malam di penginapan bernama Resort Birdie sebelah utara, tempat Robert dan Felix menginap pada perjalanan pulang mengunjungi Julia.
 
Robert merasa sangat lelah untuk hari ini, untuk melepaskan penatnya Robert berencana untuk berendam di malam hari setelah Felix tertidur.
 
Kebetulan penginapan ini menyediakan tempat pemandian air panas in dor yang disediakan disetiap kamar sebagai fasilitas pengunjung penginapan yang tidak ingin berendam di pemandian umum yang disediakan pihak penginapan.
 
Terdengar suara lolongan serigala dari arah hutan. Tampaknya bulan purnama muncul malam ini, sehingga langit malam tampak sangat cerah malam ini.
 
"Aku menyukai suasana malam ini, hangat dan dingin bercampur menjadi satu, apakah aku harus membuat yang satu seperti ini di rumah nanti?"
 
'Aku sangat merindukan kalian. Julia, Adrew, Edward bisakah kalian tunggu Papa di sana?' Pikir Robert yang tanpa sadar tertidur di dalam kolam.
 

............

Hari masih gelap, tapi sudah terdengar suara tapak kaki kuda menelusuri jalan setapak yang dikelilingi hutan lebat.
 
Robert terpaksa harus pulang pagi-pagi buta agar tiba di rumah siang ini. Ada sesuatu yang harus ia selesaikan ketika sampai di rumah.
 
Kereta tiba-tiba berhenti berjalan di tengah hutan yang lebat, Robert berpikir ada bandit yang menghadang kereta mereka.
 
"Ada apa? Tanya Robert kepada kusir kuda."
 
"Maaf Tuan, sepertinya ada mayat di tengah jalan."
 
"Mayat? Bagaimana bisa? apa yang terjadi?" Ucap Robert bertanya-tanya.
 
Ada rasa ragu untuk meninggalkan Felix sendiri di dalam kereta, tapi dia harus mengecek sendiri sosok mayat yang dibicarakan kusir tadi. Robert segera turun dari kereta dan melihat seorang pemuda yang tidak sadarkan diri tergeletak di atas tanah dengan penuh luka.
 
Baru beberapa langkah Robert meninggalkan Felix untuk menghampiri kusir yang sudah lebih dulu pergi, Robert mendengar suara kusir berbicara.
 
"Ah, Be-beliau tidak mati tapi sepertinya sekarat tuan."
 
Robert segera bergegas menghampiri sang kusir untuk memeriksa denyut nadi sosok tersebut. Namun Robert sedikit terkejut ketika melihat badan yang penuh dengan darah dan luka sayat di sekujur tubuhnya.
 
Robert mengecek luka-luka di badannya seperti bekas cakaran hewan dan sayatan benda tajam. Lebih mengenaskan ketika Robert melihat satu tusukan di sebelah punggung kiri hingga tembus ke dada, tapi untungnya tidak mengenai jantung.
 
"Bagaimana dia masih bisa bertahan hidup dengan kondisi tubuh seperti ini." Ucap Robert pilu melihat luka di sekujur tubuh itu.
 
"Hati-hati cepat bawa dia ke dalam kereta, aku akan mengobatinya. Setelah sampai rumah tolong segera panggilkan dokter."
 
Segera setelah mendengar perintah Robert, kusir itu segera mengangkat pemuda yang tergeletak di tanah dengan hati-hati dan meletakkannya di kursi seberang Felix.
 
Untuk antisipasi Felix melihat kejadian yang dapat mengganggu psikologisnya Robert membentangkan tirai pada kereta untuk menutupi pemuda yang penuh luka dari pandangan Felix.
 
Mereka pun kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju kediaman Robert. Sesampainya di kediaman Robert, Kusir membawa pemuda tersebut menuju kamar di lantai satu untuk segera di obati.
 
Dokter segera datang tidak lama setelah Robert memanggilnya. Dokter pun cukup terkejut ketika melihat pasien yang sedang terbaring di atas kasur tersebut.
 
"Bagaimana keadaannya dokter?" Tanya Robert setelah dokter selesai memeriksa pemuda tersebut.
 
"Sepertinya dia diserang oleh sekelompok orang dan hewan buas terlihat dari banyaknya luka sayatan dan cakaran di sekujur tubuh, beruntung mereka sepertinya tidak menggunakan racun di senjata mereka sehingga tubuhnya masih bisa bertahan, pemuda ini sangat beruntung luka di sebelah dada kiri tidak mengena jantung, tetapi bekas cakaran masih membuat tubuhnya terkena infeksi, untung saja dia cepat ditangani, kalau tidak nyawanya bisa dalam keadaan bahaya."
 
"Apakah dia akan baik-baik saja?"
 
"Dia akan baik-baik saja, dia akan sadar dua hingga tiga hari ke depan karena tubuhnya perlu pemulihan, saya sudah membersihkan dan membalut luka-lukanya dan memberikan obat dengan dosis yang sesuai, untuk luka-lukanya saya sudah memberikan salep dan membalutnya untuk menghindari infeksi luka yang semakin parah, Anda hanya perlu mengganti perban 2 kali sehari hingga luka-lukanya kering dan berikan resep obat ini ketika dia sadar. Kalau begitu saya permisi Tuan, apabila terjadi sesuatu Anda bisa memanggil saya kembali."
 
"Terima kasih dokter, Anda sudah bekerja keras." Ucap Robert sembari mengantar sang dokter dan asisten keluar.
 
Robert kembali lagi ke kamar di lantai satu untuk melihat bagaimana keadaan pemuda itu sekarang. Setelah luka-lukanya dibersihkan terlihat wajahnya yang tampan dan begitu menarik perhatian Robert. Robert melihat dengan saksama wajah pemuda yang masih tertidur itu,  ketika dia pertama kali melihatnya memang wajahnya sudah terlihat tampan, tapi setelah wajah dan tubuhnya dibersihkan wajah pemuda ini terlihat sanggatlah tampan. Tipe wajah yang mampu memikat banyak gadis. Pikir Robert.
 
Robert tersadar bahwa dia meninggalkan Felix terlalu lama, dia segera bergegas ke kamar Felix untuk melihat apakah dia masih tertidur atau sudah terbangun. Ketika melihat Felix masih tertidur dengan nyamannya Robert sedikit menghela napas. Segera Robert berjalan ke arah ranjang Felix dan meletakan kepalanya di atas kasur dengan posisi terduduk.
 
"Juli, aku benar-benar khawatir dengannya, apakah aku bisa menjadi ayah yang baik untuknya?" Tanpa sadar Robert tertidur dalam posisi tersebut.

............
 

Semenjak Jovan tinggal di rumahnya Robert merasa terbantu akan kehadirannya untuk mengurusi Felix ketika dia tidak ada di rumah.
 
Rupanya Robert sudah mulai bekerja seperti biasa, setelah mengunjungi Julia dan anak-anaknya. Sehingga mau tidak mau Robert harus meninggalkan Felix di rumah sendirian, tapi karena ada Jovan Robert tidak terlalu khawatir harus meninggalkan Felix sendiri di rumah.
 
"Huft, hari ini sangat melelahkan. Akhir-akhir ini aku banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan jarang mempunyai waktu bersama Felix, aku akan mengajak Felix jalan-jalan nanti. Aku harus segera istirahat sebelum tubuhku semakin lelah dan drop." Ucap Robert sembari menikmati berbaring di atas kasur.
 
 
Tbc

Felix The Boy'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang