"Nanti temenin aku ke gereja ya, Ra," ujar El sambil mengelus-elus rambut Senja yang duduk disamping nya.
Hari Minggu pagi ini mereka berdua sarapan bubur ayam di dekat taman Tegallega, kota Bandung.
Senja mengangguk, "Iya, El. Nanti aku temenin sampe selesai."
"Kenapa kamu nggak pergi bareng mama dan papa mu?" tanya Senja kemudian.
"Nggak mau aja, pengen ditemenin kamu, Ra," jawab El sembari menyuapkan bubur ayamnya kepada Ara, "Enak nggak, Ra, buburnya?"
"Enak. Kenapa kamu nggak coba aja, El?"
"Liatin kamu makan aja aku udah kenyang, Ra," El tersenyum dan mengelus lembut kepala Senja.
El memberikan minum nya pada Senja, kemudian melihat- lihat sekitar yang ternyata mayoritas nya anak-anak muda seusia mereka.
Bubur ayamnya sudah habis, mereka memutuskan untuk langsung ke gereja.
******
Selama di perjalan, hanya ditemani suara musik dari radio mobil El. Mereka berdua sama sekali tidak membuka obrolan.
Sesekali El melirik Senja yang fokus ke jalanan. Tangan kiri El mengelus- elus tangan Senja di pahanya.
El mengerutkan kening, tidak biasanya gadisnya ini diam melamun seperti sekarang.
"Ra?"
Senja menoleh, "Kenapa, El?"
"Kamu kenapa diem aja? Ada yang ganggu pikiran kamu?" tanya El hati-hati.
Senja menarik napas panjang, dia menatap El dari samping, "El, kenapa ya kita harus beda, ternyata beda keyakinan lebih sakit ya dari beda makanan favorit," Senja terkekeh, merasa konyol dengan kata-kata terakhirnya.
"Terus juga, aku kadang suka heran sama kita, udah tau beda, kok di lanjutin," Senja mengelus rambut El dari samping, tatapan sayang dari Senja membuat dada El menghangat. "Sayangnya kita udah terlanjur sayang banget- banget ya, El. Susah buat keluar."
"Ra, apapun yang terjadi itu takdir Tuhan. Kita saling sayang sekarang ini juga karena takdir dari Tuhan. Takdirnya bisa kita ubah, tapi sayangnya kita tetep ikutin alur, sampe akhirnya kita jatoh makin dalam. Gak pa-pa ya, Ra. Kita nikmatin dulu, aku yakin kita bakal tetep sama- sama," El tersenyum dan mengecup singkat punggung tangan Senja.
"El, aku sayang kamu, banget!" Senja tersenyum tulus ke arah El. Binar matanya seolah benar- benar takut El pergi darinya.
"Aku lebih sayang kamu, Ara ku!"
******
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya mereka tiba di gereja tempat El akan mengikuti Misa.
El sudah masuk ke dalam gereja, sedangkan Senja kini tengah duduk di taman samping gereja. Di sana, tidak jauh dari tempat Senja duduk, dia melihat perempuan nampak kesusahan berjalan menggunakan tongkat kruk. Kakinya masih diperban, seperti nya cedera yang cukup serius.
Senja berjalan ke arah perempuan itu, "Mari kak, saya bantu."
Perempuan yang belum Senja ketahui namanya mengangguk, kemudian mereka duduk di kursi yang tidak jauh dari sana.
"Kenalin nama gue Tika. Nama lo?" Tika menyodorkan tangannya dan tersenyum ke pada Senja, terlihat lesung pipinya serta gingsul, menambah kesan manis.
Senja menerima uluran tangan tersebut dan balas tersenyum, "Senjara, kak."
"Nggak usah manggil kak. Kayak nya kita seumuran." Senja mengangguk menjawabnya.
"Lo ngapain disini? Tadi gue liat lo dari arah gereja, nggak masuk?" tanya Tika bingung.
Senja tersenyum kaku, "Nggak, ini cuma nemenin pacar kok. Lagian gue muslim." Senja tertawa canggung.
Sedangkan Tika melebarkan bola matanya, sedetik kemudian dia tersenyum sendu.
"Kalian beda agama ya?"
Senja mengangguk.
"Lo mau dengerin cerita gue nggak?"
"Boleh, cerita aja," Senja mengangguk antusias.
Terlihat Tika menengadahkan wajahnya ke langit, kemudian menarik napas panjang dan mulai berbicara."Gue sama pacar, lebih tepatnya mantan juga beda agama. Gue Islam, mantan gue Hindu. Awalnya kita baik-baik aja tanpa ikut campur ortu kami. Tapi lama kelamaan, ortu kita tau. Mereka nggak setuju.
Sampai akhirnya, orang tua mantan gue dateng kerumah, minta ke temu ayah sama ibu gue. Mereka malah bilang ayah dan ibu gue nggak bisa didik anak karena mantan gue makin jauh dari Tuhannya semenjak pacaran bareng gue. Tapi gue tau, sebenernya nggak gitu, pacar gue selalu ibadah, tapi mereka aja yang nggak pernah liat.
Masalah kami makin besar, bahkan sampe bawa polisi. Ya lo pikir aja masalah kaya gini dibawa ke polisi. Gue dan mantan pun putus. Mantan gue ngelakuin percobaan bunuh diri, tapi nggak berhasil karena kepergok temennya. Tapi dia tetep nekat, dia nyoba lagi. Sekarang dia udah tenang." Tika menangis, membuat Senja langsung memeluk nya.
"Dan lo tau kaki gue kaya gini karena apa?" Senja yang dapat pertanyaan tersebut menduga-duga.
Tika menghapus air matanya dan kembali melanjutkan,"Karena gue juga capek mungkin, gue bawa mobil ngebut akhirnya kecelakaan. Gua bahkan nggak jadi mati, padahal gue ngarepin itu."
"Tapi lama-lama gue sadar, semua yang kita mau itu belum tentu bakal ke wujud. Apapun yang terjadi, apapun masalahnya hadepin, bukan malah niat bunuh diri."
"Hidup harus terus berjalan, bukan karena orang lain atau apapun itu. Kaya gue pernah baca semacem motivasi gitu, isinya,if you want to live a happy life, tie it to a goal, not to people or objects."
"Sekarang gue nerima, biarpun sekarang gue gini, tapi gue harus tetep bersyukur. Jadi, kalo lo sama pacar lo pisah, jangan ngelakuin hal aneh, itu bukan ngerugiin lo aja, tapi ngerugiin orang lain. Kadang kita harus merelakan sesuatu yang besar, sesuatu yang selalu kita butuhin. Dan kebanyakan orang bersedih karena itu, padahal dibalik itu semua bakal ada sesuatu yang lebih-lebih besar, bisa membuat kita lebih bahagia dari sebelumnya. Pesan gue, apapun yang terjadi di antara lo dan pacar lo, jangan stuck di itu aja, tetep semangat dan harus punya tujuan selanjutnya ke arah positif. Oke!!"
******
"Religion without knowledge is blind. Science without religion is lame."
- Albert Einstein.******
Holla ketemu lagi dengan aku!!
Ayo absen dulu sesuai kota masing-masing>>>
Oh ya, Happy New Year readers ku tersayang.
Tahun baru, kita juga harus baru. Pikiran baru yang lebih positif.
Semoga di tahun ini kita semua kaya ya, amiin.Jangan lupa di vote ya, gratis kok mencet nya, itu pencet yang tanda bintang dibawah, oke?
Terima kasih yang udah baca, nge vote, komen dan share!
Sampai jumpa lagi, paypay!!Salam sayang,
Jingga- 5 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT || HUANG RENJUN
Teen Fiction"I love you, but your God loves you more than I love you" -Different. •••••• Jangan jadi plagiat, karena dengan itu lo nggak bakal hebat! Jangan jadi plagiat, karena dengan itu Renjun tetap nggak bakal mendekat! Jangan jadi plagiat, karena bujang- b...