penutupan one shoot 15 end🔞

1.3K 72 11
                                    

.
.
Warning +++++ homophobia skip, kalo mau lanjut dosa tanggung masing-masing 🔞⚠️
.
.

"mau makan apa, cil?” tanya Haruto setelah mereka berdua duduk di meja makan restoran jepang. keduanya duduk berhadapan.

“eum..” Asahi menimbang-nimbang menu makanan apa yang akan ia pesan. tak lama, senyum terbit di bibirnya.

“Aku pilih yang ini, ru,” ujarnya sambil menunjuk menu makanan.

“ah, sashimi. pesan yang lain juga gak apa-apa, asal dihabisin.” Haruto mengusak surai Asahi pelan, menimbulkan rona merah di wajah kekasih mungilnya.

“ih mas! malu tau,” seru Asahi tapi juga tak menyingkirkan tangan Haruto dari rambutnya.

Haruto terkekeh pelan, diturunkan tangannya dari rambut Asahi. kemudian menyerahkan buku menu dan pesanannya pada pelayan restoran. ia menatap ke arah Asahi yang menatap dirinya sebal.

“lama banget ih, laper.” Asahi merenggut sembari memainkan tangan Haruto.

“ututu, bayi.” Haruto menyubiti pipi gembil Asahi dengan tangan satunya.

“sabar sayang, kan lagi dimasak.”

“jangan cubit-cubit ish, laper banget ini.” Asahi menendang kaki Haruto.

Ia mengalihkan pandangan ke arah laki-laki yang sibuk main ponsel di meja pojok. dengan sengaja mengacuhkan kekasihnya sambil menahan senyum.

Haruto menjentikkan jarinya di depan mata Asahi membuatnya terkejut pelan.

“eh, astaga.” Haruto terkikik geli melihat Asahi merenggut sebal.

"Hahaha, gemes.”

tak lama, pesanan mereka pun datang. Asahi memperhatikan makanan yang sudah tertata rapi di atas meja sambil menjilat bibir bawahnya.

“akhirnya dateng. selamat makan, mas.” ia mengambil sumpit lalu memakan sashiminya dengan lahap.

Haruto tidak membiarkan asahi makan dengan tenang. sesuai syarat yang ia sampaikan tadi di apartemen Asahi, yaitu memakai vibrator kapsul dengan waktu yang diinginkan Haruto. dengan jahil ia nyalakan vibrator itu dengan tempo pelan. lalu memasukkan kembali remotnya ke dalam saku.

Asahi mengerjap pelan saat merasakan vibrator di hole bergetar pelan. ia menggesekkan kedua kakinya. badannya mulai menggeliat sambil mengedarkan pandangan. Asahi menelan ludah gugup

“m-mas, banyak orang, ga lucu kalau ketauan.”

“apa? mas gak ngapa-ngapain.” Haruto mengambil sumpit lalu kembali makan dengan santai sambil sesekali memainkan tempo vibratornya.

“makan dong? tadi minta sashimi, katanya lapar.” Haruto mengusap pelan bibir Asahi dengan ibu jari. lalu menurunkan tempo getaran.

“jangan digigit, nanti berdarah.” Haruto mengecup bibir kekasihnya. ia mengelus pipinya lembut.

"Mbul mau apa sekarang, hm?”

Asahi sudah tak sanggup lagi untuk melanjutkan makan, ia meremas tangan Haruto yang ada di pipinya.

"Mas, m-mau.”

“hm? my baby's horny right now? mas masih mau main-main tapi, keep your moans babe or anyone can see it.” Haruto mengangkat tangannya, memanggil pelayan untuk minta bill.

Saat pelayan datang membawa bill, Haruto langsung menaikkan getaran vibrator di hole Asahi membuatnya tersentak.

“mas i-ini dibungkus aja— akhh!” Asahi tersenyum canggung ke arah pelayan yang menatapnya curiga.

Z.O.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang