5

18 8 3
                                    


Memang, kita harus merelakan sesuatu apapun itu yang tidak berpihak kepada kita. Sekecil apapun itu, sebesar apapun itu, merelakan bukan perihal mudah. Kita perlu ketabahan, keihklasan, dan kekuatan untuk melepaskannya. Ingat! Itu semua akan terganti dengan hal-hal tak terduga, bisa saja dengan sesuatu yang lain, bukan sama dengan yang kita relakan itu.

Seperti sekarang ini, Senja tengah menangisi sepatu barunya yang dibelikan ayah dua hari yang lalu. Sepatu itu kebesaran, melebihi ukuran kakinya.

Sepatu berwarna moody blue dan cotton white yang sangat disayang Senja seperti anak sendiri itu telah hilang sebelah, lebih tepatnya terlempar saat dirinya di kejar ODGJ dan sialnya sebelum dia sempat mengambil, ODGJ tersebut lebih dulu mengambilnya dan membawa kabur.

"ODGJ nya juga ngapain ngambil sepatu aku sih? Kan kalo dijual juga nggak laku, dipake juga lawannya nggak ada!" Senja sekarang terlihat sangat frustasi. Jika tiba-tiba El datang kerumahnya sekarang, dan melihatnya yang sedang seperti ini, bisa dipastikan dirinya malu setengah mati.

"Udah lah, Ra, biarin aja. Nanti kita beli lagi," ujar ayah menenangkan.

"Tapi aku maunya yang kaya gitu, ayah. Aku sayang banget ya sama sepatunya, walaupun ayah beli kegedean dari ukuran kaki ku," jawab Senja cemberut, membuat ayah terkekeh gemas dengan ekspresi anak gadisnya ini.

Terlihat bunda datang dari arah dapur, membawa tiga cangkir susu dan sepiring kue rasa vanilla. Menggelengkan kepala melihat kondisi putrinya ini. "Kamu nggak malu ya, kalo El tau pasti diketawain." Bunda tertawa pelan.

"Bunda jangan gitu ya, nanti aku ngambek, bunda ngga mau bujuk," sepertinya Senja benar- benar frustasi, terbukti dari rambutnya yang terlihat berantakan.

"Bun,"

Yang dipanggil bunda, tetapi ayah juga ikutan noleh.

"Aku kok bisa sayang banget ya sama El. Sayangnya, kita beda bunn!"

Ayah yang mendengar pernyataan dari putrinya tersebut tersenyum, "Ara, bisa aja sebenernya rasa sayang kamu itu sebuah ujian," bunda tersenyum menyetujui ucapan ayah.

Senja mengerutkan kening, tidak paham.

Ayah kembali melanjutkan, "Rasa sayang kamu ke El itu bisa aja teguran dari Allah, karena kamu lebih menyayangi El, dari pada Pencipta mu, nak. Allah mau nguji kamu, lebih sayang mana kamu ke El atau ke Allah. Dan yang tau jawabannya ya kamu sendiri."

"Ujian itu bukan semua tentang kita menderita karena masalah, karena kekurangan ini ataupun itu. Ujian dari Allah juga bisa lewat hati, Ra. Seperti sekarang, kamu yang sayang banget sama El. Bunda nggak nyalahin kamu karena sayang El, tapi kamu juga harus sayang sama Tuhan mu lebih dari kamu sayang El, Ra!" bunda menambahkan.

"Tapi, nda. Ih kenapa sih? Kok rumit ya?" Senja tidak mengerti, dan tidak akan pernah mengerti kenapa dia sesayang itu pada El. Yang dia tau, dia begitu karena sikap El yang selalu manis padanya.

"Udah ah, aku mau mandi. Abis itu mau nangisin sneaker ku lagi," ujar Senja sambil berdiri dan berjalan ke arah tangga, menuju kamarnya. Meninggalkan ayah dan bunda yang tersenyum geli dan menggelengkan kepalanya.

******

"El, kamu tau nggak?"

"Nggak, Ra. Kan kamu belum ngasi tau," jawab El di seberang sana.

Ya, mereka sekarang sedang menelepon manja.

"Sneaker aku yang baru, yang dibeliin ayah, masa dipungut ODGJ," Senja memberengut kesal.

"Bisa aja ODGJ nya tertarik ke kamu, tapi nggak bisa ngegapai. Jadinya ngambil sneaker kamu," El tertawa.

"Ell! Aku serius ya!" Senja merengek, membuat El kembali tertawa gemas.

"Kamu serius ya? Mau apa, hm? Apa mau nikah sekarang juga?"

"Terserah. Aku kesel sama kamu!"

Diseberang sana El tak henti- hentinya tersenyum, walaupun tidak terlihat oleh Senja.

"Apa bedanya aku sama anggrek?" tanya Senja kemudian.

El menjawab dengan santai, "Anggrek cantik, kamu jelek." El terkekeh geli.

Senja mengerucutkan bibirnya kesal, "Kamu kok gitu sih, El."

"Gitu gimana, sayang?"

"El, aku imut nggak? Imut kan pasti?" tanya Senja penuh semangat.

El tertawa, "Kamu jelek, Ara."

"Ih, kamu itu ganteng besti, tapi tidak dengan hati mu besti!" Senja berdecak kesal, "El, aku sayang kamu banyak-banyak!"

"Iya, Ara. El juga. Sayang Ara banyak-banyak. Kamu mau apa? Seblak? Martabak? Sate? Boba?"

Senja tersenyum sumring, tapi dia hanya menjawab, "Aku lagi nggak mau apa- apa. Cuma mau kamu tetep sama aku, El!"

Di seberang sana El juga tersenyum menanggapi nya, "Sekarang Ara bobo ya, bobonya harus nyenyak. Jangan lupa mimpiin El, oke? Good night Ara, love you always!!"

******

Teteteteterererett!!
Hi pren, w kembali dengan cerita Ara dan El.
Makin hari makin gaje nggak si?

Kenapa kalo niat lanjutin cerita, idenya selalu ilang?
Bikes deh, kek "Lo ngajak berantem ya sama gue? Kalo iya yaudah, gue nggak berani berantem sama lo sih!"

Oh iya besti, kalian suka nggak si cerita nya. Asli deh w ovt ggra ceritanya jleg.

Ini w keknya ikutan gaje deh, dahlah.
JANGAN LUPA LAIK, KOMEN, DAN SABKREB YA!! JANGAN LUPA JUGA BUAT NGGAK USAH MANDI, BIAR AIR RUMAH KALIAN HEMAT, OKE?!!

MAKASIH YANG UDAH NGELAKUIN SEMUANYA!!
I LOVE ME, GUYS!!

JANGAN LUPA FOLLOW IG W YANG TIDAK ADA KEHIDUPAN DISANA!
IG NYA: @/SSWEETYGIRLL_
YANG PP NYA CEWE LAGI BERDIRI TEGAK DENGAN SENYUM MANIS INDAH CETAR WOW MEMPESONA MEMBAHANA MEMBUAT DOYOUNG KOBAM TERGILA-GILA, AH SLIBAW!

OKE SEGINI AJA, MAKASI MAKASI!!

SALAM SAYANG,
JINGGA ISTRI LEE JENO.

- 6 JANUARI 2022.

DIFFERENT || HUANG RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang