O8. Jasad Han Jisung

67 18 0
                                    

"Ketuk pintu."

Minho menghentikan langkahnya. Begitu pula Han Jisung yang berjalan di belakangnya, ikut berhenti karena gerakan Minho yang mendadak.

Tangan Minho terangkat untuk mengetuk pintu. Beberapa kali, tapi tidak ada suara yang terdengar. "Aku pikir kau cukup pintar untuk mengetahui bahwa aku ini tidak punya raga, Kim Seungmin."

Hyunjin, yang sedari tadi berada di atas lemari, hanya terkekeh. "Kami makhluk astral yang bahkan tidak bisa mengetuk pintu, Seungmin."

Laki-laki berkaca mata itu terkekeh. "Setidaknya kalian jangan membuatku jantungan karena muncul tiba-tiba seperti ini. Kau kenapa di atas situ? Cepat turun."

Hyunjin mengidikkan bahu. "Tidak mau. Si Jisung itu bau sekali."

Minho tidak peduli lagi. Ia melangkah memasuki ruang otopsi di sebuah rumah sakit tempat Seungmin bekerja, diikuti dengan si hantu cupu yang terlihat gemetar. Minho menatap jasad yang tergeletak di atas meja otopsi. "Ugh, kau jelek sekali, Han Jisung."

Terdengar tawaan dari sang malaikat maut di atas lemari.

Si hantu cupu mendengus sebal. Ia kembali bersembunyi di belakang tubuh Minho. "Jadi aku benar-benar tenggelam?"

Seungmin meletakkan peralatan yang ia gunakan untuk membedah jasad Jisung, ke meja otopsi. Laki-laki itu menghela nafas sebelum berkata, "Tidak. Aku tidak menemukan air dalam paru-parumu, jadi kemungkinan kau sudah mati lalu terperosok ke dalam sungai."

Jisung mengangguk. "Aku sungguh tidak bunuh diri."

"Ya," sahut Seungmin. Ia mengambil pinset lalu menunjuk ke arah leher jasad itu. "Ada bekas cekikan di sini. Aku yakin kau mati karena dicekik. Pelakunya tidak memiliki jari tengah, terlihat dari bekas cekikan ini."

Jisung mengangguk semangat. "Memang benar! Aku dicekik seseorang ketika hendak pulang dari studio!" Si hantu menghela nafas. Ia mengintip tubuhnya dari balik tubuh Minho. "Sepertinya aku tahu siapa yang memiliki jari seperti itu."

"Siapa?" Tanya Hyunjin penasaran.

"Temanku. Kim Sunwoo."

"Oke. Aku yakin kau dicekik oleh Sunwoo itu lalu digantung agar terlihat seperti kasus bunuh diri, tapi talinya putus dan kau terperosok ke dalam sungai. Masuk akal kan?"

"Memangnya makhluk sepertinya punya akal?" Minho menjawab dengan sarkas. Berhasil mendapat pukulan pada kepalanya. Ia bingung. Harusnya si hantu cupu ini takut kepadanya, kenapa ia malah berani memukul kepala Minho? Kurang ajar.

Seungmin hanya menggeleng heran, Ia kembali menutup jasad Jisung dengan kain. Baru hendak bicara, pintu ruang otopsi terbuka. Beberapa orang berseragam putih masuk.

"Selamat siang, dokter Kim," katanya sambil menunduk sopan. "Keluarga korban sudah datang dan ingin mendengar penjelasan Anda. Dokter Jung sudah memberi Anda izin untuk menjelaskan kepada keluarga korban."

Seungmin menunduk sopan kemudian mempersilahkan sang petugas mengajak masuk keluarga korban. Ada tiga orang laki-laki yang hadir dan satu orang wanita. Dua orang kakek, satu orang laki-laki berumur lima puluhan dan seorang wanita berumur sebaya.

Melihat kerumunan orang yang datang, Minho menarik tubuh Jisung untuk duduk di atas lemari di sisi Hyunjin. Dari sini, ia bisa melihat jelas orang-orang itu mulai menangis sambil memeluk jasad Jisung, terutama seorang kakek yang masih terlihat masih kuat berdiri padahal kulitnya sudah keriput.

"Cucuku yang super nakal ini. Kenapa kau mati duluan dari pada aku, huh?"

Jisung, di atas lemari, justru terkikik. "Yah, kenapa kau tidak mati-mati dasar Yang Jeongin si tua yang cerewet."

Hyunjin tiba-tiba membeku. Tubuhnya seolah disetrum dengan listrik voltase tertinggi. Mendengar satu nama yang begitu ia hafal, cukup membuat kepalanya pening bukan main. "Yang Jeongin... katamu?"

"Ya. Dia ayah ibuku. Kau selalu kaget setiap kali aku menyebut namanya. Ada apa?"

Minho yang sedari tadi tidak tertarik, tiba-tiba menoleh ke arah Hyunjin. "Jangan bilang-"

"Yang Jeongin adalah nama yang Chan tinggalkan dalam pikiranku. Apa hubunganku dengannya?"

//

Losing Me - Lee KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang