One Shoot 1

2.2K 136 20
                                    

"Har, ayolah!" Asahi menggoyangkan lengan Haruto yang seakan terbuat dari batu.

"Ck. Jangan ganggu gue ah." Haruto mengibaskan Asahi Dengan Keras hingga terjungkal.

"Anjir sakit." Asahi mengecek siku kananku yang tadi menjadi tumpuan ketika terjatuh dan mendapati ada memar kebiruan disana.

"Biru nih"

Haruto melirik asahi sekilas lalu kembali fokus dengan game di layar komputernya.

"Peduli?" Haruto berkata dengan nada mengejek.

"Bentar aja har. Gak lama kok. Suer!" Asahi mengacungkan dua jarinya membentuk simbol peace.

"Yaudah. Apa?" Haruto melog out gamenya dan memutar kursinya ke arah Asahi yang duduk di atas karpet kamarnya.

"Besok gw ada kencan sama Yujin."

"Terus?" Haruto mengangkat sebelah alis.

"Rencananya gue mau cium dia di bibir."

"Hubungannya sama gue apaan?" Haruto terlihat tak sabar.

"Itu, eu anu." Asahi menggaruk pipinya gugup. Merasa agak bimbang lebih baik katakan apa tidak ya?

"Cepetan. Game gue lebih penting daripada anu-nya Lo."

Asahi Menghela Nafas dan menghembuskannya pelan. Okay Asahi siap.

"GueMauLoAjarinGueCiuman." Tanpa sadar Asahi berkata cepat.

"Hah." Haruto melongo kayak orang bego.

"Ngomong apa Asa?? Cepet Banget."

"Gue mau Lo ajarin gue ciuman Lo kan punya banyak mantan. Pasti udah pro lah."

"Pala Lo!" Haruto melempar bantal leher bergambar animasi Sinchan.

"Ngawur aja. Mending pulang gih. Cuci kaki Trus bobo."

"Setaaann." Teriak Asahi kesal

Haruto berbalik kembali menghadap komputer dan hendak me log in gamenya kembali.

"Gue beliin Lo PS4. Asal Lo mau ajarin gue ciuman. Gimana??"

Asahi tersenyum menang. Tawaran ini tidak mungkin Haruto tolak. Terlihat Haruto terdiam dan menggerakkan jarinya pada meja.

"Oke deal!. Tapi gue mau PS4nya ada besok pagi." Haruto bangkit dari kursinya dengan agak semangat.

"Gampang." Asahi menjentikkan jari dan menghubungi orang suruhan papanya untuk menuruti permintaan Haruto. Baru kali ini Asahi merasa beruntung jadi anak orang berada.

"Udah kan. Lo gabisa nolak lagi." Asahi tersenyum lebar.

"Iya iya." Haruto mengangkat bahu.
"Gimana gue ngajarinnya?"

"Malah nanya balik!" Asahi memutar bola mata.
"Ya Lo pikirin lah gimana caranya."

Haruto terlihat berpikir kemudian ia mengambil cermin sebesar buku tulis yang tergantung di kamar mandi.

"Nih, Lo ngaca terus bayangin kaca itu Yujin."

"Gila!" Asahi merengut. Mana bisa Yujin di bandingkan ama kaca? Sama aja Asahi mirip orang gila ciumin bayangan sendiri.

"Lah Trus gimana?" Haruto terlihat bingung sendiri.

"Ya bibir gue harus nyentuh sesuatu lah, kecuali kaca ya!" Asahi mengacungkan telunjuk ketika Haruto hendak protes.

"Oh iya! Lo latian Pake boneka aja ya?" Haruto menjentikkan jari.

"Ngapain sih susah susah? Pake bibir Lo aja." Asahi mengusulkan. Lagian praktek langsung kan lebih mudah dicerna.

Z.O.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang