one shoot 11

738 73 5
                                    

Asahi sekarang berada di ruang keluarga, duduk di hadapan papa nya yang menatapnya dengan tatapan yang serius.

"Ada apa papa nyuruh Asahi kesini?."

"Papa mau Ngomong sama kamu"

"Ya ngomong tinggal ngomong lah pa"

"Papa mau nikah lagi"

"Hah? Kawin? Eh, Nikah? What? Papa mau nikah lagi??"

"Iya papa mau nikah lagi, kamu setuju nggak?"

"Asahi sih setuju-setuju aja kalau itu bisa bikin papa seneng"

"Yaudah kalau gitu kamu siap-siap, kita akan ketemu calon mama kamu"

"Sekarang?."

"Ya iya lah."

"Oke tunggu sebentar."
.
.
.
.
.
"Mana pa calonnya?." tanya Asahi."

Sekarang mereka berdua berada di salah satu restoran yang cukup terkenal, mereka sedang menunggu calon ibu nya Asahi.

"Kita tunggu sebentar lagi ya? Oh iya, nanti kamu bakal punya adek?." Asahi yang mendengar itu langsung shock bukan maenn.

"What!! Jadi papa hamilin orang itu?!?!."

Papa Asahi yang ditanyai pertanyaan seperti itu jadi gugup gelagapan.

"B-bukan gitu asaa, maksudnya tuh calon nya papa udah punya anak, dan anaknya tuh umurnya ada di bawah kamu dikit."

"Oh, jadi calon papa janda?."

"Iyalah, masa istri orang."

"Asahi kira masih perawan."

Baru saja papa Asahi ingin menjawab, tapi terhenti karena seseorang memanggil nama papanya.

"Hanbin."

"Ohh, sayang sini." Ujar papanya Asahi kepada yang memanggil tadi juga sama pemuda tampan.

Asahi sendiri masih terdiam kaku, matanya sendiri masih terkunci pada sosok pemuda tinggi yang berjalan ke arah meja mereka bersama orang yang memanggil papanya tadi, ia yakin jika orang itu ialah calon ibunya.

Sesampainya orang itu di depan mereka  dan duduk, mata Asahi masih terkunci ke pemuda itu.

"Nah, sayang ini calon papa, jadi kamu bisa memperkenalkan diri." Ujar Hanbin membuat Asahi sadar dan segera membungkuk hormat sama memperkenalkan dirinya.

"Halo Tante, saya hamada Asahi, Tante bisa panggil saya Asahi atau Asa juga boleh."

"Halo juga asa. Namaku Watanabe Lisa, tapi kamu nanti bisa memanggil ku mamah mulai sekarang." Ujar calon dari papanya.

"Dan ini anakku, hei, ayo perkenalkan dirimu." Suruh Lisa pada pemuda di samping nya yang tak lain adalah anaknya.

"I-iya maa."

"Watanabe Haruto." Ujarnya singkat sambil membungkuk.

Setelah nya mereka makan dengan Khitmad sampai celetukan Hanbin membuat Asahi tersedak.

Uhukkk

Reflek Hanbin menepuk-nepuk punggung anaknya itu, juga Haruto memberikan minum untuk nya.

Muka Asahi memerah saat minum itu, Bukan karena apa, dia baru menyadari jika gelas itu bekasnya Haruto.

"Bukannya itu kecepetan."

"Nggak kok, kita udah ngerencanain ini dari lama." Ujar Hanbin

"Kok g bilang dulu ke Asa."

"Lagi nunggu waktu yang tepat aja." Asahi yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas.
.
.
.
.
.
Tak terasa waktu telah berlalu,dan acara pernikahan Hanbin dan Lisa pun sudah selesai. Kini mereka sudah sah menjadi keluarga.

Asahi sendiri di usingkan si apartment Haruto, bahkan pakaian nya sudah ada di apartemen Haruto buat beberapa hari ngungsi. Taulah ya yang mau malam pertama 🌑, anaknya di suruh pergi biar g ganggu.

Awalnya Asahi menolak dan ingin menginap di apartemen Jaehyuk saja, tapi papa nya itu menolak mentah-mentah.

Takut anak manisnya di apa-apain katanya.

Papanya nyuruh dia tinggal dengan Haruto katanya biar ada yang jagain dia, sama biar akrab.

Padahal mereka itu akrab, akrab banget malahan, tapi itu dulu.

Iya dulu, sekarang mah udah kaya orang g kenal, Canggung.
.
.
.
Seperti siang ini, mereka berdua sedang makan siang di meja makan dengan keadaan hening.

Asahi yang biasanya bertingkah aneh jadi lebih banyak diam, sedangkan Haruto sendiri Emng sudah diam dari dulu.

"Nanti gue mau ke rumah temen." Asahi hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau gue pulangnya lama, kunci aja pintunya. Gue bawa kunci cadangan."

Lagi-lagi Asahi hanya mengangguk sebagai jawaban, entahlah, lidahnya terasa malas untuk bicara.

Haruto lantas lekas pergi setelah mendapat anggukan dari Kaka tiri nya itu.
.
.
.
ini sudah tengah malam, Asahi terbangun dari tidurnya ketika ia merasa haus.

Saat berjalan menuju dapur, mata Asahi melihat seorang pria sedang duduk di sofa depan tv dengan memijat pelipisnya.

Asahi yakin jika itu Haruto.

Merasa ada yang tidak beres, Asahi menghampiri Haruto yang masih Saja memijat pelipisnya pelan.

Sesampainya di samping anak itu, Asahi mencium bau alkohol yang sangat menyengat di Indra penciumannya.

"Haruto."

Anak itu menoleh kan kepalanya kala ada yang memanggilnya.

"Asaa."

"Kamu mabuk haru?."

Bukannya menjawab pertanyaan dari kakak tirinya itu, Haruto malah menarik Asahi hingga terjatuh dalam pelukannya.

"Haruto!! Apa-apaan kamu." Teriak Asahi memberontak.

"Asa-hi, jangan tinggalkan aku lagi." Racun Haruto yang di abaikan oleh Asahi.

"Saat itu kau hanya salah paham, aku dan Yuna Tidak punya hubungan apa-apa." Rancau nya lagi yang lagi-lagi di abaikan oleh Asahi yang masih memberontak.

"Sayang dengar kan aku, waktu itu Yuna hampir terjatuh, jadi aku menolongnya. Lagi pula Yuna itu sepupu jauh ku." Asahi yang mendengar itu langsung berhenti memberontak, tubuhnya kaku seketika.

"Jangan akhiri hubungan kita sayang, aku masih sangat mencintai mu setelah dua tahun kamu meninggalkan ku."

Asahi seolah sadar dan kembali memberontak.

"Tidak bisa Haruto."

"Kenapa tidak bisa asaa?!?."

"Kalau kamu lupa, kita sudah jadi saudara Harutoo!!."

"Hanya Saudara Tirikan? Kita tidak punya hubungan darah sayang." Remeh Haruto yang sudah menenggelamkan wajahnya di pepotongan leher Asahi.

"H-haruto lepas!." Berontak Asahi semakin kuat kala Haruto menjilati lehernya.

"Gue gak mau lepasin sebelum Lo mau balikan sama gua."

"Tetep g bisa Haru, aku ngga mau." Lirih Asahi saat merasa lelah karena memberontak yang tidak bisa menghasilkan apapun.

"Masih aja nolak gue saa?." Tanya Haruto seraya terkekeh.

"Oke, siap-siap aja abis ini Lo gak akan bisa nolak gue lagi." Lanjutnya menyeringai.

"M-mau ngapain Lo." Bentak Asahi saat Haruto mendorong nya tidur terlentang di sofa Panjang dengan tangan nya yang mengunci pergerakan si manis.

"Buat kehidupan di perut Lo, biar gak ada alasan apapun lagi buat Lo nolak gue."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan Lupa V.O.T.E Kritik dan saran silahkan tinggalkan di KOMENTAR😓🙏

Z.O.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang