8. It's Just The Past

6 1 0
                                    

It's Just The Past

Semua kejadian dan alur dalam cerita ini asli berasal dari imajinasi penulis. Saya hanya meminjam karakter beberapa member NCT dan idol lain sebagai tokoh, hak cipta nama menjadi milik masing-masing idol. Kisah ini tidak memiliki maksud untuk menghina idol yang bersangkutan.
Diharapkan semoga readers tidak membawa hal buruk yang terjadi dalam cerita ke dunia nyata.
.
.
.
.
.

"Enjoy with it :)"



Terlalu lelah kembali ke rumahnya sendiri di Pyeongchang-dong, Jaehyun memilih memutar setir mobil ke arah Cheongdam-dong, tempat rumah orang tuanya berada. Kepalanya sudah lelah dengan pekerjaan di tempat magang, ditambah ia harus pergi latihan basket karena kompetisi Gyeonggi sudah semakin dekat. Jadwal pertandingan pengumpulan poin juga semakin padat hingga Jaehyun hampir tidak punya waktu untuk istirahat. Belum lagi karena sekarang dia tidak bisa sering-sering melihat Yuhwi sebab ia yang sudah tidak aktif ke kampus, wanita itu pun jarang datang ke pertandingan dikarenakan mawar anonim keparat itu.

Berhenti di lampu merah, Jaehyun menyempatkan diri untuk bersandar dan memejamkan mata sejenak. Jam pulang kerja sama artinya dengan awal kemacetan terjadi. Banyak kendaraan mengular di depannya, hingga membuat kepalanya sedikit pusing karena terlalu lelah. Matanya kembali terbuka saat mobil di belakang membunyikan klakson agar mobilnya maju, padahal di depan tidak ada jarak yang bisa ia kikis. Lampu masih merah dan setiap mobil masih bergerak sedikit demi sedikit.

Awalnya Jaehyun merasa bersyukur karena masa magangnya dimulai tak lama setelah wanita dari masa lalunya mengajar di kampus—sebagai dosen fakultas seni pula. Yang bisa menjadikan alasan baginya untuk tidak bisa bertemu dengan wanita itu selama beberapa waktu, sekaligus mengumpulkan mental lebih kuat dan melatih emosi dalam dirinya agar tidak mempengaruhi kehidupannya. Jaehyun akui, dia masih belum siap bertemu Sooyoung saat ini. Hatinya masih terbakar api amarah bahkan saat ia hanya melihat wajah wanita itu. Kendati begitu, ia juga merasa penasaran, kenapa Sooyoung ada di Seoul sekarang.

Berhasil bebas dari kemacetan, Jaehyun pun langsung tancap gas. Rasanya tulang yang menyanggah tubuhnya ingin segera diistirahatkan di atas kasur empuk, matanya sudah semakin berat dengan senja yang melambai. Beruntung kemacetan hanya terjadi di satu tempat saja, hingga dia bisa segera sampai di kediaman orang tuanya.

Jaehyun tetaplah Jaehyun. Walaupun sekarang usianya sudah terbilang dewasa dan juga sudah terbiasa hidup mandiri, ia akan tetap menjadi seorang anak di rumah ayah-ibunya. Statusnya sebagai anak tunggal membuatnya tak bisa melepaskan kata manja jika sudah bertemu dengan sang ibu. Seperti sekarang, pria itu masuk dengan lunglai sambil mengacak rambutnya asal, melepas sepatu tanpa niat merapikannya agar tidak ada orang yang tersandung dengan malas sampai ia pun tidak memperhatikan bahwa ada sepatu wanita yang asing di sana.

“Eomma!” panggilnya malas. Perjalanan masih sampai ruang tamu dan dia belum mendengar sahutan, “Eomma..!!”

Pria yang sudah terlihat kucal itu menghela berat karena belum juga mendapat balasan. Dia beranjak ke dapur, tapi hanya ada wanita muda yang dipekerjakan orang tuanya untuk membantu membersihkan rumah. Nampak sedang memproses ikan di atas meja.

Your BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang