one shoot 8

961 79 6
                                    

.
.

Warning +++++ homophobia skip, kalo mau lanjut dosa tanggung masing-masing ⚠️
.
.
omega alpha
.
.

Kau tau apa yang lebih mengerikan dari Tarantula?

Ya, waktunya Heat bagi Asahi adalah hal paling mengerikan.
Biasanya ketika waktu jadwal Heat dia akan mengurung diri di kamar kecilnya. Melampiaskan kesakitannya pada benda apapun di ruangan itu.

Tapi itu dulu, ketika dia masih memiliki kamar sendiri saat  berada di kelompok survivor dulu, saat dia masih punya kekuatan disana. Sekarang? Dia hanya tahanan di kelompok survivor yang telah menaklukan kelompok survivornya dulu.

Kalau bukan laki-laki yang saat ini terlelap disampingnya, dia mungkin saat ini berada di penjara bawah tanah yang mengerikan, mimpi buruk mungkin definisi yang tepat untuk menjelaskan penjara bawah tanah di dunia ini.

Normalnya, orang-orang selalu menghindarinya, mereka bilang feromon yang dia keluarkan sangat berbau tidak sedap, bagi seorang omega dengan feromon berbau mengerikan seperti ini membuatnya dikucilkan.

Tapi di dunia yang telah hancur berantakan, dan siapa yang kuat, dia bertahan. Maupun dengan 'kekurangannya' dia bisa bertahan dan membuat orang-orang segan padanya, pada seorang Omega yang tidak diinginkan sepertinya.

Dia kuat, dan dia bisa bertahan. Paling tidak itu dulu yang membuatnya masih bisa bertahan sampai saat kelompok survivor entah berantah ini tiba-tiba menaklukan kelompoknya, mengalahkannya, dan menundukannya. Mereka terlalu kuat.

Asahi kira nasibnya antara dia akan mati dibunuh karena terus-terusan memberontak atau menjadi budak dan dipenjara dibawah tanah yang menjijikan. Atau parahnya dijual ke orang dibalik dinding. Mengerikan, memikirkannya saja membuat Asahi mual.

Tapi pria ini, kalau Asahi tidak salah ingat namanya Haruto, salah satu alpha yang bertarung dan mengalahkannya saat kelompok survivor Haruto menjajah dan memporak-porandakan kelompok survivor Asahi dua minggu lalu.

raut wajahnya terlihat malas saat berkata akan 'bertanggungjawab' atas tahanan seperti Asahi, saat yang lain mendesis ingin membuang Asahi jauh-jauh ke penjara bawah tanah dengan tatapan penuh dengan rasa jijik. Sampai saat ini pun, Asahi masih tidak tau alasan Haruto.

Karena terlalu banyak hal dipikiran Asahi sejak kekalahan kelompok survivornya sampai dia menjadi tahanan seperti ini, dia melupakan hal mengerikan lainnya akan terjadi, jadwal Heat.

"Ssstttt.." Asahi mendesis tertahan, tubuhnya meringkung membelakangi Haruto yang berbaik hati berbagi satu-satunya ranjang diruangan ini, tangannya meremas sprei yang warnanya sudah pudar itu hingga bergemataran.

Tubuhnya panas dan kesakitan, dia harus menahan kesakitannya untuk menyembunyikan bahwa saat ini Asahi sedang Heat. Asahi harap feromonnya yang kata orang-orang sangat bau itu tidak menggangu tidur Haruto.

Namun, Haruto mencium feromon Asahi hingga membuatnya sepenuhnya terjaga, dia mendengar desisan tertahan Asahi, merasakan juga kalau Asahi saat ini gemetaran mencoba menahan kesakitannya.

Mungkin jika orang-orang bahkan Asahi sendiri mengira Haruto akan mual mencium bau feromonnya. Pada nyatanya tidak, Haruto menikmati wangi feromonnya Asahi, dia bahkan tidak paham ketika orang-orang mengatakan bau feromon Asahi berbau tidak sedap.

Menurut Haruto bau feromon Asahi sangat wangi, entah kapan terakhir dia menikmati bau feromon seorang omega. Bau feromon Asahi begitu wangi lembut dan menyegarkan seperti bunga-bunga musim semi yang mengingatkannya pada dunia yang dulu.

Bau feromon Asahi pun menggoda jiwa alpha Haruto untuk bangkit setelah sekian lama, memicu rut pada diri Haruto.

Tak tahan, Haruto mendekatkan dirinya pada Asahu yang masih belum menyadari pergerakan Haruto karena menahan sakitnya.

Asahi tersentak ketika merasakan gigitan kecil pada telinganya, "Hm, kau harum sekali."

Haruto berkata perlahan tepat di telinga Asahi. Tangan Haruto menyikapi kaos Asahi dan mulai mengelus perut Rata Asahi.

Rasa panas dan sakit itu sedikit terhalau karena getaran yang diberikan oleh sentuhan Haruto pada Asahi.

Dengan perlahan Haruto membalikan badan Asahi menghadapnya. Asahi melihat mata yang penuh dengan nafsu dimata Haruto, bertanya pada dirinya apakah ini nyata.

Dia selalu berfikir tidak akan ada alpha yang menginginkannya karena keadaanya yang berbeda, jadi dengan keadaan sekarang, seorang alpha yang bergairah padanya itu sangat mengagetkannya saat ini, ia tidak bisa berfikir jernih.

Haruto yang mendapatkan akses lebih leluasa perlahan-lahan melahap bibir kenyal Asahi, sesekali mengisap bibir itu. Manis. Semuanya tentang Asahi sangat manis dan memabukan bagi Haruto. Bibirnya seperti candu bagi Haruto yang seperti tidak ingin melepaskan tautan bibir mereka, bahkan setelah kehabisan nafas pun, Haruto lanjut memagut bibir Asahi dengan penuh gairah.

Sampai Asahi memberikan tanda bahwa dia mulai kehabisan nafas, Haruto kemudian lanjut mencecapi leher Asahi.

Asahi rasanya seperti melayang setiap Haruto menjilati dan mencium lehernya. Matanya membola ketika merasakan hisapan kuat Haruto pada lehernya.

Setiap sentuhan Haruto membuatnya gila, bahkan rasa sakit dan panas karena Heat sudah tidak terasa, yang ada hanya gairah yang ingin diselesaikan. Haruto terus menciumi dam menyentuh setiap bagian tubuhnya, pun saat ini mereka sudah tidak ditutupi sehelai benang pun.

"Kau harum sekali, memabukan."

"Argh.. candu sekali."

Memang bukan kata-kata cinta, namun pujian yang Asahi kira tidak akan pernah dia dengar membuat hatinya tersentuh, dinding pertahanannya runtuh saat Haruto terus-terusan memujinya saat menyentuhnya penuh gairah namun disaat yang sama ada kelembutan didalamnya.

Haruto membalikan badan Asahi dengan mudah, memposisikan dirinya untuk melakukan mating pada Asahi.

"Haruto.."

"Hm, kau milikku."

Setelah kalimat itu, Haruto menggigit leher Asahi dan menandainya, mulai saat ini Asahi adalah miliknya dan tidak ada boleh siapapun menyentuh Asahi.

Hal yang tidak pernah berani Asahi bayangkan bahkan di mimpi sekalipun, omega terbuang sepertinya akan diclaim oleh salah satu alpha terkuat di kelompok survivor ini.

Malam itu adalah malam terpanas bagi keduanya, membagikan kehangatan yang menggairahkan dan memabukan. Hingga mereka terlelap memeluk satu sama lain.
.
.
.
.
.
.
Endd
.
.
.
.
.
.
.
.
inspirasiontwitter
.
.
.
.
.
Jangan lupa VOTE
Kritik dan saran silahkan tinggalkan di KOMENTAR

Z.O.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang