'TAP'
'TAP'
'TAP'
'TAP'
'CEKLEK'
Suara pintu dibuka dari luar menampakkan sesosok pria tampan tengah berjalan dengan lunglai menuju tempat tidurnya. Kamar yang gelap gulita dibiarkannya begitu saja tanpa perlu repot-repot untuk menyalakan lampu kamar.
Setelah dia berbaring di tempat tidur Robert tidak langsung memejamkan matanya untuk tertidur tetapi Robert hanya termenung dalam diam menyusuri ke dalam pikirannya menciptakan suasana sunyi sepi dalam kamarnya yang gelap gulita hanya ditemani cahaya bulan purnama saat ini.
"Aku harus membiasakan diriku dengan Felix. Dia adalah anakku darah dagingku." Gumam Robert pelan........
"Apakah kamu bahagia sekarang?"
"Si-siapa kau?"
"Apa kau tidak mengenaliku Robert?"
"Aku Julia, istrimu."
"Julia!!"
"Ap-apakah benar ini kau Julia?"
"Tapi, bagaimana mungkin? Bukannya kau..."
"Aku tidak pernah pergi ke mana-mana Robert, aku selalu berada di sampingmu."
'TAP'
'TAP'
'TAP'
'GREP'
Robert mengambil tubuh Julia untuk dia dekap. Memeluk tubuhnya dengan sangat erat, mencium bibirnya dengan penuh rasa kerinduan.
"Apakah ini nyata? Bagaimana bisa kamu baru muncul sekarang? Aku sangat merindukanmu Julia."
"Sangat!! Hiks!!"
Pelukannya semakin erat, Robert menyelusupkan kepalanya di ceruk leher Julia melepas kerinduannya yang mendalam selama 12 tahun, menghirup dalam-dalam aroma tubuh milik Julia. Menyimpan semua hal milik Julia yang mungkin akan menjadi sebuah kenangan indah untuk Robert kenang.
'CHUU~' Kecupan singkat Julia berikan pada bibir Robert.
"Tenanglah Robert. Waktuku dengan wujud ini tidaklah banyak, aku datang menemuimu untuk memberi tahu sesuatu padamu."
"Apa maksudmu? Apa yang ingin kamu katakan Juli?"
"Kamu pasti ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi padamu saat ini kan?"
"Maksudmu?"
"Berbahagialah Robert, karena kamu berhak untuk bahagia. Jangan terus menyiksa dirimu seperti ini."
"Kamu pasti lelah sudah menanggung semua ini sendirian, maafkan aku Robert karena tidak ada di sampingmu seperti janjiku dulu."
"Bangun kembali keluarga kecil yang baru untukmu, aku harap kamu selalu bahagia."
"Dan satu lagi Robert, jagalah Felix dengan sepenuh hatimu dan hidup bahagialah bersamanya."
"Tidak Juli, jangan berbicara seperti itu, aku selalu menunggumu dan anak kita kembali. Membangun keluarga kecil kita. Aku, Kamu, anak-anak dan Felix pun."
"Tidak bisa Robert, aku yang di sini hanya sebagian dari jiwaku, aku pasti telah terlahir kembali dengan sedikit kekurangan dan berada di suatu tempat di belahan benua.
"Sebagian dari jiwa? Tolong beri tahu aku semuanya."
"Sepertinya perasaanku agak tertinggal karena khawatir pada suamiku ini. Bisa dibilang penyesalan..."
"Aku ingin berbicara lebih banyak denganmu tapi..."
"Maaf Robert aku harus pergi sekarang, aku akan menemuimu lagi lain waktu."
"Tunggu!!!!"
"Julia!! Tunggu aku!! Bawa aku bersamamu Julia!!"
"JULIAAA!!!"
'BRUK'
'DEG!!'
"Hah... Hah... Hah... Hah... Hah... Hah... Juli di mana kamu sayang? Hiks... Hiks... Hiks..." Shit! Apakah ini mimpi atau kenyataan pikir Robert dalam hati.
.......
Akhirnya aku tidak bisa tidur kembali setelah memimpikan Julia tadi. Apakah itu hanya mimpi karena terlalu merindukan Julia dan sudah waktunya juga aku untuk mengunjungi kuburan Julia dan anak-anak.
Di tengah perasaan gundah ini membawa Robert menuju sebuah kamar bernuansa putih milik Felix.
Mendengar napas pelan yang teratur datang dari atas tempat tidur membuat Robert diam-diam masuk dan naik ke atas ranjang dan ikut berbaring miring menghadap Felix yang sedang tertidur pulas.
Melihat wajah damai Felix yang sedang tertidur membuat Robert ikut tenggelam tanpa sadar ke dalam alam mimpi kembali dengan tubuh Felix dalam dekapannya.
.......
"Shit!! Jam berapa sekarang? Harusnya aku tidak tidur lagi tadi." Dengan suara serak khas bangun tidur.
"Chuu~ Selamat pagi Felix." Kecupan dan usapan lembut pada kepala Felix Robert berikan di pagi hari yang indah ini.
"Ahh!! Aku harus segera bersiap-siap karena sebentar lagi mereka akan segera tiba untuk mengantarkan barang-barang pesanan Felix kemarin."
Setelah mengecup kening Felix sebentar Robert bergegas kembali menuju kamarnya tanpa membuat suara berlebihan yang dapat mengganggu tidur Felix. Biarkan Felix tidur sedikit lebih lama untuk hari ini begitulah pikir Robert.
.......
Pagi ini halaman rumah Robert dipenuhi dengan kereta-kereta barang yang tiba secara bersamaan di kediaman Robert.
Saat ini setelah para manajer setiap toko membungkuk memberi hormat kepada sang pemilik rumah dan berterima kasih telah berbelanja di toko mereka maka satu persatu mulai meninggalkan halaman rumah tanpa terkecuali.
Robert kembali kepada aktivitasnya menyiapkan makanan setelah mengantar kepergian kereta-kereta barang tersebut ke depan gerbang rumahnya.
Ketika Robert masuk ke dalam kamar Felix, berjalan dengan pelan menuju tirai jendela. Membuka lapisan pertama pada tirai agar sinar matahari bisa masuk menerangi kamar Felix tanpa mengganggu sang empu akan panasnya cahaya matahari yang menyilaukan mata.
Berjalan menuju ranjang tidur Felix mengusap pucuk kepalanya dengan lembut sembari membangunkannya dengan penuh kasih sayang.
"Felix, bangun sayang" ucap Robert lembut sembari tangannya masih terus mengusap pucuk kepala Felix.
Mata yang terpejam mulai terbuka perlahan kala merasakan usapan dan panggilan lembut yang Robert berikan padanya. Felix bangun dari tidurnya, menggosok matanya untuk sekedar menetralkan penglihatannya, kemudian bangkit dari tempat tidur.
"Selamat pagi Papa." Ucap Felix menyapa Robert dengan suara serak khas bangun tidurnya yang lucu.
"Selamat pagi juga sayang." Balas Robert sembari mengecup pipi kiri Felix.
Sepertinya Felix masih belum tersadar sepenuhnya. Setelah beberapa saat Felix membuat persiapan mental untuk mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul sepenuhnya. Dengan sabar Robert menunggu sembari terus mengusap pangkal paha Felix dengan lembut.
Robert melihat bahwa Felix sudah sadar sepenuhnya dari tidur dan berkata.
"Apakah kamu ingin sarapan atau mandi terlebih dahulu?"
"Apakah boleh Felix sarapan terlebih dahulu sebelum mandi?"
"Tentu sayang, kamu boleh sarapan terlebih dahulu kemudian mandi karena jam sarapan pagi akan terlewatkan apabila pagi ini harus dihabiskan untuk berendam tapi sebelum itu kamu harus cuci muka dan sikat gigi sebelum makan."
"Mari Papa antar menuju kamar mandi!"
Robert dan Felix masuk ke dalam kamar mandi sekedar untuk cuci muka dan sikat gigi. Robert memberikan sikat gigi baru dan cangkir kumur dengan karakter serigala yang lucu untuk Felix gunakan.
Setelah Felix selesai menyikat gigi, Robert membantu Felix untuk menyalakan keran di wastafel untuk mencuci muka, memberinya handuk cuci muka dengan karakter yang sama seperti cangkir kumur yang diberikan Robert. Setelah Robert membantu Felix untuk membersihkan dirinya dengan rapi, mereka berdua keluar dari kamar mandi.
Tanpa perlu mengganti baju Felix terlebih dahulu Robert langsung membawa Felix menuju ruang makan di lantai satu.
Menu sarapan pagi ini adalah sesuatu yang telah Robert siapkan dengan sangat spesial untuk Felix yaitu french toast kacang susu dengan sirup maple dengan aroma yang sangat harum, buah segar potong yang mengandung berbagai nutrisi alami karena sangat baik untuk kesehatan, kemudian ada kalt essen, butter, mentega, keju, ada juga telur mata sapi dan tidak lupa juga segelas susu hangat. Kalt essen adalah makanan ready to eat seperti sosis, ham, schinken, dan salami.
Melihat makanan dengan berbagai warna menghiasi meja makan membuat kilauan di mata Felix semakin cerah. Melihat itu Robert tersenyum lembut dan segera mendudukkan Felix di atas kursi makan.
Setelah berdoa mengucapkan rasa syukur pada sang pencipta, Robert melihat bahwa Felix tidak segera memakan makanannya.
"Kenapa tidak segera makan, apakah kamu tidak menyukai makanannya?" Ucap Robert lembut.
Felix tersenyum dengan wajahnya yang khas dan menjawab atas pertanyaan Robert.
"Terima kasih Papa telah menyiapkan semua ini untuk Felix, Felix sangat menyukainya." Ucap Felix menyampaikan rasa terima kasihnya untuk Robert.
"Sama-sama sayang." Balas Robert lembut penuh dengan senyuman.
Felix segera memasukkan french toast ke dalam mulut memakannya dengan penuh senyuman. Melihat itu Robert tersenyum dengan lembut dan mengikuti jejak Felix memakan sarapannya.
Setelah selesai memakan french toast lalu Felix meminum susu hangatnya. Melihat itu Robert segera meletakkan pisau dan garpunya memberikan sepotong sosis, selembar salami dan ham, serta 1 telur mata sapi dengan lelehan butter dan keju kepada Felix.
"Makanlah, semoga kamu menyukainya." Ucap Robert dengan senyuman.
"Terima Kasih Papa."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felix The Boy'
RomanceArtificial Family (The Embodiment of a Boy Brings Happiness)