+62123xxxxxxxx-send a picture
- lagi. di kafe Jurnal Risa!____________________________
Ketiga kalinya, sudah tiga kali dengan ini Senja selalu di kirimi foto El dengan perempuan lain yang wajahnya sangat asing bagi Senja.
Selama ini, Senja selalu menutupi apa yang dilihatnya dari foto itu. Dia bukannya tidak percaya dengan El, tetapi akhir-akhir ini El memang banyak berubah. Alasannya singkat, sibuk.
Tidak, Senja tidak selalu menuntut agar El selalu dengannya. Tapi bagaimana jika seseorang yang bahkan tidak pernah absen untuk menanyakan kabar, mengajak jalan, kini malah terasa berbeda? Apalagi dirinya sudah tiga kali mendapati foto El dengan perempuan yang sama.
Foto pertama, El mengusap rambut perempuan itu dan menatap nya lembut. Foto kedua, El tengah menggendong perempuan tersebut, terlihat seperti nya di taman. Dan foto terakhir, El sedang menyuapi perempuan itu.
"El, sebenernya kenapa?" lirih Senja.
Setelah membereskan penampilan nya, Senja segera bergegas kebawah karena ojol pesanan nya sudah menunggu dibawah. Menghiraukan pertanyaan ayah dan bunda, kemana ia akan pergi. Tujuannya adalah kafe tersebut.
*****
"Kak, thank you, ya! Kakak udah baik banget sama Nina," kata perempuan di depan El itu.
El mengusap rambut Nina pelan, "Santai kali, kalo ada apa-apa hubungi kakak aja ya?"
Nina mengangguk, tersenyum cerah, "Iya kak, Nina sayang kakak!"
El menggenggam tangan Nina, dan menatap Nina hangat, "Gue juga sayang lo, Nina!"
"El?!!" Suara perempuan yang tak asing di telinga El menyapa, lebih tepatnya kaget.
El membalikkan badannya, dan benar saja, El tak kalah kaget. Ya, dia Senja, Senjanya sedang tersenyum miris.
"Aku kira kamu sibuk ngurusin skripsi or pekerjaan di kantor papa mu," Senja terkekeh pelan. "Aku ganggu ya? Maaf, silakan di lanjutin!" Senja membalikkan badan, ingin segera keluar dari kafe ini, tapi tangan besar milik El lebih dulu mencekal pergelangan tangannya.
"Kenapa, El? Itu urus aja perempuan kamu yang baru mungkin?" Senja berusaha agar tidak menumpahkan air matanya sekarang.
"Ara, maaf. Ini nggak yang kayak kamu pikirin! Aku cuma ber-" Perkataan El lebih dulu dipotong oleh Senja, "Cuma berduaan kan? Nggak pa-pa, lanjutin aja!" Senja tetap tersenyum.
"Nggak, Ra. Kamu salah paham, aku bisa jelasin. Ayo sekarang aku jelasin, Ra!" bujuk El.
"Iya, El. Nggak usah kamu jelasin, aku percaya kamu. Tapi sekarang aku kayanya butuh ice cream di tempat biasa, aku duluan," Senja mulai melangkah, dan melirik ke arah Nina yang berdiri di samping El, "Selamat bersenang-senang kalian!"
El berjalan cepat, mengejar Senja yang sudah keluar kafe, di ikuti oleh Nina.
"Ara, ayo sini aku bakal jelasin semuanya," bujuk El.
Senja menarik napas panjang, "Iya. Apa?"
El tersenyum tipis, walaupun terlihat ogah-ogahan setidaknya Senja mau mendengarkan nya.
"Baiknya aku kenalin perempuan di samping aku dulu," El memulai. "Namanya Nina, dia anak temen mama. Orang tuanya Nina nitipin Nina ke aku dengan alasan mereka akan pergi urusan pekerjaan. Tapi ternyata waktu diperjalanan mereka mengalami kecelakaan dan naasnya meninggal ditempat. Karena itu, aku disuruh mama buat jadi temennya Nina."
Nina tersenyum ramah, "Tapi kak, kakak Ara ya? Maaf, aku suka kak, El. Sayang kak El juga. Dan kalung ku mungkin udah cukup ngejelasin kan?"
"Nggak, Ra. Jangan dengerin. Walaupun siapa aja yang suka aku, aku nggak bakal kegoda," ujar El lirih.
Nina melotot, "Lho? Kak El gimana sih? Kemaren kakak bilang juga suka aku dan bakal jadi pacar ku, terus mu-" Ucapan Nina terpotong karena suara Senja.
Senja tetap tersenyum sedari tadi, dia tidak ingin dikatai lemah, "El, aku nggak apa-apa kalo kamu jujur ke aku tentang semuanya. Harusnya kamu jujur dari awal. Sekarang aku malah tau sendiri dan itu nyakitin aku, El!"
Tidak bisa, cairan bening dari mata Senja itu akhirnya lolos. Membuat raut bersalah dari El semakin kentara dan dia hanya mampu menggumamkan kata maaf.
"Nina suka kamu, kamu suka dia juga kan?" El menggeleng tegas.
"Aku nggak pernah bilang aku suka ke dia, Ra!" jawab El, membuat Nina melotot tidak terima.
"Kak El, kok gitu?" Protes Nina tak terima yang hanya dibalas tatapan tajam dari El.
"Kalian seiman. Aku nggak pa-pa kalo kamu mau sama dia. Kan kamu juga pernah bilang sebenernya pengen nya yang seiman. Nanti ujungnya juga jelas, El. Beda sama hubungan kita, kamu tau kan papa mu nentang kita banget?" Senja terkekeh miris.
"Akhirnya kak Ara sadar diri, kalian tu beda agama! Lepasin kak El buat aku ya kak? Jangan ngerasa sok tersakiti juga kak, kan dari awal tau kalian beda. Kakak sih, terlalu ngarep ya sama kak El?" ujar Nina begitu PD dan ngeselin.
"Jangan sok tau lo, bitc*h! Karena lo hubungan gue sama El rusak, anjin*g!" Senja menunjuk Nina penuh kebencian. Senja tidak bermaksud berkata kotor begitu, tapi dia terlalu kesal dan sedikit panas.
"SENJARA! KAMU NGGAK BISA NUNJUK NINA KAYA GITU DAN NGOMONG KOTOR DI DEPAN DIA!" El marah, dia tidak suka Senja berlaku seperti itu.
Lagi dan lagi Senja terkekeh miris, "Kamu bahkan lebih bela perusak, El. Aku tau kita emang nggak sama, tapi bukan gini caranya. Aku sayang kamu, El. Kamu tau itu kan. Aku cuma kaya nggak nyangka aja. Aku selalu percaya kamu, aku selalu banggain kamu di depan ayah sama bunda, tapi? LUCU EL, AKU NGGAK MINTA BANYAK HAL. AKU CUMA MAU KAMU JUJUR. KENAPA KAMU NGGAK JUJUR DARI AWAL? Bahkan sekarang kamu bentak aku di depan umum, yang dulu katanya kamu anti banget kaya gini!"
"Aku kecewa sama kamu, El!"
Senja berlari tak tentu arah, membuat El segera mengejar nya. Matanya membulat ketika melihat Senja berlari ketengah jalan raya, sialnya ada dua mobil dengan arah berlawanan yang melaju kencang, siap menabrak tubuh Senja, sedetik saja terlambat, maka---
"ARAA AWASSS!!" El berteriak kencang.
BRAKK!!!
******
"Menyakitkan ya, ketika kenyataan itu kembali terungkap lalu menguap dan perlahan-lahan membunuh ku, luka tapi tidak berdarah!"
-Senjara Shanza.******
Hello Everyone! How are u?
GIMANA GIMANA, KALIAN PENASARAN NGGAK KELANJUTAN NYA?!! CIE PENASARAN YAA?!
UNTUK ITU, JANGAN LUPA KOMEN, VOTE, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN, OKE?
Thank U and Love U, Guys!
salam sayang,
jingga.- 00.30, 10 Januari 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT || HUANG RENJUN
Novela Juvenil"I love you, but your God loves you more than I love you" -Different. •••••• Jangan jadi plagiat, karena dengan itu lo nggak bakal hebat! Jangan jadi plagiat, karena dengan itu Renjun tetap nggak bakal mendekat! Jangan jadi plagiat, karena bujang- b...