Bab 4

1.1K 142 26
                                    

Hari-hari berikutnya So Eun masih mengalami kejadian serupa setiap bangun tidur. Menemukan sang dosen di sampingnya bahkan memeluk tubuhnya erat. Boleh dibilang tadi malam adalah momen paling gila sekaligus istimewa. So Eun melakukannya, ya, dia menikmati romansa orang dewasa dengam begitu menantang dan menggairahkan. Dia terkejut begitu menyadari itu bukan yang pertama, So Eun seperti sudah biasa melakukannya dengan Kim Bum. Dia tidak kikuk atau canggung, malah terksesan begitu agresif.

Gadis itu sudah bangun sejak lima menit lalu. Dia belum berniat pergi dari kasurnya, ingin menikmati pemandangan indah--wajah polos sang suami yang begitu damai ketika terlelap.

"Apa dia sungguh dosen triplek yang biasa memarahiku dulu?" gumam So Eun diselingi senyuman tipis.

Perhatian gadis itu beralih pada dirinya sendiri, dia belum berpakaian sama sekali. Bukannya langsung ke kamar mandi tapi malah buang-buang waktu di tempat tidur.

"Tuhan, jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku. Lihatlah wajahnya, manis sekali. Bagaimana ini, aku tidak bisa berhenti menatapnya."

Telunjuk So Eun terulur memainkan bibir Kim Bum. Pipinya mendadak merah saat mengingat bagaimana ciuman panas mereka tadi malam yang mengawali pergumulan mesra itu.

"Ahh, aku bisa gila kalau begini terus," ungkap So Eun menggelengkan kepalanya.

Dia hendak turun dari ranjang untuk membersihkan diri namun tangan Kim Bum menariknya alhasil So Eun kembali berbaring di samping pria itu.

"Sayang lepas, aku mau mandi," rengek So Eun tak dihiraukan Kim Bum.

"Sebentar lagi."

"Ini sudah jam tujuh, memangnya kamu tidak akan ke kampus?"

"Jadwalku siang dan aku tidak ada kepentingan apa pun pagi ini jadi biarkan aku tidur sebentar lagi."

Kim Bum bicara dalam keadaan mata masih memejam.

"Baiklah aku mengerti, kamu boleh tidur tapi aku mau bersih-bersih."

Kuncian pelukan Kim Bum kian erat. Sudah beberapa kali So Eun mencoba melepaskannya tapi tak membuahkan hasil. Akhirnya gadis itu menyerah.

"Kamu kenapa?" tanya Kim Bum tiba-tiba.

"Eh, apanya yang kenapa?"

"Pipimu merah sekali, kamu sakit?"

So Eun memegangi kedua pipinya.

Apakah semerah itu?

"Aku tidak apa-apa, hanya gerah saja."

"Pagi-pagi sudah gerah?"

Ekspresi bingung Kim Bum dibarengi tatapan usil. Jelas saja So Eun salah tingkah lagi.

"Berhenti menggodaku!"

"Aku tidak melakukan apa-apa," jawab Kim Bum polos atau lebih tepatnya pura-pura polos.

"Kamu memang diam saja dari tadi tapi matamu yang usil. Ngeri aku lihatnya."

Kim Bum tersenyum dan mendaratkan ciuman di pipi istrinya.

"Aku tidak tahan untuk tidak menggodamu, ekspresimu lucu sekali persis seperti momen malam pertama kita."

"Dasar buaya, tahu saja caranya meluluhkan hati perempuan. Aku kuat tidak ya terus di sampingnya begini? Dia selalu membuatku susah napas tapi aku nyaman. Ah, confusing!"

"Sudah puas kan goda menggodanya?"

"Lumayan, oh ya nanti malam kamu jadi ikut, kan?"

So Eun celingukan, ikut ke mana? Dia tidak merasa membuat janji apa pun dengan Kim Bum.

Sudenly Became Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang