chapter 4

96.8K 7.7K 786
                                    

Pagi hari pun tiba.

Seperti biasa, Jordan akan pergi berkuliah.

Tapi kali ini dia tidak sendiri, karna ada Nathan yang menemaninya.

Jadi, pemuda itu tadi malam memutuskan untuk menginap dirumah Jackson.

Dengan alasan masih merindukan sahabatnya itu.

Mau tidak mau Tio dan Roki pun mengiyakannya.

Lagipula kasian juga putranya sudah lama tidak bertemu Jordan.

Dan kini berakhirlah mereka yang sedang makan bersama di rumah Jackson.

Tentunya dengan Tio dan Roki juga.

Karna semalam kedua orang tua itu dipaksa Dion agar mau menginap juga.

"Kau nanti pulang jam berapa, Jordan?"

Jordan yang dipanggil pun menoleh ke arah Nathan.

"Sore, mungkin jam empat atau lima. Kenapa?"

"Hehe aku ingin menumpang pulang."

Jordan pun memutar bola matanya malas.

Kebiasaan sekali temannya ini.

Tidak pernah mau membawa kendaraan sendiri ketika pergi kemana-mana.

"Sudah kuduga."

"Jadi boleh kan?"

Jordan akhirnya terpaksa menganggukkan kepalanya.

Lagipula dia juga sedikit rindu dengan temannya ini.

"Kau memang yang terbaik hehe."

"Hmm. Aku sudah selesai."

"Aku juga."

Kedua orang tua mereka pun menoleh.

Lalu Jackson menyodorkan sebuah black card kepada Jordan.

Begitu juga dengan Roki yang menyodorkan sebuah black card kepada Nathan.

"Apa dad?"

"Uang sakumu."

Jordan pun menganggukkan kepalanya senang.

Padahal dia tidak pernah meminta kartu-kartu seperti itu, tapi entah kenapa Jackson selalu memberinya black card sebagai uang sakunya.

Begitu juga dengan Nathan.

"Uang sakumu, cukup?"

Nathan mengangguk kesenangan.

Meskipun terkadang Nathan heran dengan daddynya beserta pamannya itu

Lantaran kedua orang tua itu tidak pernah kehabisan uang sedikit pun.

Tapi sudahlah, itu urusan para orang tua.

Lalu mereka berdua pun berpamitan.

Dan segera pergi menuju ke kampusnya.

Karna sebentar lagi kelas Jordan akan dimulai, dan Nathan juga berangkat pagi lantaran ini merupakan hari pertamanya berkuliah di kampus Jordan.

"Kau sudah mempunyai kekasih, jordan?"

Jordan mengalihkan pandangannya dari jalanan.

Lalu menatap Nathan sebentar.

Dan menyeringai.

"Tentu saja sudah, bodoh. Bagaimana mungkin remaja tampan sepertiku tidak mempunyai kekasih?"

Nathan pun berdecih.

DON'T YOU DARE GO, BABY {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang