Ending.

48.4K 4.5K 478
                                    

"Sayang, kumohon jangan seperti ini." ucap Jordan dengan rasa takut yang sangat besar.

Bagaimana tidak takut jika saat ini kekasihnya itu berdiri tepat disamping balkon kamar ruangan rawat inap itu.

Dan mencoba untuk bunuh diri.

Jordan tahu jika saat ini Aska pasti belum bisa menerima kematian anak mereka, tapi jangan seperti ini.

Jika Aska memutuskan untuk menyusul anaknya, lantas apa alasan baginya untuk tetap hidup?

Buah hati dan cintanya telah pergi meninggalkannya.

"Sayang ku mohon, jangan seperti ini. Aku tahu ini berat bagimu, tapi aku tidak mau kehilangan orang yang sangat ku cintai untuk yang kedua kalinya, sudah cukup bagiku kehilangan anakku dan aku tidak ingin kehilangan dirimu juga."

Seakan menulikan pendengarannya, Aska tetap tidak beranjak dari tempatnya.

Tatapan matanya pun kosong.

Dan wajahnya pucat pasi.

Seperti orang yang memang sudah tidak ada semangat untuk tetap hidup.

"Boy, daddy mohon kepadamu. Jangan seperti ini, kau masih mempunyai Jordan yang tidak akan pernah meninggalkanmu." kini giliran Ken yang angkat bicara.

"Tumben sekali kau berguna." cibir Jackson tanpa merasa bersalah dan tidak mengerti situasi.

"Sayang, turunlah. Kau sudah tidak sayang kepada kami semua?" suara lembut Leon juga terdengar sedikit bergetar.

Dia sangat takut kehilangan putranya itu.

Putra semata wayangnya.

Yang sangat dia sayangi.

Sudah cukup baginya kehilangan calon cucunya, sekarang dia tidak ingin kehilangan anaknya juga.

Leon tahu, kehilangan seorang anak memang sangat berat.

Tapi setidaknya putranya itu masih memiliki keluarga dan cintanya, yakni pemuda bernama Jordan.

Leon tahu, kedua pemuda itu saling mencintai.

"Sayang, tolong jangan seperti ini. Kau tega meninggalkan kami semua? Kau juga tega meninggalkan orang yang sangat kau cintai? Kau masih punya kami dan Jordan, sayang."

Dan seketika Aska pun terdiam.

Lalu perlahan-lahan dia menoleh ke arah Jordan.

Dan mendapati pemuda itu yang tengah menitihkan air matanya.

Aska seketika langsung turun dan memeluk Jordan dengan erat.

"Hiks maafkan aku. Aku tidak mau meninggalkan dirimu, Jordan!"

"Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku lagi, sayang."

"Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu lagi, aku juga berjanji tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu tadi."

"Aku sangat senang mendengarnya karena aku benar-benar tidak mau kehilanganmu, sayang."

Dan mereka pun saling memandang satu sama lain.

Lalu Jordan mencium kening Aska dengan lembut.

Menyalurkan semua rasa cintanya.

Semua orang yang menyaksikan itu tentu saja terharu.

Tak terkecuali Jeffry yang entah kenapa ikut meneteskan air matanya dan tanpa sadar menangis tersedu-sedu di pelukan seorang dokter tampan yang kini menenangkannya.

"I'm really love you, babe."

Dan didetik selanjutnya,

Jordan sudah menekuk setengah kakinya untuk berlutut didepan Aska.

Mengambil sebuah kotak kecil yang terlihat sangat indah dari dalam saku celananya.

Lalu membuka kotak itu tepat di hadapan Aska.

"Maukah kau menikah denganku, Aska Aksarandra? Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu seperti yang dulu sudah pernah ku ucapkan. Aku juga tidak akan sekedar berjanji saja, tapi aku akan membuktikannya---

Menatap Aska dengan lembut, 

---aku juga tidak menyesal jika suatu saat harus mengorbankan nyawaku demi dirimu, bahkan aku dengan senang hati melakukannya asalkan kau tidak tesakiti sedikit pun."

"Terima saja, Aska. Semua genku tidak ada yang mengecewakan, dan tidak ada yang suka bermain-main dengan sebuah hubungan."

Memang benar yang dikatakan Jackson, gen keluarga Deandrovhime tidak pernah mengecewakan.

Buktinya dulu saat ibu Jackson belum meninggal pun Jeffry sangat setia kepadanya, dia baru menikah lagi karena paksaan neneknya yang ingin Jeffry segera menikah lagi.

Jackson juga sama, selama dia menikah dengan Dion, dia tidak pernah bermain-main dengan siapapun.

Baik wanita ataupun pria.

Dan jika banyak orang yang kadang salah paham akan hubungannya dengan Ken, maka mereka salah besar.

Karena Jackson sendiri tidak pernah mempunyai hubungan bahkan perasaan kepada Ken.

Dan Jackson juga yakin, putranya itu sama seperti dirinya.

Tidak suka mempermainkan sebuah hubungan.

"Bagaimana, sayang? Apakah kau mau menjadi pasangan hidupku? Mungkin lamaranku ini memang terbilang sangat sederhana, tapi cintaku padamu sangat besar. Bahkan jika suatu saat nanti akan ada yang memisahkan kita, aku tidak segan-segan membunuhnya dengan tanganku sendiri."

"Kau mau, sayang?" tanya Jordan sekali lagi karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Aska.

Justru kekasihnya itu hanya diam dan menatapnya dalam-dalam.

"Aku mau menikah denganmu, Jordan Deandrovhime." jawab Aska dengan bibir yang bergetar dan matanya berair.

Lalu Jordan pun memakaikan cincin yang dia bawa ke jari manis Aska.

Dan dia berdiri,

Membawa Aska masuk kedalam pelukannya.

Lalu berkata,

"Aku sangat sangat sangat mencintaimu, Aska Deandrovhime."

"Aku juga sangat teramat mencintaimu, Jordan Deandrovhime."

Tangisan bahagia pun dirasakan oleh Jordan dan Aska.

Cup

Dan mereka larut dalam ciuman yang hangat dan lembut tanpa adanya nafsu sedikitpun.

Bersamaan dengan berakhirnya kisah cinta mereka.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
End.

Gimana ceritanya menurut kalian?

Ngebosenin ngga si?

Jujur aku sedih sih, soalnya habis cerita ini, Jackson beserta keluarganya sama Ken dan keluarganya udah ngga muncul lagi dicerita aku.

Dan makasih yaa yang udah berkenan baca cerita aku ^^

Makasi  juga udah selalu dukung aku hehe ^^

Ily all♡.

DON'T YOU DARE GO, BABY {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang