Bab 10

1K 154 57
                                    

So Eun pikir kejadian ranjang goyang tempo hari akan berdampak pada hubungannya dengan Kim Bum. Setidaknya jadi lebih baik dari sebelumnya. Sempat terbesit bayangan ia dan Kim Bum semakin dekat karena insiden itu, lalu pendekatan, pacaran sampai akhirnya menikah di tahun 2024. Namun ternyata kenyataan tak semulus bayangannya.

So Eun terlalu menaruh ekspektasi tinggi terhadap dosen galaknya itu. Memasuki bimbingan skripsi, tingkat menyebalkan Kim Bum malah semakin tinggi. Dia semakin sulit ditemui. Semakin rewel masalah binbingan. Dan semakin menguji kesabaran So Eun hampir tiap menit.

"Hahh, aku tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi dosen menyebalkan itu, Na. Lelah sekali rasanya. Mau nangis menjerit-jerit kalau dia sudah sulit ditemui begini. Dia menyuruhku datang jam sepuluh. Eh, pas aku sampai kampus dia malah mengundur waktu bimbingan ke jam satu siang. Sekarang sampai jam tiga sore aku lumutan menunggu di sini, dia tak kunjung datang. Katanya dia orang yang sangat disiplin dan menghargai waktu tapi mana buktinya? Kesel banget astaga!"

"Sabarlah, Sso, namanya juga dospem. Mereka bebas mau menemui kita kapan pun. Orang kita yang butuh mereka."

"Kurang sabar apa sih aku, Na? Kurang legowo apa aku jadi manusia? Punya dospem kayak dia tiap menit kerjaanku ngelus dada."

"Coba hubungi lagi pak Kim Bumnya, tanya dia lagi di mana sekarang."

"Ya Tuhan ... Nana, kamu tidak lihat aku sudah mengirim sepuluh pesan singkat tapi tidak ada balasan satu pun, tuh buktinya!"

So Eun menunjukkan isi ruang percakapannya dengan Kim Bum.

"Kalau kamu memang punya nyali, jangan hanya koar-koar di sampingku. Hubungi pak Kim Bum sekarang, telepon dia atau vc sekalian!"

"Mengirim pesan saja tidak dijawab apalagi melakukan panggilan video, kamu gila ya?"

"Daripada kamu marah-marah terus di sini, pengang telingaku. Aku masih harus menunggu dosenku, nih. Jadi sebelum mood-ku berantakan karena kamu. Mending sekarang kamu cari pak Kim Bum dan marah-marah di depannya saja sana!"

So Eun melihat jam di ponselnya, ini memang sudah sangat keterlaluan. Dia diam di kampus hampir tiga jam. Karena tadi setelah gagal bimbingan jam sepuluh pagi, gadis itu memilih pergi nonton bersama Nana dan jalan-jalan di mall sebentar. Sekarang dari pukul satu siang sampai pukul tiga, dia masih menanti Kim Bum dan belum ada kabar terbaru.

"Oke, kamu lihat nih ya aku VC pak Kim Bum!"

"Ya sudah, silakan!'

So Eun membuka room chat dengan Kim Bum, gadis itu termenung sesaat. Memikirkan haruskah ia bertindak senekat itu? Bagaimana kalau Kim Bum malah mengomel padanya di depan Nana? So Eun tidak siap harga dirinya dijatuhkan.

"Ayo, Sso, tidak apa-apa. Kalau pak Kim Bum melotot kamu tinggal merem. Ya, begitu saja, mudah kan?" kata So Eun meyakinkan dirinya sendiri.

Tut ... Tut ... Tut ...

Panggilan video terhubung, So Eun menanti dengan cemas. Dia berharap Kim Bum menjawab panggilannya tapi takut juga nanti kalau sudah dijawab, dia harus mengatakan apa.

"Halo?" jawab Kim Bum, jantung So Eun tersentak mendengar suara itu.

Namun kali ini suara sang dosen tidak setegas biasanya.

"Halo, Pak, maaf mengganggu waktunya--eh, Bapak lagi di mana?"

So Eun melihat dosennya berbaring di sebuah ranjang bersprei putih. Ada selang infus juga terlihat, gadis itu mulai berpikir macam-macam.

"Ada apa kamu menghubungi saya?"

"Oh, ini Pak saya mau bicara terkait bimbingan tapi sepertinya Bapak sedang kurang sehat."

Sudenly Became Wife (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang